Satu ember air melayang ke arah Kathrin.
"SERAAANG!!!" seru Flora.
Dan kekacauan pun dimulai. Marsha yang sejak tadi hanya tertawa di pinggir kolam langsung berjingkrak kegirangan, ikut menyambar air dan menyiramkannya ke segala arah tanpa pandang bulu.
"WOOOH! YIPPIEEE! PERAAAANG AIIRRR!" teriaknya heboh, melompat-lompat di air hingga gelombangnya menciprati semua orang.
Percikan air semakin menggila, tawa liar membahana, dan medan perang semakin kacau balau.
Namun, di tepi kolam, dua pria hanya bisa duduk diam, menyaksikan semua itu dengan ekspresi campur aduk.
Andra menghela napas berat sebelum menyesap bir kalengnya, lalu melirik ke samping. Alisnya berkerut saat menyadari sesuatu yang aneh.
"Bang, lo kenapa tiba-tiba pake kacamata hitam?" tanyanya curiga.
Bagas tidak langsung menjawab. Ia hanya menyeruput birnya santai, sebelum menghembuskan napas panjang. "Srrpp… biar nggak dosa."
Andra mengernyit, belum paham. Namun, begitu kembali menatap ke kolam—pemahamannya datang seperti tamparan keras.
Air yang membasahi mereka bukan hanya sekadar membuat tubuh mereka terlihat basah.
Bra serta celana dalam mereka yang tipis itu sepenuhnya basah kuyup, menempel erat pada kulit, memperlihatkan setiap detail yang seharusnya tersamarkan.
Bra yang kini tampak nyaris transparan, menampilkan bentuk dan tonjolan yang tidak bisa diabaikan.
Celana dalam yang menempel ketat pada lekuk tubuh, menonjolkan setiap garis yang seharusnya tidak terlihat.
Terlalu jelas.
Terlalu detail.
Terlalu menggoda.
Andra buru-buru meneguk birnya lebih dalam. "Ya Tuhan, cobaan macam apa ini…" gumamnya nyaris putus asa.
Namun, sebelum ia bisa mengalihkan pandangan, malapetaka sesungguhnya pun terjadi.
"AAAKK! KATHRIN! BALIKIN BH GUE!"
Semua kepala langsung menoleh.
Dan di tangan Kathrin, bra Flora kini berputar-putar seperti bendera perang.
"Hehehe~ nggak usah pake aja, Kak. Kan kita di tempat private~" godanya, senyum jailnya mengembang lebar.
"WOOOO!" Marsha bersorak, tertawa ngakak sambil menepuk air, menambah kekacauan yang sudah ada.
"KATHRIN LO ANJ—BALIKIN!" Flora panik, wajahnya merah padam saat kedua tangannya buru-buru menutupi dadanya.
Namun, Kathrin justru melengkungkan senyum puas. Dan sebelum siapa pun bisa menghentikannya, ia meraih tali branya sendiri.
Satu tarikan—
Dan bra itu pun melayang ke udara.
"A-YO BU-GIIIIILLLL!!" serunya dengan lantang, mengangkat kedua tangannya ke udara seolah mendeklarasikan revolusi kemerdekaan.
Andra hampir tersedak.
"HAAA?!! KATHRIN LO GILA?!" Flora menjerit histeris.
Tapi terlambat.
Dada telanjang Kathrin kini terekspos sepenuhnya di bawah sinar matahari. Kulit basahnya berkilauan, dan putingnya yang sedikit mengeras karena udara dingin tampak jelas tanpa penghalang.
Marsha semakin terbahak. "HAHAHAHA! KATH, GILA LO ANJIR!"
Di sisi lain, Bagas hanya menghela napas panjang, tetap tak melepas kacamata hitamnya.
ESTÁS LEYENDO
No Strings Attached? [End]
FanfictionDi suatu malam yang sunyi, Andra menerima tawaran dari seorang perempuan asing yang menjual tubuhnya. Tanpa banyak berpikir-didorong oleh stres dan kelelahan-ia menerimanya. Malam itu, keduanya berbagi kehangatan tanpa nama, tanpa ikatan. Namun, kee...
![No Strings Attached? [End]](https://img.wattpad.com/cover/388959992-64-k305939.jpg)