" bentar-bentar. Lo kangen ayah lo? emang ayah lo kemana?" Tanya widya yang angkat bicara dan ikut menimbrung.

Vivi menghela nafasnya sejenak " dia lagi di luar kota. Buat nyelesain tugasnya" ucap Vivi yang tersenyum kecut, hatinya seketika merindukan sosok sang ayah.

Widya mengerutkan keningnya " terus lo disini sama siapa?" Tanya Widya yang sedikit kebingungan.

Vivi terdiam, ia bingung harus menjawab nya bagaimana.
" ya-gue tin-nggal sama de-ril tapi lo berdua jangan mikir yang aneh-aneh. Di rumahnya bukan ada gue sama deril doang ko " ucap vivi mencoba menjelaskan walaupun sedikit gugup untuk mengatakan yang sejujurnya.

Widya dan yuli tersenyum menggoda.
" ihh, sweet deh udah mah tunangan sama yang ganteng, tinggal serumah lagi aaa pengen nyusul" ucap yuli yang terkagum-kagum bahkan pipi nya pun sudah merah merona .

" iya ya yul, lo beruntung banget vi. Asal lo tau ya yaampun dari banyaknya cewe di sekolah ini yang naksir sama deril cuma lo yang bisa luluhin hati deril tau. Hebat lah ga ambil jalur pacaran lo lansung ambil jalur tunangan ckckc" ucap widya yang menggoda vivi.
Vivi tersenyum malu saat mendengarkan penuturan widya dan yuli.

" engga, lo berdua salah. Pertunangan ini dari awal tuh cuma perjodohan dari kedua orang tua gue sama deril " ucap vivi yang mengatakan sejujurnya.

Widya dan yuli pun yang tadinya sempat terkekeh pun langsung terdiam.
" perjodohan? Masa iya vi?" Tanya Yuli yang terlihat kaget.

"Ya, awal nya gue gamau. Sama deril juga gamau tapi ya kita jalani dulu aja" ucap Vivi tersenyum dan mengingat sedikit tentang masa lampaunya itu.

" tapi sekarang ada kan benih benih cinte?hayo ngaku aja" ucap Yuli menggoda vivi senyumannya sangat menggelikan.
Vivi mengulum senyumannya itu, pipinya sudah sangat merona.

" apa si ah, udah deh ga usah nyebelin deh" ucap vivi yang merasa malu di goda oleh temannya itu.
Yuli dan widya terkekeh saat melihat vivi yang jadi salah tingkah.

" lo tau ga? Tadi kan gue manggil deril ya di kantin. Dan gue bilang lo masuk uks vi. Lo tau gimana ekspresi deril? Yaampun keliatan banget kalau dia khawatir banget tau sama lo. Bahkan dia lari buat ke uks, gue aja sampe kewalahan ngejar dia. " ucap Yuli yang menceritakan kejadiannya yang tadi saat ia keluar dari uks dengan alasan ingin ke kamar mandi padahal dirinya menghampiri deril.

Vivi terdiam, hatinya terasa hangat saat mendengar ucapan yuli tadi. Ada rasa senang di dalam sana saat mendengar kalau deril khawatir kepada dirinya.

Ceklekk...
Pintu uks pun terbuka, vivi, yuli dan widya melirik kearah ambang pintu.

" kamu harus pulang" ucap Deril yang baru saja memasuki uks dengan membawa lembar kertas izin yang berukuran kecil dan bahunya menggendong dua tas miliknya dan milik vivi. Rambut nya sedikit berantakan, wajahnya sangat terlihat segar dan tampan.

Vivi mengerutkan keningnya
" ga mau deril, bosen dirumah. Apalagi kalau sendiri" ucap Vivi yang kembali menolak untuk di ajak pulang.

" ada aku, jangan susah deh!" Ucap Deril yang sudah sebal akan sifat kesusahan vivi. Ia segera menarik tangan vivi agar segera turun dari ranjang kasurnya itu.

" oke-oke!! Kamu minta surat izinnya dulu gih" ucap vivi yang akhirnya pasrah akan paksaan deril.

" nih, udah mau alesan apa lagi?" ucap deril yang mengangkat 2 lembar kertas izin yang telah ia minta.

Vivi mendengus kesal " hih rewel" ucap vivi yang mulai beranjak dari rajang nya itu.
vivi membenarkan penampilannya sejenak, rambutnya sedikit berantakan dan bajunya pun berantakan.

BERAWAL DARI PERTUNANGAN (completed)Where stories live. Discover now