"Aku Tao" kata Tao memperkenalkan diri tanpa ditanya. "Dan yang rambut panjang itu Takio serta yang berbau seperti anjing itu M21? Tao menjelaskan dengan riang. M21 yang tidak terima dikatain bau seperti anjing melotot galak pada Tao yang ditanggapi dengan cengiran sambil mengangkat dua jari 'peace' tanda damai.

Reynald tersenyum melihat interaksi yang terjadi dirumah ini, Penuh kehangatan dan keceriaan.

Reynald menatap Raizel yang menyesap menikmati tehnya sambil memejamkan matanya seolah keramaian yang terjadi tidak mengganggunya. Raizel yang merasa diperhatikan segera membuka matanya dan melihat Reynald yang sedang menatapnya sendu. Raizel menaikkan sebelahnya seolah bertanya 'ada apa?', namun Reynald menggeleng dan tersenyum, kemudian ia beralih ke tehnya dan menyesapnya pelan.

"Aku senang kau tinggal disini Raizel" ucap Reynald. "Kehangatan ini mengingat akan suasana keluarga kita dulu" Reynald mengingat kembali kenangan masa kecil mereka ketika kedua orang tuanya masih ada.

Flashback

Pagi ini keluarga sang Noblesse sedang berkumpul disebuah ruangan yang bisa disebut dapur.

Di dapur tersebut tampak seorang wanita yang tengah menyiapkan sesuatu. Sedangkan dimeja makan tampak seorang laki-laki dewasa dan dua anak kecil yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Mama, apa yang kau lakukan?" Tanya Reynald penasaran setelah bosan dengan apa yang dikerjakannya.

"Mama menyiapkan makanan Rey, sama seperti yang dilakukan manusia" kata mamanya sambil tersenyum menanggapi.

"Hmm, untuk apa mama menirukan hal yang dilakukan manusia?" tanya Reynald lagi

"Em.. kata teman mama yang seorang manusia, hal ini bisa mengeratkan rasa kekeluargaan dan yang paling penting dan memperkuat rasa sayang sesama anggota keluarga"

"apakah benar papa?"

Laki-laki dewasa yang sedang menikmati minumannya meletakkan cangkir dimeja kemudian menatap Reynald, kemudian tatapannya beralih ke istrinya yang tengah tersenyun menatapnya seakan ingin membenarkan hal yang dikatakannya. Hingga akhirnya mengangguk karena tidak ingin berdebat dengan istrinya di pagi yang tenang ini.

setelahnya Reynald mengangguk paham dan kemudian menatap adiknya yang sedang membaca buku. Keinginan untuk menggoda adiknya timbul. Memang dia sangat senang menggoda adiknya, karena dia gampang malu dan tak mampu menyembunyikan rasa malunya dengan pipinya yang memerah.

"Mama, taukah kau? Pagi ini aku melihat sosok yang indah, bahkan keindahannya mengalahkan pemandangan yang ada dibumi ini" kata Reynald seraya tersenyum. Mamanya, papanya bahkan Raizel adiknya menatap Reynald dengan wajah penuh tanya.

"siapa itu Reynald?" Tanya mamanya penasaran.

"Mama tidak tau?" Mamanya menggeleng. "sosok itu ada disampingku mama, dia sedang memegang bukunya. Tidakkah mama lihat bila ia tersenyum maka akan tercipta keindah?" Bukankah lebih indah dari pemandangan paling indah sekalipun?" Reynald tersenyum karena berhasil menggoda adiknya. Raizel yang digoda kakaknya sontak pipinya memerah dan mengangkat buku dipangkuannya untuk menutupi wajahnya yang memerah.

Mama dan papanya paham akan godaan Reynald sontak tertawa, apalagi melihat Raizel yang berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan buku.

"Hahahaha, La Ceriza" kata mamanya. Reynald langsung tertawa akan ucapan ibunya.

Ruangan terasa ramai akan suara tawa yang didalangi oleh Reynald.

Flashback END

Reynald tersenyum mengingat kenangan itu. Raizel yang melihat Reynald jadi penasaran. Reynald yang merasa diperhatikan segera menatap Raizel dan tersenyum.

"Apa yang kau pikirkan kak?" Tanya Raizal.

"aku teringat pada La ceriza" kata Reynald tersenyum jahil. Awalnya Raizel tidak paham, hingga tiba-tiba ia memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rasa malunya.

Frankeinstein yang mendengar godaan tuan Reynald segera tertawa kecil. Sementara yang lain tidak memahami apa yang dimaksud tuan Reynald.

"Apa itu La ceriza tuan Reynald?" Tanya Regis penasaran.

"ah, itu rahasia Regis" jawab Reynald tenang, sedangkan yang lain terheran-heran penasaran.

Frankeinstein masih tertawa kecil ketika menyediakan Ramyeon milik tuan-tuannya.

Reynald penasaran dengan makanan yang disediakan Frankeinstein.

"Apa ini Frankeinstein"

"Ini Ramyeon tuan Reynald ala saya tuan, dan anda bisa makan dengan menggunkan ini" Frankeinstein mengajarkan Reynald memegang sumpit

Reynald mengangguk. Kemudian dia mengambil serbet dan memasangnya di lehernya, sama seperti yang dilakukan Raizel. Saat Reynald akan memakan Ramyeonnya tiba-tiba ia dihentikan oleh Raizel.

"Tunggu kak, kau harus menunggu sebentar" kata Raizel

Reynald menaikkan alisnya bingung, "kenapa"

"kau akan lihat sendiri"

Beberapa saat berlalu, hingga saat Reynald melihat Ramyeon dimangkuknya, mata Reynald membulat tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Bagaimana mungkin? Isinya bertambah. Apakah bila aku menunggu sedikit lebih lama lagi isinya akan bertambah?" Tanyanya ingin tau.

"Saya tidak akan menyarankan tuan Reynald, isinya tidak akan bertambah lagi dan rasanya tidak akan enak" kata frankeinstein.

Reynald mengangguk dan segera menyantap sarapannya.
.
.
Beberapa saat berlalu, dan mereka telah selesai dengan sarapannya.

Ting tong ting tong

"Sepertinya mereka sudah datang tuan" Frankeinstein bangun dari duduknya.

"siapa yang kau maksud Frankeinstein?" Tanya Reynald bingung.

"Shinwu dan teman-temannya, mereka selalu menjemput dan berangkat baersama tuan raizel, Regis dan Seira"

Reynald mengangguk kemudian dia bangun dari duduknya diikuti semua orang yang duduk dimeja makan.

"Ayo kak, aku akan mengajarkanmu membuka pintu. Itu adalah hal pertama yang harus kau pelajari" Raizel menatap Reynald serius.

Reynald menatap Rauzel dengan pandangan bertanya. Kenapa membuka pintu harus dipelajari juga? Batinnya.

Raizel berjalan duluan diikuti Reynald dan lainnya. Kemudian Raizel.berdiri didepan pintu dan berbalik menatap kakaknya. Reynald paham apa yang dinginkan adiknya segera mendekat.

Raizel.kembali menghadap kw pintu saat Reynald berasa disampingnya. Kemudian ia memencet sebuah tombol dan tak lama terdengar suara seperti kunci yang terbuka. Reynald melihatnya dengan takjub, kemudian Raizel memegang gagang pintu dan menekannya kebawah. Terbukalah pintu tersebut. Dengan rasa kagum dan penuh penghormatan akan kepintaran adiknya Reynald langsung bertepuk tangan diikuti Frankeinstein dan Seira. Sedangkan yang lainnya menatap mereka dengan tatapan horor.

Saat pintu terbuka tampak Shinwu, Ikhan, Sui dan Yuna.

"Selamat pagi Rai" mereka bergantian mengucapkan salam.

saat Shinwu melihat Reynald yang ada di aamping Raizel, Shinwu terpengarah "wow, apakah kakakmu akan sekolah juga Rai?" Tanya Shinwu.

Raizel mengangguk membenarkan.

"Waahhh, sekolah paati tambah heboh" kata Ikhan.
Yuna dan Sui membenarkan perkataan ikhan namun masih memandang Raizel dan Reynald bergantian.

"Yasudah, ayo berangkat" ajak Shinwu

Ayo...

.
.
.
Tbc

Hehehe, maaf ya.
Ntah kenapa kalau partnya langsung sekolah kurang nyaman. Jadi saya kasih pendahulu dulu. Hehe

Selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa

Bye bye

I'm Sorry brother (Another Story From NOBLESSE)Where stories live. Discover now