Unexpected Life - Part 38 (Revisi)

Start from the beginning
                                    

"Oh benarkah? Bukan kau yang menawarkan diri padanya?"

"Bukan. Percayalah padaku. Kau kesal karena aku memenangkan kesepakatan kemarin kan?"

Eric berjalan kesana kemari, membawa sebuah pistol di tangan kanannya. "Katakanlah begitu. Aku tidak menyukai kekalahan dalam bentuk apapun dan aku yakin kau pun begitu. Segala cara kulakukan untuk menyingkirkanmu dan ini cara terakhirku."

"Bermainlah sesuai peraturannya Eric. Jangan seperti anak kecil" ucap Louis kali ini.

Eric menatap Lou sesaat. Terkejut karena akhirnya Lou angkat bicara. Lalu berteriak, "Aku bukan anak kecil! Kau tidak tahu apapun mengenai aku. Ayahku menarik sahamnya dari perusahaanku karena aku gagal mendapatkan kerjasama itu. Istriku meninggalkanku setelah aku bangkrut. Apa yang kau tahu?!" Eric mengarahkan pistolnya pada Mita.

Mereka bertiga terbelalak terkejut. "Wooo... Tahan. Baiklah aku minta maaf," ucap Lou. 

"Minta maaf tidak akan cukup. Kau takut mati?" Ia memeperlihatkan senyum liciknya.

Eric lalu mencoba menembak Edward, tapi tidak ada satupun yang kena. Edward menunduk bersembunyi di samping mobil, Louis dan Mita mengikuti. "Dia perlu banyak belajar." Edward terkekeh pelan.

"Bukan dia yang kita takutkan. Tapi orang-orang disebelahnya," gumam Louis

"Apa kau punya rencana?" Edward berbicara sambil mengintip Eric dan beberapa pria disebelahnya.

"Aku tidak yakin" Louis melirik kearah Mita.

Eric berhenti menembak dan memberi isyarat untuk pria disebelahnya mendekati mobil. Ed yang melihat situasi menyadari jika Eric sudah mulai bergerak. "Jalankan. Ini kunci mobilku. Ambil dan pergilah." Edward memberikan kunci mobilnya.

"Bagaimana dengan kau?" Akhirnya Mita membuka suara.

"Kau masih mencemaskanku Sweety? Itu adalah hal termanis sebelum aku pergi. Aku akan mengingatnya." Edward tersenyum pada Mita. Mita kini sudah menangis. Ia ketakutan dan juga khawatir dengan Edward.

"Aku akan memberi kode kapan kau perlu mulai Lou. Bergeraklah secepat mungkin," perintah Edward.

"Aku mengerti. Berusahalah untuk selamat." Louis menepuk bahu Edward pelan. Bagaimana pun Ed tetap temannya. Lou membawa Mita pergi ke sisi belakang mobil dengan berjalan jongkok.

"Aku tahu." Edward menarik napasnya, kemudian berteriak, "Tembakan bagus Ric, hanya perlu sedikit belajar lagi."

"Itu hanya peringatan," jawab Eric. Ed bisa merasakan salah satu pria sudah berada di sisi depan mobil. Saat pria itu menodongkan senjatanya di wajah Ed, dengan segera Ed menendang kaki pria itu dan membuat ia terjatuh.

Ed tidak berhenti begitu saja, ia terus memukuli pria itu dan mengambil senjatanya dan membiarkan satu peluru bersarang di kaki pria pertama itu. Beberapa detik kemudian, pria lainnya sudah berada di hadapan Ed.

Mereka berhadapan satu sama lain saling mengangkat pistol masing-masing. "Tangkas seperti biasa," puji Eric.

Sementara perhatian Eric dan yang lainnya terarah pada Ed. Louis dengan segera membawa Mita menuju mobil Ed yang terparkir tak jauh dari mobilnya tadi.

Salah satu pria melihat Lou dan Mita akhirnya menembakkan satu tembakan, Namun tembakan itu luput mengenai mereka berdua. Louis menggertakan giginya kemudian berlari mendekati pria itu. Lou akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan kemampuan bela diri yang dimilikinya sejak remaja.

Ed kembali menyerang orang-orang di hadapannya. Dia hampir kelelahan.

Mita tidak bisa berpikir dalam situasi seperti ini. Ia menatap Louis dan Ed yang sedang berkelahi dengan takut. Tanpa ia sadari, seseorang telah berada di jarak yang cukup dekat di belakangnya dan melemparkan sebilah pisau kecil.

"Aww!!!" Mita berteriak kesakitan melihat pinggang belakangnya tertusuk. Louis menoleh setelah pria di hadapannya terbujur kaku. Segera ia berlari membantu Mita. Ia mencabut pisaunya dan darah mengucur deras membasahi baju Mita.

Perhatian Ed tealihkan ke suara teriakan Mita, membuat lawannya mengambil kesempatan itu untuk memukulnya.

Lou mencoba membawa Mita mendekati mobil membuat Mita mengerang kesakitan. Rasa sakit di punggungnya terasa seperti ditusuk ribuan jarum. Pandangannya mulai kabur. "Shelly, cobalah untuk tetap sadar, kumohon. Kau bisa bertahan sebentar lagi?" Louis mengusap kepala Mita dengan gemetar dan memeluknya. Ia melihat kondisi Ed dan tidak bisa diam begitu saja.

Mita mengangguk.

Louis segera berlari menuju Edward dan membantu menghabisi lawannya. Dengan mudah satu per satu lawannya dikalahkan. Edward sudah mulai berdiri dan melawan Eric.

"Kau akan menyesal sudah menyakitinya Eric!" Edward memukul Eric berkali-kali diwajahnya, lalu menendang perutnya. "Ed! Stop. Kau bisa membunuhnya. Ayo tinggalkan mereka. Kita harus segera bawa Mita ke rumah sakit!" teriak Louis.

Edward berdiri dan meninggalkan tendangan terakhir pada wajah Eric. Mereka berdua segera berlari menghampiri Mita. "Mita! Mita!" Edward mencoba mengguncangkan tubuh Mita karena Mita memejamkan matanya. "Ed kau bawa mobilnya!"

"Shelly!" Louis mencoba memanggil dan Mita membuka matanya dengan susah payah.

"Bertahanlah! Look at me!"

"Sakit," lirih Mita pelan.

"Maafkan aku tidak bisa menjagamu. Sebentar lagi kita sampai rumah sakit. Jangan tertidur." Louis mengusap keringat yang mengalir di wajah Mita. Wajah Mita semakin pucat. Baju yang dikenakannya sudah berubah warna. Bahkan baju Lou pun.

"Aku mengantuk sekali ..."

"Hey.. Bertahanlah. Jangan, jangan tidur dulu," lirih Louis. "Ed tolong lebih cepat. Tubuhnya mulai dingin!"

"Aku berusaha Lou! Stop berteriak padaku atau kita semua akan bernasib sama!" bentak Edward.

Louis memeluk erat tubuh Mita. "Shelly please, aku bahkan belum mengatakan apapun padamu. Kau harus selamat," bisik Louis di telinga Mita. Mita sudah memejamkan matanya. Tubuhnya mulai dingin, bulir-bulir keringat mengalir di wajah Mita, napasnya semakin pendek dan bibirnya memucat.

Aku belum pernah merasakan sakit sesakit ini. Aku tidak tahan lagi. Tolong aku Louis! teriak Mita dalam hati. Ia ingin berteriak tapi sudah tidak kuat.

Sampai kegelapan menelannya.


Aku tahu ini adegan action terburuk yang pernah kalian baca.

Aku berusaha. Maaf jika memang jelek dan tidak masuk akal. 

Jgn lupa vote dan komentarnya.

Peluk cium!!
R.V

Unexpected Life [COMPLETED]Where stories live. Discover now