KEPINGAN KEDUA PULUH SATU

8.7K 429 1
                                    

Hi, Gimana nih guys. Udah sampai kepingan kedua puluh satu. Author berencana untuk segera menyudahi cerita ini dan Author harap cerita ini nantinya dapat berbekas dihati readers yaaa. Tapi tenang aja kok. Masih ada beberapa part yang akan author posting. Kali ini Point of View dari Rendy yaaa tentang cerita berantem di part selanjutnya. Happy Reading guys ^^



***

RENDY POV

Awalnya pagi itu menjadi pagi yang indah untuk Rendy. Melihat Aleta yang sedang kebingungan dikelasnya dari lapangan basket. Ini tempat favorit Rendy melihat Aleta dari kejauhan dengan teropong mini yang selalu ia bawa belakangan ini. Reno yang menyarankannya.

Ya, Reno tau siapa yang ia suka. Ia memberitahu Reno ketika obrolan mereka tentang Kirana di tempat sate waktu itu. Reno-pun juga mendukungnya untuk mendekati Aleta.

Rendy tersenyum masih mengintip Aleta dengan teropong itu.

"Harusnya gue laporin lo ke polisi karena menguntit" ucap seorang cowok yang tiba-tiba sudah berada disebelah Rendy

Rendy hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan aktivitasnya lagi melihat Aleta tapi tanpa teropong.

"Pantesan aja Aleta benci sama lo. Ternyata lo brengsek" pancing cowok itu dan berhasil membuat Rendy membalas kata-kata cowok itu.

"Lo ada urusan apa sama gue?" tanya Rendy dengan nada sedikit meninggi.

"Urusan gue? Jauhin Kirana" ucap Adi mengancam

"Apa urusan lu dengan Kirana sampe gue harus jauhin dia?" tanya Rendy dengan mengangkat sebelah alisnya dan menyunggingkan senyum miring menantang

"Bukan urusan lo. Gue disini berusaha buat ngasih tau lo sebelum terlambat atau lo bakal menyesal" kata Adi dan ketika ia hendak meninggalkan Rendy, tiba-tiba Rendy menarik kasar bahu Adi dan meninjunya.

"Ini tinjuan untuk dibukit waktu itu" ucap Rendy.

Adi dapat melihat pinggir bibirnya sudah sedikit robek dan mengeluarkan darah segar. Membuatnya hanya menyunggingkan sedikit senyum meledek kearah Rendy.

"ini balesan lo buat gue yang udah ngasih tau lo?" tanya Adi

"ternyata itu masih kurang ya buat lo" ucap Rendy dan ia langsung menghajar Adi dengan bertubi-tubi hingga membuat ia berkeringat dan beberapa orang sudah memperhatikan mereka dan mendatangi mereka.

"Udah? kalo udah, gantian gue" kata Adi dan langsung meninju Rendy dengan kasar.

"STOOPPPP!!!!" teriak Pak Mul BP di SMA Bakti Nusantara yang terkenal salah satu guru killer di SMA itu.

"RENDY! BAPAK GAK NYANGKA KALO KAMU SEPERTI INI. AYO IKUT BAPAK. BEGITU JUGA ANDA" kata Pak Mul lalu menyeret Rendy dan Adi masuk ke ruang BP.

Di dalam ruangan itu, Rendy dan Adi habis-habisan diomeli oleh Pak Mul. Adi yang jelas-jelas adalah CEO perusahan terkenal tidak digubris oleh Pak Mul sebagai CEO. Beliau tetap memarahi Adi habis-habisan namun bedanya dengan Rendy, Adi tidak mendapatkan hukuman.

"Rendy, kamu saya skorsing 1 minggu. Saya harap, kalian berdua dapat menyerap apa yang saya bilang tadi. Dan saya tidak mau anda membuat keributan disini lagi" ucap Pak Mul kepada Adi dan Rendy. Lalu mereka meninggalkan ruangan itu setelah hampir 3 jam mendengar ocehan guru itu.

"Gue peringatkan sekali lagi Ren" kata Adi terakhir dan ia pergi meninggalkan Rendy.

Rendy bingung kenapa cowok itu sangat tertarik dengan seseorang yang berada di sekitarnya? Ada apa antara Adi dan Kirana? Kenapa Adi memperingatinya sampai seperti itu?

Rendy tidak mau mengambil pusing masalah itu dan ia memutuskan untuk pulang saja. Ketika ia ingin mengambil tas-nya dikelas yang sudah sepi karena semua siswa sudah pulang, ia melihat bayangan Kirana ditaman dekat kelasnya.

"Sudah Adi, gak usah ikut campur urusanku. Tolong biarkan aku bahagia dengan pilihanku" ucap Kirana

"Tapi bukan gini caranya Rana. Kalo aku tau kamu menghancurkan hubungan orang lain dengan cerita bullshit-mu. Harusnya aku udah masukin kamu kerumah sakit jiwa!" bentak Adi

"Heh, orang-orang gak akan percaya dengan cerita kamu Adi. Kamu udah pernah mencoba itu kan. Jadi berhentilah mengganguku. Atau aku akan menggangu hidupmu" ucap Kirana dan pergi meninggalkan Adi.

Rendy sadar bahwa apa yang mereka obrolkan sangatlah sinkron dengan peringatan Adi. Ya, tidak seharusnya Rendy bersikap gitu kepada Adi. Rendy langsung bersembunyi ketika Kirana lewat didepan kelas mereka.

Kemudian Rendy melihat lagi kearah taman dan sudah tidak ada Adi disana.

"Lo lihat semua kan?" tanya Adi tiba-tiba. "itu yang gue maksud"

"Maksud kamu apa?"

"Kirana bukan seperti yang kalian tau selama ini. Lo harus hati-hati. Perlahan, gue akan kasih tau lo. Tapi jaga Aleta dari Kirana" ucap Adi lalu meninggalkan Rendy yang sedang berdiam ditempatnya.

Rendy menjadi bingung apa yang dimaksud Adi dan banyak sekali pertanyaan dalam otaknya.

"Jadi siapa yang harus aku lindungi?" tanya Rendy dalam hati lalu ia langsung pergi meninggalkan sekolah menuju rumah Aleta.

Didepan rumah Aleta, ia setengah hati ingin mengetok rumah gadis itu atau tidak. Karena setelah kejadian itu, minim sekali komunikasi Rendy dan Aleta. Dan akhirnya Rendy memberanikan diri mengetuk pintu itu.

TOK TOK TOK.....

"Iya sebentar" terdengar suara Aleta menjawab ketokan pintu Rendy dan pintu itu terbuka.

"Rendy" ucap Aleta, Rendy dapat melihat muka shock dan kaget Aleta. Gadis itu memegang luka-luka di wajah Rendy.

"Ayo masuk dulu, aku ambilin obat" ajak gadis itu

"Gak usah Let, aku mau ajak kamu pergi. Ada yang mau aku omongin penting ke kamu. Bisa?" tanya Rendy dan Aleta menjawabnya dengan anggukan.

"Aku ambil jaket ya" kata Aleta dan Rendy mendengar suara lari kecil Aleta, ia sedikit khawatir jika Aleta berlari karena terakhir kali ia berlari dirumahnya sendiri ia jatuh dari tangga.

"Yuk" lanjut Aleta yang sudah siap dengan jaketnya dan mereka pergi berdua meninggalkan perumahan kesuatu tempat.





***

Jangan lupa vote dan commentnya yaaa. Buat kalian yang gak mau ketinggalan ceritanya, bisa masukin cerita ini ke Library kalian. Karena setiap update-an cerita ini akan muncul di library kalian atau bisa Follow aku. See you next part guys ^^

I LOVE MY BOY BESTFRIEND [COMPLETED]Where stories live. Discover now