Kathrin menyeringai, senyumnya berbahaya. "Hehe... darenya adalah..." Ia sengaja menahan kata-katanya, membiarkan ketegangan menggantung di udara.
"Buka baju."
"FAK! GUE UDAH DUGA TAPI MASIH AJA KEPANCING!"
Tawa pecah. Tapi aturan tetap aturan.
Flora mengembuskan napas panjang, lalu dengan sedikit enggan, menarik kausnya ke atas. Begitu kain itu terlepas, tubuhnya yang hanya berbalut bra merah muda langsung menjadi pusat perhatian. Tali-tali tipis bra itu membingkai bahunya dengan indah, sementara belahan dadanya naik-turun mengikuti embusan napasnya.
"IIIHH~ LUCU BANGET BH-NYA! BELI DI MANA?!" Marsha langsung maju, matanya berbinar seolah baru menemukan harta karun.
Flora mendelik tajam. "Nanti gue spill, sekarang..." Ia menatap Kathrin dengan balas dendam membara.
"Truth or Dare?"
Kathrin terkikik. "Dare~"
Flora menyeringai puas. "Lepas celana."
Kathrin masih tertawa. Tanpa ragu, ia berdiri, lalu dengan gerakan santai, menarik celana pendeknya ke bawah. Kulit pahanya yang mulus tersingkap, dan celana dalam berwarna nude yang nyaris transparan itu menempel erat di tubuhnya, menciptakan ilusi seolah ia tak mengenakan apa-apa.
Flora mendecak. "CK, nggak mempan kalau buat orang mesum..."
"Hehe~" Kathrin terkikik. "Oke, sekarang... Bang Bagas! Truth or Dare?"
Bagas mengangkat bahu santai. "Dare lah, biar seru."
Andra menyeringai licik. "Oke, darenya kelarin skripsi dalam seminggu."
"FAAAAAKKK!" Bagas langsung menjatuhkan diri ke sofa, ekspresi horornya mengocok perut semua orang. "ITU NGGAK MUNGKIN!"
"BWAHAHAHAHA!" Suara tawa pecah, menggema di seluruh vila.
"Minum sebagai hukuman!" kata Flora, masih terbahak.
Bagas menghela napas, lalu meraih seloki dan menenggaknya dalam sekali teguk.
"OKE! Sekarang, Marsha! Truth or Dare?"
Marsha berpikir sejenak. "Mmm... Truth dulu aja deh."
Kathrin, Flora, dan Bagas langsung bertukar pandang dengan senyum penuh arti.
"Truth-nya..." Kathrin mencondongkan tubuhnya, suaranya melambat, nyaris berbisik. "Lo suka sama siapa di sini?"
Hening.
Sekilas, Marsha melirik Andra. Namun, alih-alih menjawab, ia mengambil seloki dan langsung meminumnya dalam sekali teguk.
"LAH! NGGAK ASIK!" cibir Flora.
Marsha mengelap sudut bibirnya. "Yuk lanjut, sekarang Kak Andra."
Flora mendecak kesal, tapi akhirnya mengangguk. "Truth or Dare?"
Andra berpikir keras. Kalau ia memilih truth, sudah jelas pertanyaannya akan sama.
"...Dare."
Tapi ternyata, ia tidak bisa lolos begitu saja.
"Tembak orang yang lo suka di sini, sekarang!"
Mata semua orang tertuju padanya.
Sekilas, ia melirik Marsha.
Tapi yang terjadi setelahnya...
Tanpa berkata apa-apa, Andra mengambil seloki, lalu menenggaknya dalam satu tarikan napas.
YOU ARE READING
No Strings Attached? [End]
FanfictionDi suatu malam yang sunyi, Andra menerima tawaran dari seorang perempuan asing yang menjual tubuhnya. Tanpa banyak berpikir-didorong oleh stres dan kelelahan-ia menerimanya. Malam itu, keduanya berbagi kehangatan tanpa nama, tanpa ikatan. Namun, kee...
![No Strings Attached? [End]](https://img.wattpad.com/cover/388959992-64-k305939.jpg)