“Sayang…” panggil Andra, mengangkat wajahnya, menatap Marsha yang kini sepenuhnya terjerat dalam hasrat yang ia bangkitkan.

Gadis itu mengerjap, matanya berkabut, bibirnya terbuka seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi tak ada kata-kata yang keluar.

Andra tersenyum kecil sebelum kembali menunduk, kali ini mencium perut Marsha, turun perlahan, semakin rendah…

Dan saat bibirnya hampir mencapai pusat kelembutan gadis itu, Marsha tiba-tiba meremas rambutnya dengan kedua tangan.

T-tungguh…!” serunya terengah.

Andra berhenti sejenak, menatapnya dengan alis terangkat. “Kenapa?”

Marsha menggeleng kecil, wajahnya masih merah padam, tapi tatapannya dipenuhi dengan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar rasa malu.

“Sa-sayang… aku mau kamu sekarang,” bisiknya, suaranya terdengar begitu manja dan penuh permohonan.

Andra menatapnya dalam, napasnya memburu.

Ia tak bisa menahan diri lagi.

Tanpa membuang waktu, ia mengangkat tubuh Marsha, membiarkan gadis itu melingkarkan kakinya di pinggangnya. Tangan besarnya menggenggam pinggulnya erat, memposisikannya dengan sempurna.

Dan dengan satu dorongan dalam—

“Aahhnngh~!!”

Tubuh mereka akhirnya benar-benar menyatu.

Marsha melengkungkan punggungnya, kepalanya terlempar ke belakang, sementara Andra mendekapnya erat, merasakan seluruh kelembutan gadis itu menelannya sepenuhnya.

“Sempit banget… sayang…” Andra mendesah berat, menekan keningnya ke bahu Marsha.

Sementara itu, gadis di pelukannya hanya bisa menggigit bibir, berusaha menahan rintihan yang menggeliat di tenggorokannya. Tapi percuma—sensasi itu terlalu menggetarkan.

“Haaahh… Andra… aahh~”

Cengkeraman Marsha di punggungnya semakin erat, kukunya menekan kulit pria itu, sementara tubuhnya mulai menyesuaikan diri dengan kehadiran Andra yang sepenuhnya mengisi dirinya.

Tak ingin membuang waktu, Andra mulai bergerak.

Awalnya perlahan, membiarkan Marsha menikmati setiap gesekan, setiap dorongan yang semakin dalam dan dalam—

Sampai akhirnya…

“Aahh! Sayangh! Aaahhnngh~!”

Gadis itu tak lagi bisa menahan suaranya.

Andra mendongak, menatap Marsha yang kini sudah benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang ia berikan. Pipinya merona, bibirnya terbuka dengan erangan yang keluar tanpa bisa dihentikan, matanya setengah terpejam dengan sorot penuh gairah.

Dan pemandangan itu—sungguh sesuatu yang membuat kendali Andra benar-benar hancur.

Dengan gerakan lebih cepat dan dalam, ia kembali memburu Marsha, mencumbunya habis-habisan, sementara desahan dan erangan mereka bercampur di udara.

Mereka tenggelam dalam satu sama lain.

Tanpa batas, tanpa jeda.

Sampai berapa ronde pun, rasanya tak akan cukup.

Malam ini, tak ada lagi ‘no strings attached’.

Malam ini, Andra dan Marsha akhirnya menjadi milik satu sama lain.

...

Kathrin menaiki tangga dengan langkah ringan, senyum jahil menghiasi wajahnya.

"Hehe... kira-kira jadian nggak ya?" gumamnya penuh rasa ingin tahu.

Namun, semakin dekat dengan kamar itu...

Telinganya menangkap sesuatu.

"Aaangh~! Haaanh~! Sayaangh~!"

Kathrin langsung menghentikan langkahnya.

Matanya membesar.

Otaknya nge-lag.

"...anjir."

Detik berikutnya, Flora dan Bagas menyusul dari belakang.

"Oi, Kath, gimana? Mereka udah--"

Kathrin mengangkat tangan, memberi isyarat diam.

Flora mengernyit. "Apasih?"

Namun begitu ia mendekat...

"Haangh~! Enak sayangh~! Kasarin akuh~!"

Flora mendadak membeku.

Bagas yang baru saja tiba ikut mengernyit. "Hah? Kok diem semua?"

Lalu...

"Aaaaahh~! Aku sukaaah~! Aku punyaaah~!"

Bagas pun ikut membeku.

Kini mereka bertiga berdiri diam di depan pintu kamar, saling melirik dengan ekspresi kosong.

Kathrin menelan ludah, wajahnya mulai merah.

Flora meremas hidung, napasnya mulai berat.

Bagas hanya mendesah panjang, lalu memutar badan.

"...Gue keluar dulu. Sebat."

"Ikut bang," Kathrin langsung menyambar.

Bagas melirik sekilas. "Emang lo ngerokok?"

"Nggak. Tapi kalau gue diem di sini, bisa-bisa gue mimisan..."

"Setuju," tambah Flora dengan suara serak.

Dan tanpa perlu komando lebih lanjut...

WUSH!

Mereka melesat turun secepat kilat, hampir seperti bayangan yang tertiup angin.

Sementara dari dalam kamar...

"Aaanhh~! Sayaaangh~!"

Kathrin, Flora, dan Bagas langsung menghambur ke luar vila tanpa menoleh ke belakang.

Meninggalkan pasangan baru itu dalam dunia mereka sendiri.

Bersambung

PUAS KAU?!

No Strings Attached? [End]Where stories live. Discover now