Twenty Four

1.2K 85 0
                                    

Kemudian hari di saat bel terakhir berdering, Aorta pulang bersama Aidan karena hari ini dia harus mengerjakan tugas kelompoknya di rumah Aidan. Jadi untuk sementara, Luke yang mengurus Tif. Awalnya dia menolak, tetapi Theo mengancamnya kalau dia tak mau menjaga Tif, maka Theo akan menelfon Quinn dan bilang kalau Luke kabur dari rumahnya.

Dengan tidak rela, dia harus menjaga Tif.

Saat dalam perjalanan, tak ada satupun dari mereka yang membuka topik. Benar - benar canggung karena, 'Hari Pengecualian' sudah tak berlaku. Maka Aidan harus bersikap seperti saat dia dan Aorta pertama kali bertemu.

Sampai di rumah Aidan, yang mereka bicarakan benar - benar tak lepas dari pelajaran.

Sampai satu jam sudah Caleb telat, Aorta angkat bicara.

"Kemana Caleb? Dia sudah telat satu jam!"

"Entahlah, dia tak bilang ap--"

Ting Tung!

Ponsel Aidan berbunyi.

From: Caleb

Maaf, Aidan. Aku tak bisa ikut bekerja kelompok denganmu dan Aorta. Penyakit ayahku mendadak kambuh. Aku harus mengantarnya ke rumah sakit. Maaf sekali lagi!

"Dia tidak bisa datang."

"Lho, kenapa?!"

"Ayahnya harus dibawa ke rumah sakit."

Waktu rasanya berjalan begitu lambat untuk Aorta. Rasa canggung di antara mereka berdua benar - benar menyiksanya. Dia tidak bisa seperti ini terus menerus.

Bukan hanya Aorta, tetapi Aidan juga merasakannya.

"Hey, bagaimana kalau Hari pengecualian tak punya batas waktu?"

"Maksudmu?" Aorta mengerutkan dahinya.

"Aku yang membuat peraturannya, jadi mulai sekarang peraturan di amandemen."

"Ah, terserah kau saja, Vena kava."

Aidan dan Aorta tertawa bersama.

"Sepertinya masih ada yang memiliki hutang denganku?" Ucap Aorta dengan nada sarkastiknya.

Aidan memutar kedua bola matanya, "Ah, baiklah. Ayo pergi! Perutku juga sudah keroncongan sekali."

Setelah mengerjakan tugas kelompoknya, mereka pergi bersama ke McDonald's karena Aidan berhutang janji pada Aorta.

Lebih indah seperti ini.
Biarkanlah seperti ini sampai hatiku berkata mengalah. Sampai aku benar - benar merasa dialah pilihan tepat dari semua pilihan yang benar.

Batinnya, dalam hati.

---

Bloody LoveWhere stories live. Discover now