46 - Sorry, my baby

6.1K 350 52
                                    



Tok. Tok

"Ya masuk" perintah Minji.

"Minji, apa aku menganggu?" Sema muncul di balik pintu kayu putih itu.

"O-oh Sema. Tentu saja tidak, ini jam pulangku. Aku punya waktu banyak untukmu" Minji mendekat pada Sema. Mengambil lengan Sema yang begitu lemah, menuntunnya untuk duduk di sofa ruangannya.

"Aku sangat tidak akan percaya jika kau berkata baik-baik saja. Sebenarnya ada apa Sem?" Ucap Minji to the point.

Sema tersenyum. Kondisi sebenarnya yang selalu ia tutup-tutupi dan kini ia harus membukanya di hadapan Minji.

"Kau benar Minji. Aku tidak baik-baik saja. Aku lemah dan aku khawatir tidak menjaganya dengan baik" suara Sema bergetar menahan tangis.

"Tunggu-tunggu.. Apa yang kau maksud menjaganya? Kau tidak ha-"

Sema memotong, "6 minggu" ia mengelus perutnya.

Minji menganga tidak percaya, ia menutup mulutnya dan memperhatikan Sema mengelus perutnya.

"Serius Sem?"

Sema mengangguk.

"Sehun! Dia harus bertanggung jawab! Dia akan pergi ke London? Oh jangan harap!" Gerutu Minji sambil meronggoh ponsel di dalam tasnya.

Gerakannya terhenti oleh tangan Sema.

Sema menggeleng. Air mata sudah menggenang dalam mata bulatnya.

"Jangan. Aku-hiks. Tidak ingin menghalanginya. Menghancurkan harapan haraboeji. Hiks" ia mulai terisak.

"Demi Tuhan Sema! Kau sedang mengandung anak Sehun. Ia wajib tahu dan bertanggung jawab!"

Sema tetap menggeleng dan masih terisak.

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Perutmu akan bertambah besar dan kau belum menikah, bagaimana tanggapan orang-orang padamu hm? Apa yang akan kau jelaskan pada orang-orang terdekatmu?"

Sema tidak menjawab. Ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Tepat sehari setelah pernikahan Minsoek eoni dan Jongdae oppa menikah, Sehun akan pergi. Dan tepat sehari setelahnya, aku mengundurkan diri dari rumah sakit."

Sema menyerahkan surat pengunduran dirinya ke tangan Minji yang masih bergeming.

"Minji.." Sema menggenggam tangan Minji, "kau satu-satunya orang yang tahu mengenai ini dan kau satu-satunya yang bisa menolongku. Aku akan melakukan semua diam-diam.. Tidak akan ada yang tahu pengunduran diriku dari rumah sakit sampai hari terakhir aku bekerja di sini. Termasuk Minseok eoni, Jongdae oppa dan Sehun. Aku akan tinggal bersama ayahku di Busan setelah aku menceritakan kehamilanku dan tentunya jika ia mau menerimaku." Sema memberikan senyuman di akhir kalimatnya, seolah ingin meyakinkan Minji bahwa ini keputusan yang terbaik untuknya.

"Kau mau membantuku kan? Mengurangi pekerjaanku dan melimpahkannya pada orang yang bisa menggantikanku tanpa orang lain curiga? Aku mo-hiks mohon" Sema sudah bisa membendung tangisnya lagi.

Melepas impiannya menjadi seorang dokter merupakan hal yang tidak pernah ia bayangkan. Segala kerja keras yang ia lalui untuk mencapai gelar dokter itu tidak mudah, sangat tidak mudah saat di barengi dengan masalah pelik keluarganya yang pecah.

Tapi Sema sangat tidak menyesal melepas pekerjaan mulianya karena buah hatinya. Mungkin dulu ia berfikir akan berhenti menjadi dokter untuk sementara saat cuti hamil dan melahirkan lalu kembali menjadi dokter. Tapi nyatanya yang ia alami sekarang adalah ia harus mengundurkan diri dan tidak kembali menjadi dokter. Kenyataan ia hamil di luar nikah dan keputusannya untuk bersembunyi sejenak. Ya.. Sejenak, ia tidak bisa hidup jauh dari Minsoek dan Jongdae untuk waktu yang lama. Ia juga tidak bisa menyembunyikan anak yang ia kandung dari ayahnya. Tapi untuk saat ini, Sema sangat butuh menenangkan diri. Sema butuh waktu untuk merangkai segalanya agar nampak rapih dan berakhir bahagia. Meskipun awalnya terkesan ia lari dari kenyataan dan berkorban banyak. Meski awalnya dia yang merasakan sakit bagaimana menghadapi segala ini sendiri.

Reason Love (ff Sehun)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora