Unexpected Life - Part 11 (Revisi)

3.5K 221 12
                                    

Enjoy Reading ~

>>>~~~~~~~~<<<

Hari ini aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di mall bersama Feli. Kami sedikit berbelanja, lalu makan siang di salah satu food court.

        "Mi, kemarin aku dengar Andrean kembali?"

        "Ya. Louis memberitahumu?" Aku dan Feli duduk berdua, menunggu makanan kami datang.

        Feli mengangguk, "Jadi, apa yang dia bicarakan?"

        "Seperti biasa, dia ingin kembali, dan mengulang semuanya."

       "Dia masih menyimpan perasaannya. Kau?"

       "Aku tidak lagi. Aku hanya merasa bersalah padanya Fels." Aku menatap seorang pramusaji yang membawa makanan kami.

         "Mari makan dan lupakan sejenak masalah itu. Kita bersenang-senang."
 
        Saat kami sedang menikmati makan siang, Louis datang menyusul dan langsung memanggil pramusaji.

         "Apa yang kalian pesan?" Louis membuka buku menu, sementara waitress menunggu disebelahnya.

        Aku bisa melihat pelayan itu tidak berhenti tersenyum menatap Louis. "Aku black coffee saja," pesan Lou.

     "Black coffee sir. Baiklah," ucap waitress itu dan terlihat enggan berlalu.

        Aku memutar bola mataku dan itu membuat Feli tertawa. "Kau tidak perlu sekesal itu Mita," ujarnya.

      "Ada apa?" tanya Louis.

        "Kau tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?" hardikku pada Louis dan ia hanya menjawabku dengan tatapan bingung.

         "Apa semua laki-laki begitu? Pura-pura tidak menyadari bahwa ada perempuan yang menatapnya seakan-akan ingin menelannya."

          Feli kembali tertawa mendengar kata-kataku, "Dia cemburu Lou," jelasnya pada Lou.

         Aku membelalakan mata pada sahabatku. Bagaimana mungkin ia bisa mengatakan hal itu?

         "Benarkah? Tapi aku benar-benar tidak menyadarinya," jujur Louis.

         "Pu ... ra ... pu ... ra," aku mengeja tiap suku katanya.

           Tiba-tiba Andrean dan temannya mendekat. Aku mengenal temannya karena mereka semua temanku juga sewaktu di Hampton. Kurasa mereka tidak sengaja melihatku karena memang posisiku duduk sangat mudah terlihat dari luar restauran ini.

      "Hai mit," mereka semua menyapaku kecuali Andrean. Ia hanya menatapku dengan tatapan sendu.

       "Hai all". Kulihat Louis menatap tak suka pada Andrean, sedangkan Feli hanya diam saja. "Kalian sedang liburan disini?" tanyaku lagi.

       "Ya begitulah. Kau sendiri?" Tristane salah satu teman Andrean menjawabku.

         "Aku bekerja," aku tersenyum pada mereka.

       Setelah kami berbincang-bincang sebentar, mereka pergi makan siang. "Kondisinya parah Mit," ucap Feli.

         Aku tahu yang ia maksud. Pasti Andre. Aku juga melihat itu dan muncul seberkas rasa bersalah. Hatiku seolah teremas.

      "Dia akan membaik," Lou memberiku semangat ketika aku mulai menunjukkan wajah bersalah.

       "'You are beautiful, and someone out there will always love you', itu hal biasa Shelly."

*

Pulang dari mall, kami bertiga melihat seseorang berdiri di depan apartemen.

        Itu Edward.

        Louis orang pertama yang menyapanya. "Hey brother." Louis merangkul Edward. "Masuk. Kami baru saja pulang dari menghibur nona kecil."

        Aku dan Feli tidak tertawa.

         "Siapa?" Edward bertanya pada Louis, namun Lou hanya terkekeh, kemudian ia menatap aku dan Feli, kami hanya mengangkat kedua bahu kami.

         Setelah Louis membuka pintu, aku dan Feli masuk ke dalam kamar sedangkan Louis dan Edward, mereka duduk di ruang TV.

        Tak lama kemudian aku terlelap ke dalam alam mimpi.

*

Aku terbangun saat sudah sore hari dan langsung membersihkan badanku untuk makan malam.

        Ternyata Edward belum pulang. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku tidak berani menegurnya karena aku tidak tahu dia marah atau tidak padaku.

        Selesai makan, aku membersihkan dapur bersama Feli dan Angel. Kulihat Edward berjalan mendekatiku.

         "Ehm! Bolehkah aku meminjam teman kalian keluar sebentar?" tanya Edward ke Feli dan Angel. Mereka mengangguk secara bersamaan. Aku hanya terdiam.

         Aku menoleh pada kedua wanita itu, mereka memberi isyarat untuk ikut Edward pergi. Aku menghela napas berat.

          Saat sudah berada di luar, aku langsung bertanya, "Ada apa?"

         "Kita cari tempat dulu." Edward menarikku ke cafe dekat apartemen. Kami memilih duduk di luar, lalu memesan minum.

         "Aku ingin membicarakan masalah kantor." Edward memulai pembicaraan setelah kami selesai memesan minuman.

           "Yang mana?"

         "Kerja sama Diebolt. Aku sudah menemukan penyusup itu, berkat bantuan Louis dan Peter."

        "Louis? Apa yang dia lakukan?" tanyaku heran.

         "Dia melakukan apa yang dia bisa sweety, kau tidak akan bisa menduganya. Apa dia belum bercerita bahwa dia yang terbaik saat kami melakukan wajib militer?" Oh, jadi ia mulai memanggil sweety lagi?

         Aku hanya menggelengkan kepalaku. Aku baru menyadari sesuatu, selama ini aku tidak pernah tahu apapun tentang Louis, sedangkan dia tahu semuanya tentang diriku. Ini tidak adil.

       "Lalu?"

       "Aku terkejut orang itu menggunakanmu untuk mengalihkan alibinya. Aku termakan amarahku saat itu, bukan aku tidak percaya padamu. Eric orang yang akan melakukan apapun untuk tujuannya, aku ingin kau berhati-hati setelah ini. Besok seluruh kota ini akan tahu siapa Eric, karena aku sudah menangkap pelakunya."

         "Mengapa aku?" aku tidak terima tentu saja.

          "Karena hanya kau satu-satunya wanita yang sedang dekat denganku saat ini."

          Kalau aku berdekatan dengannya bisa membahayakanku, bukankah sebaiknya aku menjauh?

          "Jangan," Edward menatapku.

          "Huh?"

            "Aku tahu dari raut wajahmu, kau ingin menjauh. Jangan pernah lakukan itu. Aku bisa melindungimu." Edward berusaha meyakinkanku.

         "Mengapa?"

        "Aku mecintaimu Shellomita."



Dont Forget The Votes Button ❤️

R.V

Unexpected Life [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang