1. Tip-ex.

295 7 1
                                    

Sephia - Chapter One

                     Masa SMA, semua orang selalu berkata bahwa masa paling indah adalah masa SMA. Mungkin karena pemikiran seperti itulah yang membuatku begitu terobsesi menciptakan masa SMA-ku seindah mungkin. Seperti serial remaja yang ditayangkan di televisi, aku ingin membuat masa SMA-ku seperti itu. Aku tak peduli sekalipun itu terdengar konyol dan lebay.

Tapi aku sendiri tak benar-benar tahu apa yang ingin aku lakukan untuk menciptakan masa indahku di SMA. Jujur saja aku tak tahu apa yang disebut dengan indah itu. Terlalu banyak serial remaja yang pernah kutonton, dengan definisi indah yang berbeda. Ya, aku memang penggemar serial remaja sejak dulu.

Aku terus bertanya-tanya. Apa indah itu ketika aku menjadi cewek pintar di sekolah? Apa indah itu ketika aku menjadi cewek paling diinginkan di sekolah? Aku benar-benar tak tahu.

Aku tak tahu apa yang sebenarnya aku inginkan. Bahkan sampai saat ini aku masih tak memahami diriku ini. Mungkin kalimatmu saat itu memang benar, aku ini terlalu sulit untuk dipahami.

Saat itu, setelah aku melihat potensi diriku, sepertinya tak ada yang cocok untukku. Aku cukup pintar tapi tidak sampai pada tahap dapat membawaku berpredikat siswi pintar, aku tidak populer dan aku jomblo berkarat.

Maka berbekal niat ingin mencari jati diriku yang sebenarnya, aku berteman dengan 4 gadis yang berbeda. Aku menyebut mereka unik. Dan kamu, lebih sering menyebut mereka unexpected girls. Walau sekarang aku sadar bahwa kamulah hal paling unexpected di hidupku.

Yang pertama dia adalah Cindy. Cewek berkacamata yang kebetulan duduk sebangku denganku. Dia tipikal cewek yang masa bodoh dengan hal disekitarnya kecuali jika itu menyangkut 3 hal, musik, drama dan juga Donghae -salah satu personil boygroub dari Korea, Super Junior. Cindy benar-benar teman yang baik. Dia asyik dan ceria. Tapi aku tak benar-benar dekat dengannya. Kami hanya berbagi masalah sekolah dan hal-hal kesukaannya, selebihnya dia tak mengenalku secara dalam.

Yang kedua bernama Rara. Cewek yang begitu terobsesi dengan nilai yang sempurna. Selama aku mengenalnya dia selalu membandingkan lembaga bimbingan belajar yang pernah diikutinya. Hampir semua lembaga bimbingan belajar pernah dicobanya. Bahkan aku masih ingat pertanyaan pertamanya saat aku mengajaknya berkenalan. Dia menanyakan score IQ test-ku. Demi apa?! She's too much. But she always understand me.

Yang ketiga adalah Fellicia. Cewek biasa, sangat biasa. Bahkan nilai akademiknya sangat memprihatinkan. Tapi dia begitu populer dengan kemampuan taekwondo-nya. Aku benar-benar ingin tahu bagaimana dia bisa menghadapi teguran orang tua dan guru-guru yang selalu mampir di telinganya.

Yang terakhir adalah Tina. Sebenarnya dia tak begitu cantik, tapi herannya dia selalu berganti pacar setiap minggunya. Aku benar-benar tak tahu bagaimana bisa dia semudah itu berganti pacar layaknya berganti bra.

Aku benar-benar tak paham dengan pertemanan yang kami jalani. Ini mungkin terlihat aneh ketika melihat sebuah gang cewek tapi dengan kepribadian yang berbeda-beda. Layaknya sebuah gang pasti berisi manusia-manusia yang memiliki kepribadian, hobi, atau tujuan yang sama. Seperti gang yang berisi siswa pintar, siswa elit, siswa soleh dan sejenisnya. Tapi kami, benar-benar out of the box. Aku ingat kalimatmu waktu itu, kamu menyebut kami penganut Bhineka Tunggal Eka sejati. Dan kami menyebut gang kami ini dengan sebutan 5P -Pertemanan Para Perempuan Penuh Perbedaan. What a silly name!

Sebesar apa perbedaan kami, tapi kantin selalu menjadi tempat kami melebur menjadi satu. Setidaknya semangkuk soto -dengan kuah ekstra- dan juga segelas Tea Juice Apple buatan Pak Danang selalu menemani obrolan kami setiap hari. Jika ditanya hal apa yang kami bicarakan, itu hanyalah pembicaraan ringan seorang perempuan yang aku yakin kamu tidak pernah suka. Kami hanya menceritakan segala hal yang ingin diceritakan. Seperti siang itu, Cindy yang mulai mempengaruhi Rara dengan koleksi majalah Kpop-nya. Rara yang mengeluhkan soal biologi. Felli yang memamerkan mendalinya. Tina yang mengeluh akan pacar barunya. Dan aku, aku lebih banyak diam daripada membuka mulutku. There's nothing I can share.

Sephia : Sepenggal Kisah di Masa LaluWhere stories live. Discover now