PART 5

3.2K 342 12
                                    

Krystal's pov

"gomawo eonnie. Sering-seringlah mengikuti kelas pagi agar aku bisa sering berangkat sekolah denganmu." Ucapku sembari mencubit pipi Jessica eonnie gemas. lucu sekali, dari rumah ia mengemudi dengan memasang raut kesal diwajahnya.

flashback.

"pagi. . . Eomma, appa, dan eonn. . ." sapaku terhenti, menyadari eonnieku yang telah rapi. mode style ini jarang aku lihat saat kami sedang sarapan seperti sekarang ini. aku pun telah siap dengan seragamku.

"Eonnie. . . kau terlihat rapi. mau kemana pagi-pagi begini?" tanyaku.

"ada kelas yang harus aku ikuti pagi ini." jawabnya dengan dingin. Ia tak mengalihkan pandangan dari nasi goreng yang sedang dilahapnya.

"kalau begitu aku ikut denganmu." ucapku yang tak kalah dingin darinya. aku tahu dia berkata seperti itu agar aku tak mau berangkat bersamanya. harus melewati kampus untuk sampai ke anyang art. ia kesal jika jarak tempuh jadi lebih jauh.

"Krystal. . . untuk kali ini biarkan aku berangkat sendiri dengan tenang. aku malas kalau mengantarmu. itu artinya aku harus memakan waktu 2 kali lipat untuk sampai ke kampusku, padahal jaraknya yang dekat dari sini." jelasnya, dan aku tak peduli. dia jarang meluangkan waktu untuk sekedar hang out bersamaku karena jadwalnya yang padat. Jessica oennie adalah seorang model. ia bisa mengatur waktunya untuk kuliah dengan jadwal potretnya. sedangkan waktu untuk adiknya sendiri tidak bisa. aku tak ingin membuang kesempatan kali ini walaupun sekedar berangkat bersama, hanya sebentar.

"Eonnie. . . please. untuk kali ini biarkan aku berangkat bersamamu. aku rindu menghabiskan waktu bersamamu. kau selalu saja sibuk dengan kegiatanmu. hanya sebentar waktu yang aku minta, kau juga tidak ingin meluangkannya? kakak macam apa yang membiarkan adiknya sedih, hanya karena sang kakak menolak untuk mengantarnya ke sekolah." pintaku dengan nada sedih dan wajah memelas aku gunakan, agar eonnieku tahu bahwa aku rindu menghabiskan waktu untuk berbincang bersamanya. yang terakhir itu hanya aktingku. sedikit berpura-pura tidak apa kan?.

"aissshh anak ini. . . oke fine. aku menyerah." gerutunya kesal. Yeah, i'm the winner.

flashback end.

ku cium pipinya sebelum akhirnya aku turun dan melambaikan tangan, hingga mobilnya menjauh, menghilang dibalik tikungan.

melihatnya jalan dengan santai. topi bagian depan yang diarahkan menghadap kebelakang. earphone terpasang ditelinga. kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana. terlihat, keren.

entah seperti ada dorongan darimana asalnya.

"Amber. . . tunggu aku." teriakku memanggil namanya. ia pun menoleh. beberapa saat aku melihat senyum simpulnya yang hampir tak nampak. Aku berlari kecil agar dapat menyamakan langkahku.

"hey, Krystal." sapanya sesudah aku berjalan disampingnya. senyum pertama yang ia tunjukan padaku. manis sekali.

"hey. . ." Aku balik menyapanya. sambil tersenyum, menggantungkan ucapanku sesaat "stupid." lanjutku dingin. menahan tawaku agar tidak pecah melihat perubahan wajahnya.

seketika reaksi wajahnya berubah 179,99 derajat. kini ia menatapku seperti singa yang lapar. bersiap menerkam mangsanya.

aku menatap matanya sesaat. ia mengalihkan pandangannya dariku, kemudian mempercepat langkahnya untuk mendahuluiku.

"yaakk Krystal. . . apa yang kau lakukan. disaat ia sudah mulai bersikap manis terhadapmu, kau malah menggodanya dengan sebutan 'stupid'." rutukku sambil mengetuk-ngetuk keningku dengan jari telunjuk.

My Other Half (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang