statement painful

22.8K 1.1K 33
                                    

Hy guys aduh mff ya spam:v gatau deh lagi pgn aja update ampe 2x gini😂 gpp ya? Klw ga nyambung maaf ya nyambungin aja. Soalnya ngerjainnya malem dan niat banget😂 oke langsung aja ya cekidot...

Vivi melangkahkan kakinya untuk menuju taman di sekolah. Ia ingin menenangkan sejenak dirinya yang sempat di landa perasaan aneh.

Vivi duduk di bangku panjang yang berada di taman, bangku ini memang di sediakan oleh sekolah.
Vivi terdiam ia memejamkan matanya sejenak.

terlintas ingatannya kepada adegan salma dan deril saat di lapangan. Dimana salma mengusap dahi deril dengan tatapan penuh harapan. Dan di mana deril tersenyum manis kearahnya senyuman yang akan membuat salma semakin tertarik kepada deril.

Oke itu semua terasa sakit di benak vivi, vivi mempererat pajamannya itu, hatinya terasa linu seketika.

Lo munafik! Kenapa lo ga jujur! Batinnya mencemooh dirinya sendiri.
Vivi menggeleng cepat menepis cemoohan batinnya itu.

Cara lo salah! Kalau lo emang suka, lo bilang! Jangan kaya orang bego mendem perasaan gajelas kaya gitu batinnya angkat bicara di dalam sana memarahi diri vivi yang sangat sulit untuk jujur tentang perasaannya itu yang sudah sangat jelas kalau dirinya memang menyukai deril dari awal ia bertemu dengan deril, ditambah lagi deril yang selalu perhatian kepadanya, dan bahkan deril yang selalu menghibur dirinya. Vivi yakin deril juga menyukai dirinya.
Tapi di sisi lain vivi tau ada salma yang juga mencintai deril sama seperti nya saat ini. Tapi semuanya jelas deril lebih merespon kepada dirinya di banding salma, bahkan deril sekarang tunangannya.

" Mungkin ini terlalu cepat bagi gue bisa suka sama dia, oke Gue rasa gue suka sama deril" ucap vivi melemah dan muak untuk berdebat dengan kenyataan yang terjadi. Vivi menutup wajahnya dengan kedua tangannya itu menyembunyikan kepeningan kepalanya yang sedari tadi ingin pecah karena harus berdebat dengan masalah seperti ini.

" suka?" Tanya Seseorang secara tiba-tiba dan mampu membuat vivi membuka matanya itu.

"Deril?" Ucap Vivi saat melihat deril yang berada di sampingnya, vivi sangat tertegun. Berarti deril mendengar ucapannya tadi? Oh ya tuhan ini konyol sekali! Batinnya merutuk.

Vivi menekuk wajahnya. Deril menatap vivi dengan tatapan tajam, vivi tak berani menatap deril seperti ini, dirinya terlalu malu karena tadi sempat mengucapkan kalau dirinya menyukai deril.

" suka?" Tanya ulang deril sedikit mendesak.
Vivi terdiam, matanya masih menatap kelain arah. Detak jantungnya sangat berdegup kencang.

Saatnya lo jujur batinnya mendesak agar vivi segera jujur.vivi mencoba menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan dengan pelan, ia mengambil ancang-ancang untuk mengutarakan perasaannya itu kepada deril.

" iyah, mungkin kedengarannya konyol banget kalau gue suka sama lo. Tapi gue belum yakin 100% kalau gue suka sama lo. karena perasaan ini datang di saat waktu-waktu tertentu aja." Ucap Vivi yang akhirnya mengutarakan isi semua perasaan yang selama ini ia pendam kepada deril. Vivi masih enggan untuk menatap deril. Ada rasa plong di dalam dirinha karena sudah meluapka isi hatinya kepada sosok yang di dambakan selama jni.

Deril terdiam sejenak, matanya masih menatap vivi yang mengalihkan pandangannya kelain tempat.

Hening seketika, vivi menunggu jawaban deril, tapi deril masih berkutat dalam fikirannya itu, cukup lama.

" mungkin perasaan lo salah" ucap Deril beberapa menit kemudian suaranya terdengar sangat dingin, deril kembali kepada sosok dirinya saat semula.

"Gue-gue rasa gue gasalah" ucap vivi cepat dan terdengar sangat gugup, ia tak bersependapat dengan deril.

BERAWAL DARI PERTUNANGAN (completed)Where stories live. Discover now