“…Marsha, gue suka sama lo.”

DEG.

Marsha menegang.

Dunianya seakan berhenti sejenak.

Jantungnya berdetak begitu keras hingga ia yakin Andra pun bisa mendengarnya.

“…Eh?”

Andra tidak mengulang. Ia hanya menatap gadis itu lekat-lekat, memastikan bahwa Marsha menangkap setiap makna dari ucapannya.

"Entah sejak kapan, tapi rasanya beda tiap kali gue sama lo," suaranya dalam, sedikit serak. "Setiap kali gue mau jujur, gue selalu inget kesepakatan kita di awal... ‘no strings attached’. Itu yang bikin gue ragu."

Marsha masih terpaku, menatapnya tanpa berkedip.

Lalu, perlahan, sudut bibirnya terangkat. Bukan dalam senyum bahagia, melainkan sesuatu yang lebih rumit—senyum getir, seakan ingin tertawa sekaligus menangis.

Jemarinya yang tadi meremas kausnya kini mengepal di atas pahanya.

“…Gue juga.”

Andra mengerjap. “Hm?”

Marsha mengalihkan pandangan, lalu tertawa kecil—tawa yang terdengar hampa.

“Kayaknya gue duluan yang naksir lo.”

Andra menahan napas.

“Padahal… gue sendiri yang ngajakin ‘no strings attached’ itu.” Marsha mengusap tengkuknya, kepalanya tertunduk. “Konyol, ya?”

Andra tak langsung menjawab. Ia hanya diam, membiarkan setiap kata Marsha meresap ke dalam dirinya.

Kemudian, akhirnya… ia mengambil keputusan.

Dengan perlahan, ia meraih jemari Marsha, menggenggamnya erat.

“Marsha.” Suaranya tegas, dalam, tak memberi ruang untuk keraguan. “Gue mau jadi pacar lo. Lo mau nggak?”

Marsha mengangkat wajah, menatapnya dengan mata yang berkabut.

Hening sejenak, sebelum akhirnya bibirnya melengkung dalam senyum lembut yang begitu tulus.

“Mau… sayang.”

DEG.

Tanpa menunggu detik berikutnya, Andra menarik tengkuk Marsha, lalu menutup jarak di antara mereka.

Bibirnya menyambar bibir gadis itu dengan panas.

“Mmpphh—!”

Marsha sempat terkejut, tapi hanya sesaat. Ia langsung membalas, tangannya melingkar di leher Andra, tubuhnya menekan erat ke dada pria itu.

Ciuman mereka dalam—rakus, penuh gairah yang lama tertahan.

“Hnnnh… hmmhh…”

Tubuh Marsha bergerak refleks, tanpa sadar naik ke pangkuan Andra. Kedua kakinya melingkar di pinggang pria itu, mempererat jarak di antara mereka.

No Strings Attached? [End]Where stories live. Discover now