"Ayo ku antarkan bun".
Akupun mulai mengikuti anak kecil itu dari belakang.
Lama kelamaan taman-taman yang indah tadi berada jauh saat aku mengikuti anak kecil itu
melangkah.

"Kita mau kemana nak?". Tanyaku ketika menuju lorong yang gelap.

"Itu bun". Ujar anak kecil itu sembari menunjuk seseorang yang menyinari lorong yang gelap gulita ini.

"Siapa kau". Ujarku ke seseorang itu.

"Pulanglah bungaku". Jawabnya.
Akupun mulai mendekatinya.

"Reynald!!!". Pekikku saat menyadari kalau orang itu adalah reynald.

"Kita memang akan kembali ke sang pencipta. Pulanglah sebentar agar tujuan hidup kita tak sia-sia bungaku". Ujar Reynald.
Aku tak mengerti apa yang di katakannya.
Tapi aku tetap melangkahkan kakiku menghampirinya.

"Ibunda". Teriak anak kecil itu yang kini sedang bersama seseorang yang mencekal tangannya.
Sontak aku langsung berbalik menghampirinya.

"Jasmine!". Kuberhentikan langkahku dan menatap Reynald.
Aku kembali lagi menuju ke arahnya.

"Ibunda!".
Aku kembali berhenti saat mendengar teriakkan anak keci itu.

"Jasmine!".

"Ibunda!".

"Jasmine!".

"Ibunda!".

Aku menolehkan kepalaku kesana kemari saat Reynald dan anak kecil itu memanggilku.
Aku bingung akan langkahku.
Aku bingung tujuanku.
Aku bingung apa maksud semua ini.
Aku bingung apa yang terjadi.
Aku bingung dengan diriku.

"Jasmine".

"Ibunda".

"Jasmine".

"Ibunda".

"Jasmine".

"Ibunda".

"Jasmine".

"Ibunda".

Akupun menutup telingaku saat mendengar panggilan mereka sembari menangis.

Ya Tuhan,dimanakah aku.
Kembalikanlah diriku.

Kemudian teriakan mereka berhenti.

"Pulanglah". Ujar Reynald yang menangis tersedu-sedu.
Akupun mulai melangkahkan kakiku menuju ke arah Reynald.
Kemudian Reynald memegang tanganku setelah aku menghampirinya.
Kupeluk tubuhnya erat.

"Dimana kita Rey? Aku takut". Ujarku sambil memeluknya.
Dia diam tak menjawab.
Kemudian dia membawaku keluar dari lorong gelap ini.
Tubuhnya yang bersinar,menyinari gelapnya lorong ini.
Dia terus berjalan menuntunku. Hingga sampai pada sebuah tempat yang aneh.
Tempat itu bersinar,tapi sesaat berubah menjadi gelap gulita,kemudian bersinar lagi, lalu gelap lagi,begitu seterusnya.

"Ayo". Reynald pun menarikku lembut untuk memasuki tempat itu.
Aku pun mengikutinya.
Tak lama anak kecil tadi mengikuti kami masuk.

Kemudian semuanya kembali gelap.

____

Aku saat ini sedang berada di tempat ayah David.
Ayah David adalah kakakku.
Kenapa aku memanggilnya kakak?
Karena dari kecil memang keluarga mengajarkanku untuk memanggilnya ayah.
Aku dan ayah David bukanlah saudara kandung.
Aku adalah anak angkat papi Richard.
Aku mengetahuinya saat masih SD.
Mereka memberitahukannya dengan lembut padaku kalau aku bukan anak kandungnya.
Mereka mengatakan,walaupun aku bukan anak kandungnya mereka sama sayangnya seperti mereka menyayangi ayah David.
Kasih sayangnya tulus padaku.
Aku yang hanya anak SD saat itu, hanya menangis sembari memeluk mereka sayang setelah mengetahui kenyataan pahit itu.
Apa aku kabur setelah mengetahui anak angkat mereka?
Tidak!!!
Aku tidak sehina itu yang meninggalkan orang tua hanya karena aku anak angkat mereka.
Betapa bodohnya aku jika meninggalkan rumah hanya karna masalah itu.
Mereka menyayangiku,mencintaiku, merawatku,mendidikku dari bayi hingga sekarang.
Apa pantas jika aku pergi hanya karena merasa tidak pantas hadir di lingkupan keluarga mereka.
Sekali lagi tidak.
Aku akan berusaha membahagiakan mereka.
Mereka tetap orang tuaku.
Dan aku tidak akan mencari keberadaan orang tua kandungku.
Bagiku merekalah orang tua kandungku.

Playboy Story Life (END)Where stories live. Discover now