06

3.8K 189 3
                                        

Pagi itu, Andra kembali berdiri di depan pintu kamar kos Kathrin, menenteng kantong plastik berisi sebungkus bubur hangat yang masih mengepul. Ia mengetuk pintu beberapa kali.

TOK TOK TOK

"Masuk kaak~"

Kali ini, suara Kathrin terdengar lebih ceria dibanding kemarin. Andra langsung membuka pintu dan melangkah masuk, melepaskan sepatunya sebelum benar-benar masuk ke dalam ruangan.

Begitu pandangannya jatuh ke sosok Kathrin, ia langsung menghela napas.

Gadis itu duduk santai di atas ranjang, hanya mengenakan bra dan celana dalam.

Andra mengangkat alis. "Kok lo nggak pake baju?" tanyanya dengan nada datar, tapi jelas ada nada protes di baliknya.

"Abis mandi, Kak. Tadi badan gue udah mulai keringetan, jadi sekalian ganti baju," jawab Kathrin enteng, seolah tidak ada yang aneh dengan penampilannya.

Andra hanya menggeleng, lalu mendekat dan menempelkan punggung tangannya ke dahi gadis itu, mengecek suhunya.

"Udah turun," gumamnya.

"Ya kan? Gue udah mendingan," ujar Kathrin dengan bangga.

"Tapi tetap harus minum obat sampai sembuh total," ucap Andra sambil menatapnya tajam.

Kathrin menghela napas dramatis, tapi akhirnya mengangguk. "Iya, siap~"

Tanpa basa-basi, Andra melangkah ke arah rak piring, mengambil sebuah mangkuk dan menuangkan bubur yang dibawanya ke dalamnya. Aroma kaldu ayam langsung menyebar di ruangan. Ia membawa mangkuk itu ke ranjang Kathrin dan meletakkannya di depannya.

"Nih, makan dulu. Habis itu minum obat," perintahnya.

Alih-alih langsung mengambil sendok, Kathrin malah menatap Andra dengan mata berbinar.

"Suapin, Kak," pintanya dengan nada manja, menggoyangkan bahunya sedikit seperti anak kecil yang merengek.

Andra mendecak. "Halah, jangan manja. Gue mau beresin kamar lo ini."

"Huftt... yaudah deh," Kathrin akhirnya menyerah, mulai menyendok buburnya sendiri.

Sementara itu, Andra menghela napas saat melihat keadaan kamar gadis itu—masih berantakan seperti kemarin. Pakaian berserakan di mana-mana, meja penuh dengan botol minum kosong, dan tumpukan buku yang nyaris roboh di sudut ruangan.

"Seriusan, Kath? Lo tinggal di kandang ayam?" gumamnya sambil mulai mengumpulkan pakaian kotor ke dalam ember cucian.

Kathrin hanya terkikik pelan, menikmati buburnya sambil memperhatikan Andra yang sibuk membereskan kamarnya. Meski menggerutu, pria itu tetap melakukannya tanpa banyak protes lagi. Mungkin karena jauh di lubuk hatinya, ia memang tidak tega melihat kondisi Kathrin yang baru sembuh harus mengurus semuanya sendirian.

Pagi itu, kamar kos kecil itu terasa sedikit lebih hangat, diisi dengan percakapan ringan dan canda tawa kecil di sela-sela tugas masing-masing.

...

Kathrin sudah selesai makan dan kini berbaring santai di ranjangnya, dengan satu tangan menopang kepalanya dan kaki terayun pelan di udara. Sementara itu, Andra masih berkutat di kamar mandi, sibuk mencuci pakaian kotor gadis itu di bawah aliran air. Suara gemericik terdengar, bercampur dengan gumaman pelan dari pria itu yang tampak malas-malasan menggosok.

"Kak, pelan-pelan gosoknya. Benda penting itu," celetuknya ketika melihat Andra tengah mengucek celana dalamnya dengan cukup semangat.

No Strings Attached? [End]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz