Unexpected Life - Part 2 (Revisi)

6.8K 325 9
                                    

Enjoy Reading ~
****

     Malam ini kami semua makan di salah satu restoran chinese food dekat apartemen. Aku duduk disebelah Angel, didepanku Louis dan sebelahnya Feli. Kami memesan berbagai makanan dimsum. Sambil menunggu pesanan datang, Louis tiba-tiba bertanya. "So, kalian baru pulang dari Amerika?"

  Aku memilih diam dan membiarkan Angel yang menjawab. "Ya," jawab Angel.

"Kalian kerja disana? Apa profesi kalian?" dia bertanya lagi.

"Kami bekerja di perusahaan asing milik China disana sebagai penerjemah. Aku dan Mita berbeda perusahaan, tapi profesi kami sama."

"Jadi kalian bisa berbahasa Chinesse?"

"Ya."

        Louis menatapku yang sedari tadi memilih membungkam bibirku rapat-rapat. Aku menyadari dari sudut mataku. Jangan lihat aku seperti itu! teriakku dalam hati. Kejadian sore tadi cukup membuatku malu.

*flashback*

            "Siapa? Aku?"

            Aku menoleh ke arah pintu dan ternyata orang yang sedang kami bicarakan sudah berdiri disana. Aku tidak tahu sudah berapa lama dia disana, dan apa saja yang dia dengar.

Jadi aku memutuskan untuk menjawab "Bukan!" Aku mengeluarkan suara cukup keras untuk menutupi rasa gugupku.

            "Benarkah? Jadi siapa orang yang memiliki kelainan seksual yang mau tinggal satu atap dengan para wanita?" Dia mengatakannya sambil berjalan kearahku sambil mengangkat sebelah bibirnya membentuk senyuman.
Senyuman menyebalkan.

            Aku berfikir sejenak. Dia mendengar semuanya, Damn!

            "Bukan siapa-siapa.Kulangkahkan kakiku menuju kamar dan menutup pintu. Astaga! Dia mendengar semuanya. Dimana lagi aku harus meletakkan mukaku. Ku hempaskan tubuhku ke kasur. Lebih baik aku tidak ikut makan malam hari ini.

Tak lama aku mendengar suara pintuku diketuk.

            "Siapa?"

            "Aku," jawab Feli dibalik pintu.

Aku berjalan ke arah pintu dan kubuka selebar tubuhnya untuk masuk. Setelah itu kututup kembali.

Dia duduk diatas kasurku dan menatapku sambil tersenyum geli.

            "Apa?" aku tidak tahan melihat senyumnya.

            "Tidak apa-apa. Jadi kau tetap ikut kan malam ini?" tanyanya. Dia tahu kalau aku bermaksud menghindari makan malam hari ini.

            "Entahlah."

            "Ayolah Mi, dia tidak akan mempermasalahkan apa yang kau katakan tadi. Dia orang yang menyenangkan. Kurasa dia sendiri pun akan tertawa karena dianggap seperti itu."

            Dia pasti gila, itu pikiranku. Siapa yang akan tertawa jika dirinya dianggap gay.

            "Disini tidak ada makanan Mi. Dan restoran yang buka hanya chinese food dekat sini. Kita akan makan disana. Dimsum mereka sangat enak."

Unexpected Life [COMPLETED]Where stories live. Discover now