Part 8

2.3K 139 24
                                    

Febby R -
Menunggu Bintang Jatuh

Aku yang slalu mengharapkanmu.

Namun dimana kesempatan tuk memilikimu.

Bagai menunggu bintang jatuh.

***

Aluna mendribel bola orange di tangannya dengan luwes. Seolah-olah ia sudah terbiasa dengan ini. Seolah-olah bola orange itu sudah sangat berjodoh dengan tangannya.

Gadis itu lalu mendongak dan menyipitkan matanya, memandang ring basket. Mengira-ngira. Sebelum HAP!

Three point.

Aluna menyeringai lebar saat lemparannya tepat sasaran. Seolah-olah menjadi kebahagiaan tersendiri baginya setiap menciptakan poin. Padahal kalau ia mau, ia mampu menciptakan three point sebanyak mungkin.

Semua orang tak meragukan kemampuan cewek itu dalam bermain basket atau menciptakan poin. Bahkan cewek itu dipercayai untuk diserahi tanggung jawab sebagai kapten basket putri SMA Bangsa.

Semua anggota tim Aluna tengah beristirahat di pinggir lapangan. Cewek itu sendiri belum berniat istirahat, ia masih ingin terus berlatih. Walau tanpa berlatih pun, timnya sanggup memenangkan turnamen tersebut seperti biasa.

"Nice shoot," ucapan seseorang menginterupsi kegiatan Aluna yang masih asyik dengan bolanya.

Aluna menoleh dan tersenyum simpul saat mendapati Alang berdiri di belakangnya dengan jersey basket kesayangannya bernomor punggung 9.

"Thanks," sahut Aluna kembali mendribel bolanya.

Alang berjalan mendekati Aluna. Lalu berdiri cukup dekat dengan cewek itu.

"Apa?" Tanya Aluna saat melihat Alang hanya berdiri dan memandanginya lekat. Aluna sama sekali tidak merasa terintimidasi saat cowok di depannya memandangnya begitu dekat dan lekat.

Ia hanya mencoba tetap berdiri tegak saat kakinya tiba-tiba merasa lemas. Dan tidak menghiraukan jantungnya yang tiba-tiba berdetak cepat. Bukan karena ia sedang mengelak kalau ia menyukai Alang. Bukan. Lagian rasa suka pada seseorang tidak selamanya tentang jantung yang tiba-tiba berdetak cepat kan? Iya kan? Aluna mencoba tidak memikirkannya.

Alang tiba-tiba berjongkok dan membuat Aluna kaget. Tentu saja Aluna kaget, cowok itu dengan sikap santainya tiba-tiba berjongkok dan mengikat tali sepatu miliknya di tengah lapangan. Di depan anak-anak basket lainnya bahkan di depan coachnya.

"Alang," geram Aluna. Ia buru-buru ikut berjongkok bersama cowok itu. Tak memperdulikan siulan dan godaan yang dilemparkan oleh teman-temannya lagi.

"Wah Alang emang cope! Cowo peka!"

"Alang, tali sepatu abang juga lepas nih."

"Duh Lang, lo tancep gas mulu kapan gencatan senjata?"

"Alanggg so sweet banget!"

"Alang mah gitu giliran tali sepatu Aluna lepas diiketin, giliran punya hayati dianggurin."

"Yaelah tali sepatu mulu yang diiket, hubungan kalian berdua kapan?"

Apa Alang benar-benar suka mencari sensasi? Batin Aluna dongkol.

"Lo ngapain sih?" Tanya Aluna keki. Ia menepis tangan besar Alang dan mulai mengikat tali sepatunya sendiri.

"Benerin tali sepatu lo yang lepas?"

Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang