9 - Careless

7.7K 551 0
                                    




"HAOWEN!!"

Sehun berteriak saat masuk ke dalam apartemennya. Di belakangnya ada sosok wanita nampak terengah dengan rambut yang sedikit berantakan karena cukup kewalahan mengejar Sehun. Itu Sema. Dengan menenteng tas yang lumayan besar di penuhi peralatan kerjanya.

"Tuan muda sedang di kamarnya Tuan" kata ahjumma Shin yang datang sedikit berlari setelah mendengar teriakan manjiaknnya.

Sehun bergegas menuju kamar Haowen di lantai dua. Dan tentu masih dengan pengikut cantiknya yang terus mengekor Sehun setelah memberi salam singkat pada Shin ahjumma.

Cklek.

"Daddy!"

Hembusan napas panjang keluar dari mulut Sehun. Perlahan Sehun menghampiri Haowen dan menetralkan nafas dan detak jantungnya yang hampir keluar saat mendengar berita tentang anak semata wayangnya ini.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Sehun dengan elusan pada rambut anaknya.

"Hmm" anggukan pasti di berikan Haowen pada daddy-nya.

"Kena-"

"Sema ahjumma!" Haowen segera berdiri dari tempat tidurnya dan tidak menghiraukan Sehun yang mematung tanpa menyelesaikan perkataanya.

Grep.

Haowen memeluk Sema yang sudah siap berjongkok menyambut pelukan Haowen.

"Gwaenchanayo?"

"Ya. Aku tidak apa-apa ahjumma" Haowen tersenyum riang. Selalu ada buncahan kebahagiaan dan semangat yang begitu saja terasa saat melihat Sema dalam pandangannya apalagi bisa mendekapnya seperti ini.

"Syukurlah.. " Sema mengangkat tubuh Haowen dan mengembalikannya tidur di ranjang hangatnya.

Sehun duduk di satu sisi ujung ranjang dan Sema duduk di samping Haowen d satu sisi lainnya. Anak itu selalu ingin berdekatan jika ada Sema.

"Jadi bisa ceritakan kenapa Haowen bisa tenggelam?" Tanya Sehun.

Haowen yang sedang dalam posisi tidur dengan memeluk Sema erat sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat ekspresi daddy-nya.

"Haowen sedang berlari ke kolam anak tapi tiba-tiba ada ahjussi jelek lagi yang sengaja mendorong Haowen ke kolam dewasa"

"Ahjussi jelek?" Sema kembali bertanya.

"Hmm" Haowen mengangguk lemah, "Ahjussi jelek yang sama"

"Magsudmu Haowen?" Kini Sehun yang bertanya. Sedikit menekan nada suaranya nampak sangat terlihat jika ia menahan kesal dengan genggaman tangan yang mengepal tersembunyi.

"Yang sama menarik Haowen saat di sekolah" Haowen mengeratkan pelukannya pada Sema.

"Oh astaga" hanya kata itu yang dapat Sema keluarkan saat melihat Haowen mengkerut ketakutan dalam pelukannya.

Brak.

Tanpa Sema dan Haowen tahu, Sehun sudah keluar dengan menbanting pintu kamar Haowen. Membuat tangisan ketakutan lolos membasahi pipi Haowen.

"Gwaenchana Haowen, menangislah.. Jangan simpan sendiri takutmu"

Dan Haowen pun menumpahkan segala ketakutan yang ia pendam sejak tadi.

Sehun nampak gusar, ia meronggoh handphone nya dan menghubungi seseorang.

"Kali ini jangan biarkan dia lolos atau aku sendiri yang akan membunuhmu. Tidak ada kesempatan kedua lagi"

Hanya kalimat itu yang Sehun katakan pada Shindong, orang kepercayaanya untuk mengungkap sekaligus menjaga Haowen dari kejauhan, tanpa menunggu balasan dari seseorang di ujung sana ia sudah menutup teleponnya. Lalai, iya itu kata yang tercetak dalam pikirannya.

Reason Love (ff Sehun)Where stories live. Discover now