"Kenapa harus kamu yang berkorban Rey?". Ujarnya masih terisak.
Kudekati dia dan ku cium keningnya sayang.

"Terkadang kita harus berkorban demi mendapatkan kebahagiaan, dan bagiku kebahagiaan itu adalah melihat senyum orang yang kita sayangi".
Ujarku
Lalu ku peluk erat tubuhnya dan dia menangis dalam pelukanku.

"Jadi kumohon bantu dia demi aku Nggun, demi memperbaiki persahabatan kita. Aku janji diantara kita tidak ada yang berubah, kita masih bisa nonton bareng,jalan bareng,karokean bareng dan lain sebagainya sama seperti yang kita lakukan dulu".
Kucium lagi keningnya sayang dan dia semakin mengeratkan lagu pelukannya.

"Ketahuilah Rey,aku akan selalu mencintaimu. Walaupun kau hanya mimpi sesaat untukku, aku sangat mencintaimu dulu dan sekarang ". Ujarnya sembari mendongak menatapku,
Lalu Ku kecup bibirnya lembut.

"Aku tau itu,,,,,jadi apakah kamu mau melakukannya untukku dan untuk persahabatan kita".
Ujarku ,lalu dia mengangguk

"Tetapi berjanjilah Rey ,di antara kita nanti tidak ada yang berubah dan masih sama seperti dulu walaupun hubungan kita berakhir". Pintanya

"Aku janji di antara kita tidak akan berubah dan masih sama seperti dulu, kamu bisa pegang janjiku". Lalu dia memelukku lagi sembari menghirup aroma tubuhku dalam-dalam

"Aku tak pernah bertemu orang sebaik dirimu Rey"

"Aku tidak sebaik dengan apa yang kamu bayangkan, aku masih banyak kesalahan dalam diriku yang harus ku perbaiki".

"Tapi bagiku, kamulah yang terbaik di mataku setelah orang tuaku Rey".

"Dan aku juga tak pernah bertemu orang sebaik dirimu yang rela berkorban". Ujarku

Lalu dia mulai menangis lagi di dalam pelukanku.

"Bolehkah dada ini untuk tempatku bersandar ,walaupun nanti dirimu sudah memiliki pengganti baru". Ujarnya lirih setelah tangisnya reda

"Kapanpun kamu mau Nggun, dan ketahuilah bahwa aku menyayangimu". Dia memelukku erat lagi

"Bolehkah aku menciummu?
Mungkin untuk terakhir status kita". Ujarnya

Dan akupun mengangguk lalu dia mulai mengalungkan tangannya di keleherku dan aku memeluk pinggangnya,
Dia menciumku lembut dengan mata terpejam lalu aku membalas ciumannya.
Dia seakan enggan untuk melepaskan ciuman ini,aku pun hanya mengikuti hingga dia melepaskan ciuman kami.

"Aku mencintaimu Rey". Ujarnya setelah melepaskan ciuman kami.
Dan aku bisa merasakan kata tulusnya itu. Hatiku terasa teriris mendengarnya ,karena aku sudah menyakitinya dengan menyuruhnya untuk bersama orang lain padahal dia sangat mencintaiku.
Sedangkan aku ? Apakah mencintainya juga ? Entahlah

Air mataku hampir jatuh memikirkan itu.
Seharusnya ini tidak terjadi. batinku pilu

"Mau di antar pulang?". Tanyaku setelah tidak ada lagi yang perlu di bahas.

"Gak usah Rey aku bawa mobil sendiri kok, lagian kamu masih harus kerja lagi kan?". Jawabnya

"kalau begitu aku antar sampai depan ya". Ajakku

"Gak usah Rey aku bisa sendiri kok, kamu lanjutin aja kerjamu". Jawabnya sembari tersenyum tipis

"Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati di jalan,kalau ada apa-apa hubungi aku".ujarku
Dan dia mengangguk lalu melangkah pergi dari ruangan kerjaku.

Akupun duduk lemas karena masalah ini.
Kalau saja ini tak terjadi pasti persahabatan kami tidak akan terjadi apa-apa.

Arghhhhhh sial,sial,sial,sialllllll..

Playboy Story Life (END)Where stories live. Discover now