Daniel menggeleng, "setiap orang memiliki jalan ceritanya dan percayalah.. Yang sudah kau lewati merupakan hal yang terbaik"

Sema mengangguk menyetujui ucapan Daniel. Lalu mereka terdiam beberapa saat.

"Jadi sekarang bisa ceritakan siapa priamu? Apa yang selalu bersama denganmu saat seminar?"

"Mwo? Woobin? Bukan. Bukan. Dia hanya teman dokter di rumah sakit tempat aku bekerja."

"Lalu?"

"Hah.. Ini pertama kalinya aku menceritakannya pada orang lain." Sema memberi jeda, "dia.. Seorang pria dewasa dan ayah yang baik dari anak yang tampan"

Daniel mengerutkan dahinya, "maksudmu?"

Sema tersenyum lembut, "dia seorang duda yang di tinggal meninggal oleh istrinya saat melahirkan anaknya."

Daniel mengangguk paham.

"Kau tahu setelah perceraian orangtuaku, aku memiliki trauma pada sebuah hubungan hingga pernikahan."

Daniel kembali tercengang, "benarkah?"

"Ya, singkat ceritanya aku tidak pernah berniat memiliki hubungan dengan pria manapun. Meskipun Jongdae oppa dan Minsoek eonni menjodohkanku, aku tetap menolak."

"Lalu bagaimana bisa?"

"Suatu hari seorang anak bersembunyi di depan pagar rumahku. Dia terlihat ketakutan, saat aku menghampirinya dia menerjangku untuk berlindung dari beberapa pria yang aku dengar sedang mencarinya. Aku putuskan untuk membawanya ke dalam rumahku untuk berlindung"

"Kenapa dia bersembunyi di rumahmu?"

"Dia kabur dari penculiknya"

Mata dalam Daniel membulat lalu berdecih, "kau sedang menceritakan sebuah drama Korea padaku?"

Sema mendelik dan ikut berdecih, "aku tidak sedang membual"

"Baiklah, lanjutkan"

"Kau membuat mood ceritaku hilang"

"Ayolah Sema.."

"Berhenti merengek"

Daniel mendelik, "Aku memohon"

Sema tertawa pelan, "baiklah.."

"Kau menbuatku menjadi bukan Daniel gantlemanly" keluhnya sambil menatap Sema.

Sema tertawa keras kali ini, "Maaf untuk itu"

Daniel ikut menyinggungkan bibirnya, tersenyum.

"Kau tahu, dari dulu aku suka saat kau tertawa."

"Jadi itu alasannya kau selalu bertingkah konyol di hadapanku?"

"Ya, dan selalu di hadiahi jitakan keras di kepalaku oleh kakakmu"

"Kau harusnya berterimakasih pada Janse oppa, berkatnya kau jadi memiliki otak cerdas" balas Sema dengan tawa gelinya.

"Oh itu bukan sesuatu yang bisa di syukuri"

Daniel memasang wajah malang tapi tidak lama ia ikut tertawa dengan mata tidak lepas dari wajah Sema yang kembali terlihat..mempesona.

"Oke cukup tertawa dan lanjutkan ceritamu" Daniel kembali berbicara.

Sema menyeka air mata yang keluar karena tertawa, untuk pertama kali ia merasa nyaman membicarakan tentang Janse -setelah kelaurga mereka pecah- hingga tertawa lepas. Seolah beban yang ia rasa bersembunyi sejenak.

Lalu kembali pada ceritanya dengan hati yang begitu lepas. Tertawa memang merubah mood dalam hati.

"Jadi, dia adalah daddy dari anak yang bersembunyi di rumahku. Anaknya, bernama Haowen. Dia anak yang tampan, pintar dan ceria. Aku tidak tahu bagaimana sikap anak itu sebelum bertemu denganku tapi dari yang aku dengar, dia anak dengan tanpa ekspresi, seperti daddy nya"

Reason Love (ff Sehun)Where stories live. Discover now