Unexpected Life - PART 44 - EPILOG (Revisi)

5K 148 12
                                    

Yuhuuu chapter terakhir nih!!!

Say goodbye to #LouLy.

sebelumnya aku haturkan banyak-banyak maaf jika dari part 1- terakhir ini banyak typo" yg membuat kalian sakit mata.
Aku juga minta maaf utk kegajean ceritaku yang makin lama makin absurd.
Cerita ini kutulis sambil jalan soalnya.

See you in next story, jangan kapok ya baca ceritaku.

Dedication : @putriseo123 , @Masyita21 , @syf_lara , @sabilla_amanda , @kokom68 , @ayulanida , @risma187 @VeniDwi .

~~~


  Bodoh! rutukku dalam hati. Aku menenggelamkan kepalaku di atas kasur dan menutupinya dengan bantal.

Aku mengutuki diriku yang bodoh karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari Lou. Bibirku serasa kaku, padahal hatiku sudah berteriak mengatakan padanya untuk jangan pergi, namun bibirku tidak sependapat.

     Bodohnya lagi, aku justru mengatakan ingin pulang. Airmuka Lou yang menampakkan rasa kekecewaan bisa kurasakan, dalam perjalanan pulang kami berdua tidak saling bicara.

  God! Damn it! Aku kecewa pada diriku, mungkin benar yang dikatakan Feli tentangku, bahwa aku terlalu membenteng tinggi ketakutanku.

  Apa yang harus aku lakukan sekarang? Mengatakan padanya?

*
  Keesokan paginya aku terbangun dalam posisi duduk memeluk kakiku di atas ranjang. Semalam aku tidak bisa tidur sampai pukul 04.00 kurasa. Aku melirik jam diatas mejaku sudah menunjukkan pukul 08.30. Jantungku langsung berdetak tidak normal. Dengan segera aku melangkahkan kaki keluar.

  Tidak ada tanda-tanda kehadiran seorang pun, "Fels? Gel?" panggilku. Namun nihil.

     Mereka semua mengantar Lou kah? Lou pergi?

     Hatiku serasa remuk dan seluruh badanku terasa lemas. Lou sudah pergi, meninggalkanku. Dadaku terasa sesak, mataku pun terasa panas, bulir-bulir air mata mengalir di kedua pipiku. Dengan lemas aku melangkahkan kaki ke kamar Lou.

   Apa dia tidak membacanya?

   Menyesal dengan sepenuh hati, kenapa aku tidak mengatakan langsung padanya kemarin. Sekarang aku benar-benar kehilangan dirinya. Aku membuka pintu kamarnya dan terlihat ruangannya sudah rapi, tidak ada barang-barangnya.

   Aku melihat kesana kemari, mencari secarik kertas yang kutinggalkan di atas kopernya semalam, namun tidak ada dimanapun. Sambil mengusap airmataku dengan kasar, aku membungkukkan badanku terus mencari di bawah kasur atau meja.

     "Apa kau mencari ini?"

  Sebuah suara membuatku terdiam. Suara itu.

*

Louis POV

  "Apa rencanamu sekarang?" Feli dan aku dalam perjalanan menuju airport bersama Angel.

   Aku tersenyum sendiri menatap secarik kertas yang kutemukan tadi pagi di atas lantai dekat koperku. Aku tahu ini milik Shelly.

'Apakah terlambat untukku mengatakan dua kata, JANGAN PERGI ? - S.W'

   "Kita ke airport untuk menukar jadwal penerbanganku dan kembali lagi," ucapku dengan yakin.

   "Dia belum tahu?" Angel yang duduk dibelakang memajukan tubuhnya.

   "Kurasa belum," jawab Feli. "Mungkin sekarang ia sedang merutuki dirinya, kau benar-benar sedikit kejam Lou."

   "It works." Sejak tadi pagi aku tidak bisa menyembunyikan senyumku. Miracle has happened.  Aku ingin segera pulang dan memeluknya.

Unexpected Life [COMPLETED]Where stories live. Discover now