Eight

2.1K 128 3
                                    

Hanya terdengar gesekan sendok dan garpu disini. Suasana pagi yang damai, dan sejuk sangat terasa.

Dia mengusaikan sarapan nya, dengan menjatuhkan sendok dan garpu di piring nya yang sudah kosong melompong. Lalu meneguk air putih untuk melegakan dahaga nya. Dan, sarapan pagi diakhiri dengan mengusap mulut nya dengan selembar tisu.

Belum beranjak dari kursi nya, terdengar langkah seseorang dari belakang nya.

"Jadi, bagaimana dokter muda? Sudah selesai?" Dialah Ben, Asisten pribadi nya.

"Ayo!" Seru nya. Dia bangkit dari duduk nya, lalu berjalan mendahului Ben.

Tak butuh waktu cukup lama, dia sudah sampai ditempat tujuan nya. Dia memarkirkan mobil sport Lamborghini hitam nya terlebih dahulu.

Pintu pengemudi terbuka, lalu menampakkan sesosok lelaki berambut coklat, dengan kemeja merah yang dibaluti oleh Tuxedo hitam dan dasi merah nya. Disusul oleh seorang lelaki separuh baya, yang bersebrangan dengan nya.

Lalu, mereka berjalan berdampingan.

Sorotan mata para mahasiswa, terlebih mahasiswi, seakan terpaku pada mereka dari ujung rambut, sampai sepatu hitam bermerk Burberry nya. Tak ada yang mengedip sedetikpun. Mungkin karena beberapa dari mereka mengenalnya.

Ya, seorang pengusaha sekaligus dokter muda dan anak dari Dokter terkaya di benua eropa,

Dr. Theo Hemish

Tak ada satupun yang tak mengenal nama marga nya itu.

"Lihat? Bahkan kedatangan mu kesini sudah seperti kedatangan idola mereka semua." Ucap Ben yang berbisik di telinga kiri nya.

Dia hanya terkekeh kecil.

Dan, sampailah mereka di ruang Kepala Sekolah.

Theo mendorong pintu nya.

"Selamat pagi, Mr.Galbraith?" Sapa nya.

"Whoa! Dokter muda, Theo Hemish! Aku senang kau benar-benar mau menjadi dosen pengganti ayah mu. Ayo, silahkan duduk. " Dia mempersilahkan Theo dan Ben untuk duduk di Sofa berwarna coklat nya.

"Wow, selamat datang Dr. Hemish? Dan, Thomas Ben Winston? Benar?" Tanya nya pada Ben yang duduk disamping Theo.

"Ya, panggil saja Ben." Ucap nya.

"Jadi, aku akan mengejar kelas kedokteran?"

"Ya, lebih tepatnya saat kelas fisika. Karena, kelas bedah-membedah adalah tugas Mr. Weg."

"Oh, baik. Lalu, saya langsung ke kelas saja kalau begitu?"

"Um, ya. Baiklah."

"Saya permisi." Ucap Theo. Dia berjalan kearah pintu namun Mr. Galbraith memanggilnya kembali.

"Tunggu, Theo!"

Langkah nya terhenti."Apa?"

"Saya dapat pesan dari Mr. Weg, sebelum kau memulai pembelajaran, kau diminta kumpulkan tugas yang diberikan Mr. Weg kemarin. Tugas nya adalah membuat artikel tentang Archimedes. Dan, pastikan betul kalau mereka benar-benar bertugas kelompok." Jelas nya.

"Baik." Dan, lalu dia benar-benar meninggalkan ruangan.

---

Pintu terdorong masuk, kebisingan pun mereda. Karena kehadiran nya, mulut-mulut itu berhenti berkicau.

"Selamat pagi?" Sapa nya.

"Selamat pagi." Ucap mereka serompak.

"Saya disini hanya sebagai Dosen pengganti Mr. Hemish. Sekitar 1 bulan, saya akan mengajarkan kalian, dan. Panggil saja saya Mr. Theo." Ucap nya.

Bloody LoveWhere stories live. Discover now