Part 19

1.6K 123 12
                                    

Team basket SMA Bangsa semakin disibukkan dengan turnamen basket yang akan diadakan 2 hari lagi. Team basket putri sibuk menyiapkan mental dan memperkuat strategi yang akan mereka pakai di pertandingan esok. Sedangkan team basket putra kembali mengecek perlengkapan yang esok akan dipakai dan dibawa.

"Lun, celana lo kependekan tuh!" Celetuk Alang saat Aluna sedang bermain-main dengan bola di tangannya.

"Trus gue suruh pake celana apa? Celana tidur?" Kata Aluna penuh dengan sarkas membuat Alang terkikik di tempatnya berdiri.

"Lo masih marah ya sama gue? Nggak baik lho kalo marah-marah terus sama pacar."

Jika saja bisa digambarkan, mungkin sekarang wajah Aluna sudah semerah tomat dan dari kedua telinga nya keluar asap-asap mengepul.

Alang tak perlu berkali-kali mengatakan kalau mereka ini sekarang adalah sepasang kekasih. Walau Aluna tahu itu hanya sebuah sandiwara, tapi entah kenapa hal itu selalu sukses membuat perut Aluna terasa melilit mendadak mendengarnya.

"Lo marahan sama Mika?" Tanya Aluna tiba-tiba membuat seringaian di bibir Alang lenyap. Digantikan dengan bibir yang menipis dan alis menukik tajam.

"Siapa bilang?"

"Jawab aja apa susahnya?" Aluna memandang Alang dengan tangan bersidekap di dada. Membiarkan bola yang tadi dimainkannya menggelinding entah kemana.

"Biasalah cowok," jawaban yang sangat amat tidak memuaskan bagi Aluna.

"Masalah yang pas lo nggak masuk itu kan?" Tanya Aluna to the point. Membuat Alang menegang. Apa Mika memberi tahu Aluna kemarin?

"Apa--kok lo tau?" Alang mengepalkan tangannya geram. Cowok itu tiba-tiba merasa benar-benar akan menghajar sahabat sok tahunya itu nanti.

"Udah gue duga."

Bukannya menjawab pertanyaan Alang, Aluna malah berjalan menuju pinggir lapangan dan menatap Alang dengan jengah. Yang ditatap sendiri hanya bungkam, menahan geram pada Mika yang tolol, dan Aluna yang tak mengacuhkan pertanyaannya.

"Lun--" Alang berlari kecil di belakang punggung Aluna untuk menyusulnya.

"Udah gue bilang berapa kali sih sama lo? Nggak usah sok bolos lagi. Bolos kemana lo kemarin, hah?"

"Bolos?" Kata Alang dengan mata terbelalak. Lah kok jadi bolos?

"Iya bolos! Apa enaknya sih bolos, ujian tinggal di depan mata Lang. Kita tinggal nyelesain turnamen ini dan abis itu kita UN. Dan lo malah--"

"Anjrit! Hahaha.."

Aluna melotot melihat Alang yang tertawa terbahak-bahak di depannya. Cowok itu sudah berani memotong ucapannya dan sekarang malah menertawakannya pula! Double damn it.

"--kenapa ketawa ish! Nggak ada yang lucu! Alang!"

Alang mengusap wajahnya yang masih dihiasi sisa tawa dan mata yang menyorot geli. Ah, cewek di depannya ini benar-benar!

"Hahaha. Sori sori kenapa tadi Lun?"

"Rese lo ya. Apa coba yang lucu?" Sambil berkacak pinggang, Aluna mengumpati Alang dengan segala sumpah serapah. Bukan isi kebun binatang sih, tapi lama-lama lumayan lah buat bikin telinga Alang panas.

"Aluna sayang, listen--"

"Najis," serobot Aluna yang kembali membuat Alang ingin tertawa lagi. Tapi buru-buru ditipiskannya bibir Alang.

"Eh nggak boleh najis-najis. Ntar jadi sayang beneran sama gue repot lho."

"Alang serius sedikit bisa nggak!"

Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang