engagement day 2

39.7K 1.9K 15
                                    

Vivi masih berdiam diri di kamarnya. Pikirannya sudah sangat penuh dengan fikiran-fikiran tak penting.

" apa kamu sudah selesai vi?" Tanya hendra yang tiba-tiba memasuki Kamar vivi. Vivi sedikit tersentak kaget dan mendongak kearah Sang ayah.

" vivi gugup ayah" ucap Vivi Sedikit menceritakan apa yang sedang ia rasakan.
Sang ayah tersenyum dengan hangat membuat kerutan di sekitar wajahnya sangat tercetak jelas.

" ada ayah" ucap hendra dengan sedikit mendekat kearah vivi dan mengusap rambut putrinya yang sudah tertata dengan rapih.
Vivi masih enggan untuk tersenyum atau mengatakan oke vivi bisa.
hatinya masih terkoyah oleh rasa ketakutan apalagi melihat diluar nanti para tamu yang sudah banyak berdatangan pasti akan menatap kearah nya. Oh ayolah percepat untuk hari ini batinnya memohon.

" sebaiknya kita cepat-cepat keluar. Pertunangan akan segera di mulai " ucap Sang ayah yang mulai angkat bicara kembali.
Vivi sedikit mengangguk mengiyakan, ia segera bangun dari tempat duduknya.

" jangan jauh jauh dari vivi ya ayah" ucap Vivi memeringati sang ayah agar tidak jauh-jauh berada di dekatnya.

Hendra sedikit terkekeh " iyah, ayah selalu di samping kamu" ucap hendra dengan mengembangkan seculas senyuman hangat nya.

Vivi dan hendra langsung meninggalkan tempat itu dan segera melangkah keluar karena acara pertunangan akan segera di mulai.
Dengan perlahan vivi menuruni anak tangga. Rasa gugup semakin memengaruhi dirinya, hatinya terasa terkoyah ketakutan.
Cukup! Lo bisa! Yakin! Batinnya mencibir kesal pada vivi yang sedari tadi terlalu memikirkan hal yang negative dan membuat dirinya semakin buruk.

Sesampainya di ujung tangga terakhir baru lah terlihat para tamu yang sudah berdatangan keacara pertunangan ini. Para tamu ini ialah keluarga besar dari deni, deni sengaja mengajak keluarga besar nya itu beberapa tidak terlalu banyak hanya untuk menjadi saksi.
Vivi meneguk silvanya dengan susah payah, perutnya tiba-tiba terasa melilit saat melihat begitu melihat para tamu yang berdatangan, nyalinya kembali menjadi ciut. Apa harus pake keluarga besar? Padahal hanya acara pertunangan? Padahal om deni sudah bilang acara takkan mewah! Tapi ini sangat terlihat ramai. Batinnya menggerutu didalam sana. Ruangan itu sudah sangat terlihat rapih.
Vivi mengcengkram lengan ayahnya begitu sangat kencang membuat sang ayah sedikit terasa kesakitan. " mereka engga akan memakan kamu sayang! Apa kamu setakut itu ?" Tanya hendra yang merasa aneh kepada putrinya itu.

Vivi mengerucutkan bibirnya dengan sebal, cengkraman nya pada lengan sang ayah pun sedikit mengendur. " ayah! Vivi tuh malu. Liat deh banyak gini. " cibir vivi seraya menatap kearah para tamu yang sudah berdatangan.

" para tamu disini masih bisa di hitung dengan jari kamu, ini hanya sedikit. Dengarkan ayah nanti kamu cukup menjawab saja, tidak akan berangsur lama ko"ucap Hendra yang kembali menenangkan putrinya dengan perlahan-lahan. Hendra memang benar para tamu disini yang berdatangan hanya sedikit masih bisa di hitung dengan jari kita, hanya vivi saja yang melebih-lebihkan dan membuat dirinya semakin takut akan acara ini.

Denger! Gakan lama! Batinnya mengingatkan pada dirinya sendiri.
Vivi menarik nafas nya dalam dalam dan menghembuskannya dengan perlahan ia mencoba menepis semua fikiran fikiran yang membuatnya terkecoh dan memantapkan nyalinya kembali.

" hen. Cepat acara akan segera dimulai " ucap Deni yang tiba tiba datang dan menepuk pundak hendra.

" baik. Baik Den. " ucap hendra yang cukup terlihat panik.

Setelah itu vivi, hendra dan deni pun segera menuju ketempat yang telah di siapkan.
Semua para tamu undangan langsung merapat mendekat. Vivi meneguk silvanya dengan susah payah saat semua para tamu menatap kearahnya.
Vivi mencengkram erat lengan sang ayah. Ia merasa ingin cepat-cepat semua ini berakhir, vivi dan sang ayah berjalan ketempat yang telah disediakan.
Vivi menatap kearah sosok pria yang sudah menunggu dirinya di tempat yang telah di sediakan. Deril pekiknya tertahan saat melihat sosok deril yang mengenakan kemeja putih dengan rambut yang sangat terlihat beda.

BERAWAL DARI PERTUNANGAN (completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon