Unexpected Life - Part 14 (Revisi)

3.7K 216 12
                                    

      
Part ini aku dedikasiin buat orang-orang yang masukin cerita UL ke Reading List nya.
Thank You So Much!!!
I Love You!!

~~~~~

         Jam makan siang ternyata datang sangat cepat, aku tidak menyadarinya sampai sekretaris Edward datang keruanganku. "Tidak sabaran, seperti biasa," gerutuku. Sekretarisnya mendengar gerutuanku hanya tertawa kecil. Aku mengikutinya ke ruangan Edward. Ternyata Edward sudah memesan menu makan siang untuk kami berdua.

         Sekretarisnya hanya membukakan pintu dan membiarkanku masuk. Aku melihat Edward sudah duduk di meja yang tersedia makanan kami. "Jam 12 dan kau terlambat sweety." Ia berdiri dari tempat duduknya dan menghampiriku.

        "Aku lupa waktu."

         "Baiklah sekarang kau sudah disini." Edward membuka maskerku, "Kau tidak akan bisa makan menggunakan ini, sepertinya sudah semakin membaik." Tangannya menyentuh pipiku yang memar dan mengelusnya.

          Aku menjauhkan diri dari sentuhannya karena masih terasa nyeri. Lalu Edward menarikku ke kursi kosong dan menarikkan kursi itu untukku. "Kau tidak perlu melakukan itu Ed." Jujur, aku tidak pernah diperlakukan seperti itu jadi rasanya sedikit aneh.

          "Sudah seharusnya sayang," Edward tersenyum, dan berjalan ketempat duduknya sesudah aku duduk.

        "Aku sudah memesan makanan yang aku rasa pas untukmu. Kau suka?"

         "Aku suka." Ia memesankanku lasagna dan juga pudding. Sesuatu yang bisa kumakan dengan mudah.

         "Bagus. Mari kita makan dulu."

         Selagi menikmati makan siang kami, Edward akhirnya menagih jawaban atas pertanyaannya.

         "Jadi kau sudah memikirkan jawabanmu? Aku sangat frustasi membayangkan apa yang akan kau jawab hari ini." Ia menunjukkan wajah sedihnya saat mengatakan itu.

       "Ya. Aku sudah memikirkannya."

        "Lalu?"

        "Lalu..." aku mengulang perkataannya.

        "Jawabannya sweety," ucap Edward menghentikan makannnya dan menatapku tidak sabar.

         "Tiga bulan?"

         "Ya. Tiga bulan."

         "Baiklah," jawabku akhirnya.

         Edward tersenyum senang, "Aku bisa menikmati sisa makananku dengan tenang kalau begitu."

          Aku hanya tersenyum. Makan siang di ruangan Edward bukan ide yang bagus. Di dalam ruangan ini aku selalu merasa terintimidasi oleh tatapannya. "Bisakah kau makan seperti biasa tanpa perlu menatapku seperti itu?" aku sudah kesal karena ia tidak berhenti menatapku.

          "Aku makan seperti biasa."

         "Jadi aku atau steak itu makananmu?"

         "Aku ingin kau. Tapi tidak sekarang."

          "Jadi menurutmu aku terlihat lebih enak daripada steak itu?"

          "Kau lebih cocok jadi makanan penutupku." Edward sudah selesai dengan makanannya.

          "Jadi kau ingin memakanku sekarang?" Sejujurnya aku hanya bermain-main dengan perumpamaannya.

          Edward menatapku dengan senyum khasnya, "Kau ingin aku memakanmu sekarang? Kau nakal Sweety."

Unexpected Life [COMPLETED]Where stories live. Discover now