PART 4

20.3K 579 9
                                    


SELAMAT MEMBACA
DAN JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT ANDA

____________________________________

"Tante tinggal dulu ya,Rey. Anggap saja rumah sendiri". Ujar tante Helda saat beliau akan pergi untuk arisan.
Ckckckc dasar emak-emak.

"Iya,Tan. Apa perlu Rey antar perginya?". Ujarku memberi bantuan.

"Gak usah Rey,makasih. Kamu temani saja Anggun di rumah".
Jawab tante Helda.

"Mama pergi dulu ya sayang". Pamit tante Helda ke Anggun.

"Iya ma... nanti kalau dapet arisan Anggun minta tas baru ya ma hehee". Goda Anggun dan di balas dengan acungan jempol oleh mamanya.

Tante Helda itu adalah ibunda Anggun dan saat ini aku sedang berada di rumahnya.
Dulu rumah kami berdekatan dengan rumah Anggun dan juga Dimas.
Tapi itu sebelum keluargaku pindah dari komplek ini.
Kalau rumah Dimas selisih 10 rumah dari sini atau sekitar 50 meter jaraknya dari rumah Anggun dan dulu rumahku tepat bertetanggaan dengan rumah Dimas.

Keluarga Anggun cukup akrab denganku,karena dulu aku sering mengantar Anggun pulang yang ikut bermain denganku dan Dimas.

Setelah tante Helda pergi,aku langsung menarik Anggun untuk duduk di pangkuanku dengan posisi menyamping dan ku peluk pinggangnya.
Aku suka sekali posisi seperti ini.

"Kenapa Rey?". Tanyanya bingung saat aku medudukkannya ke pangkuanku.

"Pengen peluk aja sayang,memang gak boleh?". Godaku.
Dan pipinya pun langsung merona saat ku panggil sayang.

"Pipimu merah sayang". Ujarku yang ingin masih menggodanya.

"Masa sih". Jawabnya sambil memegang kedua pipinya dengan telapak tangannya.
Yaitu dengan cara di telangkupkan di bawah dagu.

Ahh lucu sekali kamu,Anggun.

"Emang kamu gak mau kalau aku peluk". Ujarku dengan nada seperti anak yang merajuk.
Sebenarnya aku geli,tapi aku masih ingin menggodanya.

"Hihihi gak pantes ah kamu ngomong kayak gitu, geli aku dengernya". Kikiknya.

"Kalo geli itu di giniin sayang". Ujarku sembari menggigit kecil daun telingnya.
Gigitanku turun ke leher dan ku kecupi leher putihnya itu.
Ku usahakan untuk tidak meninggalkan jejak merah di leher Anggun.
Karena bisa berbahaya kalau ketahuan Ibunya.

Tangan kananku meremas lembut bukitnya dan tangan kiriku masih memeluk pinggangnya.
Dia mulai melenguh,
Bibirku pindah dari leher ke bibirnya.
Ku kecup lembut bibirnya,dia membuka mulutnya dan kumasukkan lidahku ke mulutnya.

Dia sudah semakin pintar saat berciuman,karena kami memang sering melakukannya.
Ciuman kami sangat panas.
sampai kami berhenti karena sama-sama kehabisan nafas.

Ciuman kami berlanjut dan kali ini terdengar desahan dari mulutnya saat tangan kananku masuk ke dalam bajunya dan ku remas sambil memainkan putingnya.

Kulepaskan ciuman kami dan ku buka kancing bajunya sekalian kunaikkan Bra-nya.
Karena aku ingin sekali menikmati bukit kembar itu.

Ku turunkan kepalaku menuju bukit kembar nan indah itu,lalu kuhisap,kujilat.
Tubuhnya melengking ke belakang saat aku melakukannya,
sehingga memudahkanku bermain di bukit kembarnya.

Kubaringkan dia di sofa karena masih dengan posisi di pangkuanku.

Setelah kubaringkan di sofa,langsung ku sergap bibir seksi itu.

Prang!!!!

Ku hentikan ciumanku karena terdengar suara benda jatuh di depan.

Aku ingin keluar untuk memastikan apa yang terjadi, urung karena Anggun langsung menyambar bibirku dengan ganas.

Playboy Story Life (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin