Twenty Five

1.2K 86 2
                                    

Tangan terampilnya menari - nari di atas secarik kertas dari buku tulisnya.

Menuliskan kata - kata yang belum tersampaikan secara langsung, atau mungkin memang takkan tersampaikan. Itu tergantung dari si penulis surat yang mungkin takkan pernah berani berterus terang tentang semua hal gila yang dia sudah lakukan.

Yang sudah penulis itu lakukan.

Sudah lebih dari satu jam dia duduk di atas kursi kayu yang sama sekali tidak empuk.

Pasti pegal sekali rasanya.

Hi, Aorta!

Sudah lama sekali bukan kita tidak bertemu? Mungkin menurutmu begitu. Tetapi tidak bagiku. Mungkin kau akan bertanya siapa aku, maka kau akan menemukan jawabannya di akhir surat ini. Aku merindukanmu! Sangat!

Dan aku tak menyangka kau masih mengingatku.

Rave, si pirang lemon.

Dan yang tidak kusangka, kau mengira leluconku saat itu bukanlah sebuah kebohongan.

Aku tahu kau mengira, aku akan menepati janjiku.

Tapi buktinya? Tidak, Aorta.

Aku sudah berbohong padamu berkali - kali, tetapi kenapa kau masih percaya padaku?

Tolong, jangan pernah cari diriku lagi. Cobalah lihat sekitarmu! Karena yang kau butuhkan adalah orang - orang yang selalu berada di sekitarmu. Bukan diriku. Bukan Rave, si pirang.

Aku tahu tak lama lagi, semua akan terbongkar. Kau akan mengetahui kebenarannya, tak lama lagi.

Yang perlu kau ingat tentangku adalah, Ya, aku Rave si pirang lemon, dan aku temanmu yang menyebalkan yang sering sekali membohongimu, dan bodohnya kau masih saja percaya pada kebohonganku.

Sekarang, waktu merubah semuanya. Mengubah diriku, mengubah dirimu, dan juga mengubah perasaan. Dan mungkin ada juga yang masih kuat bertahan. Tetapi aku tahu siapa dirimu, Aorta.

Kau, hanya merindukanku. Bukan membutuhkanku seperti membutuhkan orang - orang yang berada di sekelilingmu.

Hanya itu yang ingin aku sampaikan untuk saat ini.

Mungkin kau tidak percaya bahwa ini aku, dan itu semua terserah padamu. Kau mau percaya pada kebohongan Rave yang dulu, atau sebuah kejujuran dari Rave yang bahkan tidak kau tahu siapa.

Cukup lihat sekitarmu, dan jangan kau jadikan aku sebagai sebuah alasan untuk membuang sebuah berlian.

Karena kau akan menyesal, telah mempercayai aku yang tidak nyata.

Sahabatmu,
Si pirang lemon.

Dia menutup pulpennya, dan melipat suratnya.

"AKU AKAN KELUAR SEBENTAR KE SUPERMARKET UNTUK MEMBELI BAHAN MAKANAN, JAGA RUMAH, EDMONT!" Teriak seseorang dari lantai dasar rumahnya yang bertingkat dua.

"HEI KAU DENGAR TIDAK?!" Teriak suara itu lagi.

Dia memutar bola matanya,"YES MOM, I HEAR YOU!"

---

A/N

Kalo di vomments makin cepet deh updatenya ;D

Boleh dong di vomments?

Bloody LoveWhere stories live. Discover now