Ia benar-benar perlu menetralkan amarahnya. Dengan segala pemikiran untuk membuat anaknya aman karena jika ini terulang lagi maka ia yang akan turun tangan untuk langsung menjaga anaknya sendiri.

Grep.

Sebuah tangan lentik hinggap di pundak Sehun.

"Coklat panas." Sema menyerahkan segelas cangkir.

"Gumawo"

Sema tersenyum dan membuat..

... Hati Sehun menghangat seketika.

"Haowen trauma kecil maka dari itu jangan menampakkan kekesalan sedikitpun di hadapannya. Termasuk membanting pintu kamar yang tidak bersalah"

Sehun menolah dengan wajah tegang, "A-apa dia baik-baik saja?" Dia hendak berbalik ke kamar Haowen untuk melihat kondisi anaknya tapi sebuah lengan menahannya.

"Haowen sudah tertidur. Biarkan dia istirahat"

"Berjanjilah untuk bisa mengkontrol emosi dirimu di hadapannya, Hun. Haowen cukup kesulitan untuk mengatasi rasa takutnya sendiri dengan menekan dirinya untuk tetap kuat di hadapan kita. Dia masih kecil.."

Sema menangkap raut menyesal pada wajah Sehun.

"Aku.. Merasa menjadi orangtua yang gagal Sem. Untuk melindunginya pun aku masih lalai apalagi memberinya rasa nyaman"

Ntah keberanian dari mana, Sema berjalan mendekat pada Sehun yang duduk menunduk. Berdiri di hadapannya, merengkuh kepalanya agar bersandar di perutnya dan menepuk pundaknya.

Deg. Deg.

Sehun benar-benar merasa sesuatu ruang kosong di hatinya terisi. Dengan kesadaran penuh tangannya terangkat melingkar di pinggang Sema dan sedikit menariknya.

"Gwaenchana.. Kau sudah menjadi daddy yang hebat untuk Haowen. Kau selalu memberikan yang terbaik untuknya kan?"

Sehun mengangguk.

"Hanya perlu di sampingnya saat ini membuat ia merasa aman dan nyaman. Dia anak yang hebat, saat ia bangun nanti aku yakin dia sudah melupakan kejadian tadi"

Elusan di punggung Segun benar-benar membuatnya merasa nyaman dan tenang. Ia mengeratkan dekapannya. Ini yang Sehun butuhkan..

Kini sebelah tangan Sema terangkat untuk mengekus surai hitam Sehun.

"Sem.."

"Hmm?"

Sehun menarik tangan Sema agar wajahnya dapat sejajar dengannya. Sema mengerti, kini ia bertumpu pada lututnya di hadapan Sehun.

Tatapan Sehun menghangat. Ada sesuatu di balik iris mata yang tajam itu, sesuatu yang sangat tipis yang bisa hancur jika si pemilik tidak menjaganya dengan baik dan menyembunyikannya agar orang lain tidak bisa menghancurkannya. Tapi Sema bisa melihat itu.

Tangan Sehun terangkat untuk membelai pipi Sema.

"Apa aku sudah pernah bilang bahwa kau sangat mempesona?"

Blush.

Wajah Sema merona.

"Kita bahkan belum bertemu lama, masih hitungan hari, tapi kau sukses merubah duniaku dan Haowen"

'Oh tidak. Jangan menatapku seperti itu Hun!'

"Aku tidak mudah mempercayai seseorang. Aku tidak mudah dekat dengan seseorang. Bahkan untuk menyentuhku setitikpun pada lenganku. Tapi kenapa kau bisa mudah meruntuhkan semua sifatku Sem?"

Sema mematung.

"Kenapa kau dengan mudah masuk dan mengisi ruang kosong yang di tinggalkan istriku?"

Reason Love (ff Sehun)Where stories live. Discover now