Mata Flora menyipit tajam. "Idih, kenapa gendong-gendongan segala? Najis..."
Andra hanya tersenyum kecil, sementara Marsha terkikik, wajahnya setengah disembunyikan di bahu Andra.
"Ehehe… aku masih lemes, tauk~" katanya dengan suara manja, tangannya melingkar erat di leher Andra.
Bagas mengangkat alis, mengamati pasangan itu dengan ekspresi skeptis. "Buset, segitunya?"
Marsha mengangguk mantap, lalu dengan santai menambahkan, "Memek gue masih kedutan~"
...
Seketika, keheningan mencekik ruangan.
Flora, Kathrin, dan Bagas membeku di tempat.
Sendok di tangan Kathrin jatuh ke piring dengan bunyi nyaring.
Flora berhenti mengunyah rotinya, ekspresinya seperti seseorang yang baru saja menyaksikan pembantaian massal.
Bagas, yang baru saja hendak menyuap nasi, langsung meletakkan sendoknya kembali.
Lalu—
"DEMI TUHAN! CABUL BANGET!" jerit Kathrin, kedua tangannya meremas kepalanya sendiri seperti habis mengalami trauma berat.
"ATURAN BARU! DILARANG NGENTOT DI VILA!" Flora ikut berteriak, menuding Andra dan Marsha seolah mereka adalah kriminal yang baru saja tertangkap basah melakukan kejahatan.
Marsha terkikik puas, menikmati reaksi heboh mereka. "Ihhh, kok gitu sih~" katanya dengan nada manja, kepalanya miring ke Andra seperti kucing yang baru saja mendapat perhatian dari pemiliknya. "Kan kalian yang maksa kita jadian..."
"YA TAPI MASALAHNYA KALIAN BERSIK!" teriak Flora dan Kathrin bersamaan, wajah mereka dipenuhi rasa frustrasi.
Andra hanya menghela napas pasrah, sementara Marsha makin terkikik geli, terlihat amat menikmati kekacauan yang ia sebabkan.
Begitu sampai di sofa, Andra perlahan menurunkan Marsha, memastikan gadis itu duduk dengan nyaman sebelum beranjak berdiri.
"Aku mau sebat dulu ya," ujarnya santai.
Marsha segera memanyunkan bibir. "Ihhh, kamu mau ninggalin aku..."
"Sebentar doang, Sayang," Andra tersenyum kecil, tangannya terulur untuk mengelus pipi Marsha sebentar.
Marsha pura-pura cemberut, menoleh ke samping, lalu menyentuh bibirnya dengan jari. "Yaudah… tapi cium dulu~"
Andra mendengus geli, tapi tetap menuruti permintaan pacarnya. Ia membungkuk, mengecup bibir Marsha singkat.
Cup.
"Udah?"
Marsha tersenyum lebar, matanya berbinar puas. "Udaah~" katanya dengan nada bernyanyi.
Andra hanya menggelengkan kepala sebelum menoleh ke Bagas. "Temenin bang."
Bagas yang sejak tadi diam seperti patung akhirnya beranjak dari kursinya, menghela napas panjang seolah baru saja melihat sesuatu yang tidak seharusnya. "Ya, ya..."
YOU ARE READING
No Strings Attached? [End]
FanfictionDi suatu malam yang sunyi, Andra menerima tawaran dari seorang perempuan asing yang menjual tubuhnya. Tanpa banyak berpikir-didorong oleh stres dan kelelahan-ia menerimanya. Malam itu, keduanya berbagi kehangatan tanpa nama, tanpa ikatan. Namun, kee...
![No Strings Attached? [End]](https://img.wattpad.com/cover/388959992-64-k305939.jpg)