Part 12

1.9K 119 6
                                    

Sivia Azizah - Bebas Mencinta

Biarlah aku

Ku kan sendiri

Sendiri merasakan

Rasa yang tak kau punya

***

Aluna sangat bersyukur hari ini Dika sudah kembali seperti biasanya. Jadi cewek itu tak perlu lagi kena semprot Dika. Cewek itu juga sudah tau perihal Ana yang berpacaran dengan Aldric.

Pantas saja Dika seperti itu. Patah hati memang membuat semuanya terasa rumit. Atau lebih rumit jatuh cinta sendirian? Ah sepertinya sama-sama rumit.

Perasaan Aluna mendadak lega saat mengetahui kenyataan bahwa Ana pacar Aldric. Walau ia juga tak sepenuhnya mengerti kenapa Ana masih bisa menerima ajakan pulang bareng Dika disaat cewek itu sudah punya pacar.

Yang jelas ia tak lagi merasa bahwa Dika akan meninggalkannya untuk cewek lain. Untuk Ana. Dika masih sepenuhnya miliknya. Walau ia juga tak yakin kalau perasaan cowok itu sudah berubah untuk Ana.

"Gila! Nilai akuntansi gue Lun, jeblok banget!" adu Dika, membuat Aluna menoleh dan tersenyum mengolok. Cowok di sampingnya memasang wajah nelangsa andalannya, yang entah kenapa tetap terlihat imut di mata Aluna.

"Makanya nggak usah galau mulu lo."

"Ah tai lah."

"Tuh guru emang nggak niat bikin soal kayanya Lun," yah jika Dika sudah kembali seperti biasanya, maka siap-siap mendengar omelan panjang lebar milik cowok itu.

"Ya elonya aja kerajinan, udah tau nggak balance malah nekat dibalance-balancein,"

"Eh tu gurunya aja songong udah tau soal salah, jawaban nggak balance masih aja dikasihin! Kan gue yang jadinya kejebak," sungut Dika.

"Nggak usah ngelak sama kenyataan lah Dik, goblok ya goblok aja udah," ujar Aluna sambil mengerling jahil ke arah sahabatnya itu.

"Ah tai emang lo," ujar Dika membuat tawa Aluna pecah seketika.

***

Mika menyenggol teman sebangkunya yang sedang menelungkupkan kepalanya menghadap ke kanan--memandangi sang pujaan hati.

"Mau diliatin sampe lo sinting juga nggak bakalan jadi cewe lo. Kejar lah," ujar Mika. Alang-teman sebangkunya mendengus keras sebelum menegakan badan.

"Lo pikir gue tiap hari ngapain ha kalo bukan ngejar dia?" Tanya Alang sarkartis. Ia menatap Mika dengan tatapan tajam miliknya. Tapi nggak ngaruh buat Mika, entah karena udah terlalu kebal atau Mika emang nggak sadar kalau Alang sebel denger ucapannya barusan. Mereka sahabatan dari kecil. Jadi jangan salah kalo Mika udah kebal sama aura nggak bersahabat Alang kalo udah keluar.

Bukannya menjawab pertanyaan Alang, Mika malah menambah Alang sebal dengan kata-katanya.

"Eh awas lo ya! Kalo si Luna sampe punya cowok. Nggak bakalan gue pinjemin bahu buat bersandar!" Ujar Mika. Mendengarnya membuat Alang mendengus keras.

"Gue nggak bakalan pinjem bahu lo! Paling gue cuma pinjem baju lo buat ngelap ingus," sahut Alang santai.

"Yah!!"

Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang