Become Awkward!

24.5K 1.2K 22
                                    

Oke kembali lagi.
Yawdah langsung aja yaa cekidot😄😄😄...

" mending lo balik lagi deh ketempat lo gih " ucap vivi sedikit mengusir deril agar pergi dari sampingnya.

" gue betah disini gimana?" Goda deril dengan nada suara yang terdengar sangat geli di telinga vivi.

" modus mulu lu derr ke cewe ckck" celetuk davi yang berada di belakang deril.

" inget salma der ckckc" ucap Dede kali ini angkat bicara.

" salma mah urusan belakangan ya der " ucap davi sedikit terkekeh manis.

Vivi terdiam kupingnya masih ia pasang dengan sangat tajam, peluh keringat di keningnya sudah menetes sedari tadi.
Sinar matahari rupanya sudah cukup menyengat.
Deril tak menjawab ocehan para temannya itu, ia masih berdiam diri di samping vivi.

" yul? Lo gpp kan?" Tanya vivi mengalihkan pandangannya kearah yuli yang hanya terdiam sedari tadi.

" gue gpp vi, cuma malu doang di liatin anak IPA " ucap Yuli menoleh kearah vivi.

" der kantin yo? Bentaran aja masih ada waktu 40 menit lagi guru itu bakal keluar nanti. " ucap daffa yang melirik kearah jam tangannya, rupanya ia mulai merasa jenuh dan ingin sekali branjak dari tempat itu.

" duluan nanti gue nyusul" ucap deril yang menyuruh gerombolannya itu terlebih dahulu untuk ke kantin.

" oke, jangan ngaret lu kuda!" Ucap davi yang mengingatkan agar deril menyusul kekantin.
Deril hanya mengangguk mengiyakan. Setelah itu gerombolannya pun langsung melangkah meninggalkan lapangan dan menuju ke kantin.

Vivi dan yuli hanya terdiam dan memasang wajah cengonya saat melihat dengan mudahnya gerombolan deril meninggalkan hukumannya dan tak takut jika bu Eli akan kembali dan bahkan bisa saja menambahkan hukumannya.

" kenapa lo ga kekantin?" Tanya vivi yang menoleh kearah deril yang masih berdiri di sampingnya.

" ini mau" ucapnya dengan santai dan menoleh kearah vivi.

Vivi mengerutkan keningnya dengan gemas saat mendengar ucapan deril, vivi kira deril takan mengikuti gerombolannya itu tapi perkiraan nya salah, deril malah samanya.

"Gakan lama ko, tenang aja" ucap deril mengacak pucuk rambut vivi dan langsung melangkah meninggalkan vivi dan yuli dengan senyuman manisnya itu.

Pipi milik vivi kembali merona saat rambutnya di acak oleh deril tadi. Detak jantungnya kembali berdetak cepat.

" deril sweet deh" ucap Yuli terkagum-kagum, ternyata yuli menyaksika, adegan deril mengacak rambut vivi.
" lo menang banyak vii" lanjut nya dengan ekspresi yang sangat menjijikan.

" apa si lo yul" ucap vivi terkekeh saat melihat ekspresi yuli yang sangat menjijikan itu.

"Ih jarang banget deril gitu loh vi, vi jujur deh lo ada apa si sebenernya sama deril? Ayolah beda banget tatapan deril ke lo" ucap yuli yang mulai kembali menyelidik tentang vivi.
Vivi terdiam kekehan yang tadi nya sangat menyaring kini memudar.

Otaknya kembali bekerja mencari jawaban yang tepat.

Jujur? Jangan? Jujur? Jangan? Jujur? Batinnya mulai bimbang di dalam sana.
Vivi menggigit bibir bawahnya, pikirannya sudah sangat mumet dengan jawaban-jawaban yang memaksa dirinya untuk jujur kepada Yuli.

"Bukan siapa-siapa ko yul" lagi-lagi vivi masih enggan untuk menceritakan soal pertunangannya itu kepada yuli.

Tatapan yuli menatap vivi sangat tajam, vivi tau yuli sedang menyelidik tentang dirinya.

BERAWAL DARI PERTUNANGAN (completed)Where stories live. Discover now