Unexpected Life - Part 10 (Revisi)

3.9K 214 6
                                    

Edward menatapku tajam. "Itu milikmu dan kau tidak tahu ada file itu? Lalu menurutmu file itu terbang begitu saja ke dalam bendamu itu?" tanyanya dengan geram.

       "Bu... Bukan begitu sir. Flashdisk itu sempat hilang beberapa hari yang lalu." Aku menceritakan kembali perihal hilangnya barangku sampai pada Grace meminjamnya.

         "Jadi bisa dikatakan bahwa seseorang menjebakmu, begitukah maksud anda Ms. Walcott," tanya pria disebelah kanan.

         "Iya. Aku tidak mungkin melakukan hal itu." Aku menatap Edward dengan tatapan seolah mengatakan'percayalah padaku'. Namun Edward memalingkan wajahnya.

       Sedikit muncul rasa kecewa dalam diriku ketika melihat Edward tidak mau menatapku. Kulihat Edward berdiri menuju telponnya dan menelpon seseorang, "Panggil Leila sekarang!" bentaknya. Lalu meletakkan gagang telponnya dengan kasar.

         Leila masuk tak lama kemudian. Sama sepertiku tadi, ia dipersilahkan duduk di dekat pria sebelah kiriku.

          Setelah berbasa basi menjelaskan maksud dirinya dipanggil, pria itu langsung berkata, "Jadi Ms.Kundini, aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan. Tolong dijawab jujur," pria sebelah kiriku memulai pembicaraan lagi.

          "Benarkah anda meminjam benda ini dari Ms.Walcott beberapa hari yang lalu?" Pria itu mengangkat flashdisk biruku sambil menatap manik mata Leila yang besar. Ia keturunan India, jadi tidak heran matanya terlihat cantik.

        "Benar. Saya memang meminjamnya," jawab Leila dengan volume suara yang kecil. Aku mengerti, ia pasti takut dengan aura yang berada di ruangan ini. Akupun begitu.

            "Lalu apa yang terjadi selanjutnya?"

            "Aku meminjamnya untuk menyerahkan berkas yang diminta oleh Mr. Tan. Setelah selesai, saya lupa dimana meletakkannya." Leila menunduk menatap kakinya.

            "Lalu anda menemukan diatas meja kerja anda tadi pagi?" Pria sebelah kiriku menatapku sekarang.

          "Ya."

          Seluruh laki-laki disana tampak berpikir keras. Kami para wanita hanya bisa menunduk. Setelah itu, kami dipersilakan keluar.

             Aku dan Grace menarik napas lega, tidak sepenuhnya sebenarnya karena kami masih di curigai. Alasan kami tidak bisa dijadikan bukti. Kami pun kembali bekerja dengan tidak tenang.

           Sepulang kerja, aku langsung masuk ke dalam kamar dan membiarkan Louis yang menatapku bingung.

            Tak perlu waktu lama, Louis langsung mengetuk pintu kamarku. "Shel? Kau baik-baik saja?" tanyanya dibalik pintu.

           "Baik Lou."

           "Kau sakit?" Suaranya terdengar seperti khawatir.

            "Tidak."

           Aku tertidur setelah itu.

*

"Shelly! Sudah jam tujuh malam."

           Suara ketukan di pintu kamarku dan Louis membangunkanku. Susah payah aku membuka mataku untuk melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

Unexpected Life [COMPLETED]Where stories live. Discover now