Invective!

50.4K 1.7K 83
                                    

Heihei ketemu lagi nih....
masih ada yang nunggu kelanjutan cerita ini?😂😂
Yawdah semoga kalian ga bosen ya sama alurnya😂 kalau sama akunya gpp deh :v asal jangan sama cerita nya ya.

Maaf kalau ceritanya ga semaximal mungkin:( dan buat kalian ga suka atau garing.
Tapi aku udah berusaha ko 😊 semoga kalian suka.
Selamat membaca....😍😍

Rasa bahagia begitu mengalir pada dirinya. Bahkan rasa nyamannya itu terasa sangat mencekam pada dirinya saat ini.

Ngga ngga! Lo harus inget apa kata salma! Batin vivi bergeming seketika saat ucapan salma terngiang kembali di fikirannya itu.
Vivi mengalihkan pandangannya ke lain tempat.

Tangan deril melayang tepat di jidat vivi, ia kembali memeriksa keadaan vivi.
" pulang ya, biar aku anter. Keadaan kamu gada perubahan" ucap Deril yang sedikit memohon kepada vivi agar pulang karena badannya sangat panas kali ini.

Vivi terdiam, ia menatap mata deril secara mendalam. Ada rasa ingin ia keluarkan semua unek-unek yang ada pada dirinya itu.
" ngga" ucap Vivi beberapa detik kemudian, dan menolan ajakan deril.

Deril menghembuskan nafasnya secara kasar, ia langsung meninggalkan uks tanpa menoleh kembali kepada vivi.
Vivi masih menatap deril, ada rasa kecewa karena tak mengikuti apa kata deril. Tapi mau tak mau itu harus ia lakukan demi salma saat ini.

" deril kenapa vi?" Tanya yuli yang menyadari kepergian deril.
Vivi menggedikkan bahunya.

" Vi? Tadi salma ngapain lo?" Tanya Widya yang rupanya masih kepo akan perbincangan antara vivi dan salma.

Vivi terdiam sejenak " dia cuma nanyain keadaan gue doang" ucap vivi beberapa menit kemudian.

"Yakin?" Tanya widya dengan tatapan menyelidik.

Vivi mengangguk cepat, ia tak ingin membuat widya curiga jika vivi berlama-lama menjawab.

Widya terdiam, matanya masih menatap vivi tajam.

"Apapun yang di katain salma tadi. Gue cuma mau bilang lo jangan percaya vi" ucap yuli yang angkat bicara.

Vivi terdiam, ucapan salma terus terngiang di kepalanya.

Apa gue harus tanya ke deril aja? Batinnya bergeming di dalam sana.
Vivi menggeleng cepat

Ngga ngga, kalau gue bilang pasti deril gakan jujur juga batinnya menolak keras untuk berkata jujur kepada deril.

Tapi apa harus gue sepercaya itu ke salma? Bisa aja dia bohong batinnya kembali bimbang.

Vivi terdiam, otaknya berfikir sangat keras.

Salma ga akan boong, masa iya dia mengumbar keaiban dia sendiri. 3 taun mereka bersama, pasti banyak halhal yang udah mereka lewatin bersama batinnya bergeming di dalam sana. Dada vivi terasa sesak saat membayangkan hal seperti itu.

" vi? Lo ga kesambet kan?" Tanya yuli yang sedari tadi melihat sikap vivi yang aneh.
Vivi tersentak kaget, fikirannya pun buyar seketika.

Vivi tersenyum saat mendengar ucapan yuli tadi " ga lah. "

" ya lo aneh aja gitu, geleng-geleng sendiri, ngangguk-ngangguk sendiri. Aduh keadaan lo makin parah deh" ucap Yuli yang merasa keadaan vivi semakin parah.

Vivi terkekeh " ga yul, yaampun gue masih waras ko. Gue cuma inget ayah gue doang ko. "

Yuli mengerutkan keningnya, ia merasa jawaban vivi itu melantur. Masa iya inget ayahnya ngangguk-ngangguk sama geleng-geleng gitu.

BERAWAL DARI PERTUNANGAN (completed)Where stories live. Discover now