KEPINGAN KEDUA PULUH TIGA

8.7K 413 0
                                    

Hello guys. Ini part terakhir untuk malem ini. Besok akan aku post lagi 2 part. Oh iya, jangan lupa ya buat baca cerita aku yang baru. LANGIT DAN BUMI. Dan jangan lupa vote dan comment yaaa. Happy reading guys ^^



***



"Aku takut" ucap Aleta dalam hati

Entah apa yang sebenarnya terjadi, tetapi Aleta merasakan hal yang buruk akan segera terjadi dan Aleta takut.

"Kita harus ketemu Adi malem ini" ucap Aleta tiba-tiba ketika Rendy sedang tenang memakan nasi gorengnya.

Aleta langsung menelepon Adi dan untungnya nomor Adi sudah bisa dihubungi. Hanya butuh 4 kali sambungan, Adi mengangkat teleponnya.

"Adi, kamu dimana?" tanya Aleta cepat

"Dirumah, sugar. Why? Are you ok?"

"15 menit lagi aku sampai kerumahmu" jawab Aleta dan langsung menutup teleponnya.

Aleta langsung menghabiskan makanannya hanya dalam waktu 5 menit. Rekor yang tak pernah Rendy bayangkan ketika melihat kebrutalan Aleta saat makan. Rendy yang melihat sikap Aleta terburu-buru akhirnya menyudahi makanannya dan mereka bergegas pergi dari situ setelah membayar makanannya.

Sesampainya dirumah Adi, seperti biasa. Sepi. Tapi ketika Aleta melihat kearah garasi yang belum tertutup rapat, disana ada mobil Adi. Dengan cepat Aleta masuk kerumah Adi dan memasukkan password ke pintu rumah Adi.

"Hei, sugar. Baru aja aku mau bukain pintu" ucap Adi dengan celana panjang tanpa baju. Terlihat otot-otot perut sixpack-nya, sekilas itu membuat Aleta tidak bisa fokus. Tetapi dengan cepat Aleta memfokuskan dirinya.

"Adi, tolong ceritakan tentang Kirana" pinta Aleta

Adi melihat sekilas kearah Rendy seakan mereka berdua saling meminta persetujuan, dan akhirnya Adi mau menjelaskan itu kepada Aleta dan Rendy.

"Kalian duduk disini dulu. Aku ambilkan minuman dulu" ucap Adi dan membawakan mereka segelas air putih.

"Apa yang mau kalian tau tentang Kirana?" tanya Adi duduk didepan Aleta dan Rendy

"Semua" jawab Aleta dan Rendy berbarengan.

"Ok, aku bakal cerita semuanya" 



FLASHBACK

November 2014

"Adi, aku sayanggg banget sama kamu" ucap seorang cewek yang sedang bergelayutan dilengan Adi.

"Aku juga Kirana" jawab Adi dan tersenyum mencubit pipi Kirana.

"Kamu janji kan gak akan ninggalin aku?"

"Janji" dan mereka saling mengaitkan jari kelingking mereka dan Adi mencium kening Kirana.

Beberapa kali Adi melihat Kirana berbicara sendiri ketika ia sedang sendiri terutama saat stress. Dan ketika Adi bertanya dengan siapa ia berbicara, Kirana hanya menjawab ia berbicara dengan temannya. Tapi Adi tak melihat itu.

"Mungkin sudah pergi" pikir Adi

Suatu hari Adi mendapatkan telepon dari Bapak-nya Kirana dan Bapak-nya memberitau kalo Ibu-nya Kirana meninggal. Saat itu posisi Adi ada dikantor dan dengan cepat ia langsung pergi kerumah Kirana. Berusaha menenangkan Kirana karena ia kehilangan sesosok yang paling berarti dihidup gadis itu.

Sesampainya dirumah Kirana, sudah banyak pelayat yang memenuhi rumah Kirana. Maklum, Bapak Kirana seorang pebisnis seperti dirinya. Hanya saja Bapak-nya Kirana bergelut dibidang food. Pemilik restoran terkenal di Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Adi bertemu dengan Om Irwan -- Bapak-nya Kirana.

"Kirana mana Om?" tanya Adi dengan wajah khawatir.

"Om gak tau nak Adi. Om juga dari tadi mencari Kirana. Om khawatir dengan dia jika dia dibiarkan sendiri" jawab Om Irwan.

"Emang kenapa Om? Dia kan sudah besar. Kenapa Om selalu mengkhawatirkan Kirana ketika dia sendiri tanpa pendamping. Om bukan hanya sekali seperti ini loh" ingat Adi.

"Kamu belum diceritakan oleh Kirana?" tanya Om Irwan dan Adi hanya membalasnya dengan gelengan kepala.

Kemudian Adi diajak duduk oleh Om Irwan dan membicarakan perihal penyakit yang diidap Kirana.

"Kirana menderita skizofrenia"

"Skizo.....apa Om itu?" tanya Adi bingung tentang penyakit yang sedikit aneh ditelinganya.

"Skizofrenia itu penyakit yang membuat pengidapnya berhalusinasi, delusi, dan gangguan pikiran, nak Adi"  jawab Om Irwan dengan senyum sedih. "Kirana sudah mengidap penyakit itu ketika ia berumur 10 tahun. Lebih tepatnya Om dan Tante baru menyadari itu" lanjut Om Irwan.

"Om merasa bersalah dengan Kirana karena tidak mendeteksi itu sejak awal. Ia selalu berhalusinasi dan menunjukkan ke Om waktu masih kecil tapi Om kira itu hanya khayalan anak kecil yang akan hilang pada waktunya nanti. Tapi Om salah" kata Om Irwan menunjukkan raut sedihnya.

"Dia selalu berdelusi jika ia di aniaya oleh temannya sampai Om harus mengurus itu berulang kali ketika dia SD dan SMP. Rasanya Om ingin menangis ketika mengingat kejadian itu. Belum lagi Ibu-nya Kirana juga menderita skizofrenia. Dan Ibu-nya memilih menyerah. Dia tidak mau hidup berdampingan dengan damai sama penyakitnya" cerita Om Irwan dan terlihat air matanya menetes.

Adi yang mendengar cerita itu seakan dapat menemukan kembali memori ketika Kirana tertawa dengan "seseorang" yang dianggap Kirana teman. Atau sesuatu hal yang Kirana tunjukkan tapi ia tidak melihat itu. Dan Adi baru sadar sekarang.

"tapi Kirana selalu terlihat normal" elak Adi tidak percaya bahwa orang yang sudah ia pacari 2 tahun terakhir ini mengidap penyakit yang bahkan ia tidak tahu apa itu sebelumnya.

"Iya, karena dia minum obat dari Psikiater. Ia selalu terapi dengan Psikolog dan Psikiater. Makanya dia dapat bertahan seperti sekarang. Cuman karena kepergian Ibunya, Om gak yakin dia mau mendengarkan Om atau tidak. Om sudah pusing" kata Om Irwan, beberapa saat kemudian Om Irwan didatangi saudaranya dan ia masuk kedalam rumah lagi meninggalkan Adi yang terdiam diluar.

"Apa yang harus aku lakukan?" pikir Adi dalam hati

Menerima kenyataan bahwa orang yang kamu cintai memiliki rahasia yang sangat menyeramkan membuatmu susah untuk percaya itu. Sama halnya dengan yang dirasakan Adi. Dia sendiri jadi meragukan perasaannya dengan Kirana.

I LOVE MY BOY BESTFRIEND [COMPLETED]Where stories live. Discover now