Bab XII - Test -

624 28 11
                                    


Karena lelaki, tetaplah lelaki. Kaum teregois yang pernah ada. Sebaik apapun dia, secinta apapun dia padamu - Ayani Owlet

Selamat menikmati, happy reading^^

_________

- Kiran -

Ini hari minggu. Weekend. Jikalau untuk anak sekolah nan ingusan. Oke, abaikan yang terakhir. Ini adalah hari dimana kami bersenang-senang melepas penat dengan hangout sana sini. Tidak demikian hari ini.

Karena tuntutan, aku harus balik untuk meeting bersama para pengurus osis sekolahku. Well, karena pada akhirnya aku diutus untuk menjadi pengurus osis disekolah. Alasannya, karena prestasiku cukup baik disekolah.

Sedikit membuat bangga, mengingat tingkat keterlambatanku kesekolah membuat alasan itu terlihat cukup meragukan. Tapi, sejak pacaran dengan Rifann, aku jarang telat sih. Itu karena dia sering membangunkanku dipagi hari dan setia menjemputku. Senangnya!

Akhirnya aku pun tiba diruang osis. Hari ini aku kembali untuk meeting sendiri. Berhubung, pacarku tercinta itu datang lebih awal untuk persiapan ujiannya dan menyempatkan untuk meeting hari ini.

"Baiklah. Kalau sudah berkumpul semua, meeting pagi ini kita buka. Silahkan ketua.." Ujar sekretaris osis menyerahkan meeting hari ini untuk ketua osis Rifan, cowok tercintaku.

Rifan pun membuka meeting kami. Hari ini membahas masalah pembentukan pengurus osis baru. Mengingat, yang lama sudah expired. Hahaha. Tidak, mereka kan akan menempuh ujian dan akan hengkang dari sekolah tahun ini. Jadi, penerusnya harus diganti.

Setelah membahas masalah pembentukan pengurus osis baru, kami membahas masalah ujian kakak tingkat kelas tiga yang akan diadakan besok senin. Kami membahasnya dengan para guru.

Empat jam lamanya kami meeting, akhirnya selesai juga. Wew! Empat jam booo.. Gilaa apa gak pegal tuh? Banget cuyy! Untung aja dikasih snack biar sedikit ngeganjel perut dan hati.

"Kiran.." Panggil suara familiar dibelakangku saat aku sedang berdiri merenggangkan badan. Aku tersenyum saat melihat siapa gerangan. Ternyata pacarku tercinta. Dia mengelus kepalaku dengan mesra. Membuat wajahku memerah karena dilihati para pengurus osis lainnya.

"Aku akan mengantarmu pulang. Maaf, hari ini sepertinya kita gak bisa jalan-jalan. Aku harus balik lagi ke sekolah sebentar sore untuk mengurus ujian besok" jelasnya dengan muka keberatannya.

Aku menyunggingkan senyum manisku agar membawa semangat padanya. "It's oke. Gak apa-apa kok. Kamu memang harus fokus kan? Setelah ujian kita bisa jalan-jalan lagi" ujarku dengan ceria. Rifan tersenyum dan mengangguk menangapiku.

Sudah setahun 3 bulan 2 minggu kami berpacaran. Sejauh ini baik-baik saja. Insiden cemburu 8 bulan yang lalu adalah insiden yang terakhir yang pernah kurasa. Setelah itu, kami jauh lebih baik.

Rifan makin mencintaiku. Dia memang tidak romantis. Tapi, dia sangat bermulut manis. Hahaha. Dia tau bagaimana membuatku nyaman bersamanya. Ulang tahunku dia memberikan kejutan yang luar biasa. Anniversary kami dia setting begitu indah. Tidak berlebihan, tidak biasa. Pas.

Well, aku tidak tau ada cowok yang lebih baik darinya diluar sana. Aku hanya tidak memikirkan dan tidak mau memikirkan setelah kelulusan nanti. Terpisah dengannya disekolah.

Kami pun keluar ruang osis dan menuju gerbang sekolah. Aku naik ke mobil Rifan setelah dibukakan pintu. Ya, Rifan sudah memakai mobil. Setelah naik semester akhir ini, Rifan berubah gayanya. Mengubah motor ke mobil, style-nya dalam berpakaian juga berubah. Dia lebih dewasa. Membuat fans-fansnya disekolah rasanya ingin menyantetku sampai mati. Hahaha. Dia masih latihan basket, masih jadi atlet untuk sekolahnya. Tapi, dia sudah jarang nge-band.

When Sunrise Come - Slow UpdateWhere stories live. Discover now