"lo udah nyia-nyia in nyokap gue dan sekarang lo udah memisahkan antara gue dan nyokap gue !! BANGSAT !!" geram bisma sambil menendang kaki ayahnya.

Maya dan yang lain hanya bisa terdiam karna jika mereka melakukan sesuatu maka bisma akan memusat kan amarahnya pada orang itu.

"maafin ayah bisma..." lirih ayah bisma.

"maaf, tadi saat lo bunuh nyokap gue ! apa lo ada belas kasihan sedikit pun..!! haa!!" pekik bisma di depan wajah ayahnya.

"tadi ayah khilaf nak..." Ujar ayah bisma.

"sorry gue orangnya gak pemaaf..." Ujar bisma lalu berjalan menuju gudang.

Maya pun di buat bingung, entah hal gila apa yang di lakukan bisma nanti pada ayahnya.

"semoga bisma gak ngelakuin hal itu lagi...." Ujar Rafael yang berdiri di samping ilham.

"hal itu ? maksudnya..?" Tanya maya tak mengerti.

"anna... sebenarnya bisma itu... dia... bisa membunuh orang secara sadis apa lagi orang itu menyakiti orang yang ia sayangi..." Ujar rangga pelan.

"seperti beni..." Ujar iilham tanpa ia sadari dan semua teman-temannya menutup mulut ilham.

"beni ? beni kenapa ?? tolong kalian jujur..." Ujar maya penuh harap.

"beni... dia juga salah satu korban bisma anna..." Ujar reza.

"ja yakin lo mau cerita...??" Ujar rangga.

"mumpung bisma gak ada dan biar anna tahu yang sebenarnya.." Ujar reza.

"udah deh gak usah berkelit,beni kenapa ?" Tanya maya.

"beni... dia..." Ujar rangga yang terpotong.

"usstttstst bisma dateng tuh. Udah diem... anna please kamu gak nanya apa-apa dulu ya...?" Ujar Rafael dan maya mengangguk pelan.

Tampak bisma yang di penuhi rasa amarah dan kebencian pada ayahnya tersebut. Di tangan bisma sudah ada tank, entah setan apa yang kini merasuki tubuh bisma.

"sebelum lo mati gue mau berbagi penderitaan ama lo ..!!!" Ujar bisma dengan wajah sadisnya.

"kamu mau apa nak... jangan..." lirih ayahnya yang ingin melarikan diri namun berdiri saja ia tak sanggup.

Dengan amarahnya bisma duduk di samping ayahnya yang terbaring lemas.

"sebelumnya apa ada kata-kata terakhir lo... "Ujar bisma sambil memainkan tang yang ia pegang.

"apa yang mau kamu lakukan pada ayah bisma ..." lirih ayahnya.

"kayaknya lo Cuma buang-buang waktu gue ya, di hari yang bahagia ini lo udah buat gue kehilangan nyokap gue BANGSAT !!" pekik bisma rahangnya mengeras dan tangan nya yang lain mengepal menahan sesuatu yang pasti akan meledak.

"terserah apa kata mu, yang pasti dendam ayah sudah terbalaskan pada ibu mu..." Ujar ayahnya sambil tersenyum.

Bisma yang mulai muak dengan ayahnya segera melakukan aksinya. Bisma meraih jari ayahnya dan dengan sadisnya ia memotong jari ayahnya satu persatu. Teriakan kesakitan dari ayahnya adalah kebahagiaan tersendiri bagi bisma. Maya merasakan sesuatu mengaduk-aduk perut dan fikirannya sehingga ia merasakan ketakutan yang mendalam. Bukan hanya maya tapi juga semua teman bisma yang berada di sana dan melihat secara langsung kejadiaan itu.

Setelah hembusan terakhir ayahnya, bisma membuang ayahnya di tempat pembuangan sampah. Sesudah itu ia segera membawa ibunya ke rumah sakit dan segera melaksanakan pemakaman ibunya.

Sepulang dari tempat pemakaman maya di antar  pulang oleh ilham, reza dan rangga. Bisma? Dia kembali ke kantornya untuk bekerja. Hari itu adalah hari menyedihkan bagi bisma, di mana ia sudah kehilangan kasih sayang ibunya. Di jalan maya kembali menanyakan hal tentang beni, mantan kekasihnya yang menjadi korban bisma ?? itulah yang masih terbayang di fikiran maya.

"ja tadi tentang beni, kenapa dia ja...?" Ujar maya yang memulai introgasinya.

Reza dan yang lainnya bertukar pandangan satu sama lain. Setelah menghela nafas panjang reza baru mulai mengatakan sesuatu.

"jadi... beni dia... setelah dia mutusin kamu na, beni ingin mencoba menjelaskannya tapi bisma mengancamnya untuk tidak mengatakan apapun pada kamu..." Ujar reza.

"lalu apa yang di lakukan beni ja..?" Tanya maya.

"beni masih tetap ingin menjelaskan semuanya sama kamu sampai akhirnya bisma geram dengan apa yang di lakukan beni, bisma membuat beni kehilangan satu jari tangannya dan itu membuat beni tidak bisa melakukan apa-apa..." Ujar ilham.

"mau mengadu pun rasanya sulit bagi beni karna bisma akan melakukan apapun padanya..." tambah rangga.

Maya menutup mulutnya, matanya pun mulai memanas. Rasanya ia sudah di jebak dalam kondisi yang mengerikan. Bukan Cuma maya yang merasakan hal seperti itu tapi juga ke 5 teman bisma yang selalu bersamanya.

"tapi kita mohon sama kamu na untuk tidak mengatakan apapun pada bisma... karna nanti bukan Cuma kita yang kena tapi juga kamu yang dalam bahaya."Ujar reza.

"iya aku tahu itu, tapi bagaimana dengan nasib aku yang terjebak dalam kehidupan bisma..." Ujar maya yang terlihat sangat frustasi.

"kan sudah aku peringatkan padamu sebelumnya anna..." Ujar ilham.

"tapi...tapi aku belum kefikiran sampai sana ham... aku menyesal..." Ujar maya.

"sudahlah tidak usah di fikirkan, kamu tidak akan apa-apa asal kamu tidak membuat hatinya terluka..." Ujar rangga.

Maya mengangguk mengerti, sesampainya di tempat kontrakan maya menjadi pendiam. Ia hanya bisa memendam semua ketakutan yang ada pada dirinya. Bisma yang semakin gila kerja sampai ia lupa dengan kekasihnya membuat maya mempunyai waktu untuk lari dari kehidupan bisma. Maya pindah kontrakan dan ia menghilang dari kehidupan bisma sampai bisma tersadar kalau ia kehilangan kontak dengan kekasihnya anna.

Bisma membayar semua orangnya untuk mencari maya karna bisma telah pergi ke kontrakan maya namun maya sudah pindah. Teman-teman bisma pun heran terutama ilham reza dan rangga atas menghilangnya maya. Ilham yang sedang membutuhkan uang pun turut mengajukan diri untuk mencari maya pada bisma.

Dalam waktu beberapa minggu ilham dapat menemukan maya tapi bisma tidak menyuruh ilham untuk membawanya tapi bisma menyuruh ilham untuk membuat maya di pecat dari tempat kerjanya dan juga keluar dari kontrakannya. Hingga bisma berfikir kalau maya akan datang dengan sendirinya ke rumah bisma. Namun berbeda dengan fikiran maya yang hampir melupakan sosok kekasihnya yaitu bisma.

*___*FLASHBACK OFF

Kini zara mengerti apa yang di rasakan oleh temannya ini. Ketakutan yang amat membunuhnya tapi ia hanya bisa bungkam dengan apa yang terjadi pada hidupnya. Maya yang terlihat kurang baik membuat zara cemas.

"kamu gak papa kan may ??" Tanya zara yang mulai cemas terhadap temannya.

"aku... aku gak papa ra..." Ujar maya yang bergetar.

Zara pun segera mengecek suhu badan maya dengan telapak tangannya yang ia letakkan di kening maya. Zara terlonjak kaget, entah sejak kapan suhu badan maya menjadi panas seperti ini.

"apaannya yang gak papa ? badan kamu panas banget may..." Ujar zara panik.

"kamu gak usah panik gitu ra, mendingan kamu tolong aku ambilin minum ra aku haus..." Ujar maya.

BERSAMBUNG . . .

PSIKOPAT CINTA Where stories live. Discover now