15

3K 174 13
                                        

Mobil hitam itu akhirnya berbelok ke jalanan kecil yang dikelilingi pepohonan rindang, menandakan mereka hampir sampai di tujuan. Kathrin yang duduk di belakang Bagas sudah tidak sabar, tangannya menepuk-nepuk bahu pengemudi itu.

"Bang, cepetan! Udah nggak sabar nih!"

Bagas hanya mendengus kecil. "Sabar napa, ini juga udah nyampe."

Benar saja, di depan mereka, sebuah vila mewah dengan desain modern sudah tampak di balik pepohonan. Bangunan dua lantai itu memiliki dinding kaca besar yang memberi pemandangan langsung ke halaman belakang yang luas.

Begitu mobil berhenti, Flora langsung melompat keluar dengan antusias. "WOAAAH! Keren banget tempatnya!"

Kathrin tertawa, ikut keluar sambil menggoyangkan kunci di tangannya. "Jelas dong, ini sewaan keluarga gue."

Andra keluar dari mobil sambil mengangkat ranselnya, sementara Marsha meregangkan tubuh setelah perjalanan cukup panjang.

"Pantesan aja lo tajir," celetuk Bagas sambil menutup pintu mobil.

Kathrin nyengir bangga. "Yah, emang udah lahir begini. Udah yuk, masuk!"

Mereka berjalan masuk ke dalam vila, disambut interior mewah dengan nuansa kayu dan jendela besar yang membuat cahaya alami masuk dengan sempurna. Ruang tengahnya luas, dengan sofa empuk menghadap TV layar besar. Dapur modern terbuka di sebelahnya, lengkap dengan bar dan kursi tinggi.

Flora sudah mengitari ruangan, lalu menoleh ke arah Kathrin. "Lo nggak nyewa vila sih, ini mah istana!"

Marsha tertawa kecil sambil ikut menjelajah, sementara Andra hanya mengamati sekeliling dengan tenang.

"Lantai atas ada kamar tidur dan balkon, terus..." Kathrin berjalan ke arah belakang dan membuka pintu kaca geser. "Tadaaa~"

Semua langsung berhamburan ke luar, melihat halaman belakang yang tak kalah spektakuler. Sebuah kolam renang pribadi dengan air jernih membentang luas, dikelilingi kursi santai dan taman kecil yang rimbun.

Flora langsung mengerang kesal. "ANJIR KATH, KENAPA LO NGGAK BILANG ADA KOLAM RENANG?! TAU GITU GUE BAWA BAJU RENANG!"

Kathrin yang masih berdiri di depan pintu hanya mengangkat bahu santai. "Kan bisa pakai daleman doang—atau sekalian bugil."

"ANJIR LU!"

Marsha dan Bagas langsung ngakak, sementara Andra hanya bisa menghela napas sambil menggeleng.

"Jadi kapan kita nyebur?" tanya Marsha dengan semangat.

"Sekarang juga kalau lo mau," sahut Kathrin sambil melepas jaketnya.

Flora masih manyun kesal, tapi jelas-jelas tergoda. "Hadeh... bodo amat lah!"

Andra mengangkat alis, memperhatikan mereka. Sepertinya liburan ini bakal lebih chaos dari yang ia perkirakan.

...

Kolam renang pribadi vila itu kini berubah menjadi medan perang air yang penuh jeritan, tawa liar, dan cipratan ke segala arah.

PYUUURR~!

"KYAAAH! KATHRIN, AWAS LO!" Flora menjerit saat semburan air dingin menghantam tubuhnya.

Di seberangnya, Kathrin tertawa puas. Rambutnya yang basah menempel di pipi dan leher, memperjelas bentuk wajahnya yang cantik dengan sorot mata jahil yang berbinar. Dengan kedua tangan terangkat ke udara, ia berpose dramatis seperti penjahat dalam film kartun.

"MWAHAHAHA! TERIMA NASIB AJA, KAK!"

Flora mendelik tajam. "OH, LO MAU PERANG?! SINI GUE HAJAR!"

PYUUURR~!

No Strings Attached? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang