41. Versi Terbaik

308 23 2
                                    

🌞🌞🌞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


🌞🌞🌞

Flashback

Kehidupan selama di kampus, Sakha terbilang menjadi salah satu murid yang fokus dan rajin. Dari awal pria itu masuk ke kampus ini memang sudah bertujuan dengan jelas yaitu ingin bisa mencapai cita-citanya. Disaat orang lain disekitarnya masih disibukkan pacaran, nongkrong sana sini dan banyak hal lain tak berguna maka Sakha lebih baik menggunakannya dengan kegiatan yang membuat dirinya bisa menambah wawasan.

Sakha selalu mendengarkan nasihat pagi dari ponselnya. Tak melulu juga tiap hari belajar sampai tujuh turunan, terkadang ia butuh untuk healing, salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas iman misalkan dengan cara mendengarkan kajian, membaca buku tentang agama, dan pergi ke mana pun yang dirinya suka. Ia memang masih membutuhkan hal itu, dengan begitu hidupnya pun bisa menjadi tenang dan tentram. Ia belajar, beribadah semuanya melibatkan Allah SWT.

Banyaknya wanita di kampus yang terkadang selalu mencari perhatian pada Sakha, tapi dirinya memilih untuk tak peduli. Sakha juga tak berkomentar tentangnya, pria itu hanya lebih mengabaikannya saja.

"Wanita mana? Wanita mana? Yang ada dihatiku hanya Dafiya Rania!"

Mungkin didalam hatinya ada kalimat seperti itu, sehingga hatinya pun juga ikut terkunci rapat. Sakha kesulitan membuka hatinya untuk wanita lain.

Masa bodo dengan Dafiya yang saat ini sudah melupakannya, Sakha tak keberatan sama sekali. Bahkan, jika gadis itu menyukai pria lain itu semua bukan apa-apa selama dia belum menikah. Ia percaya dengan doanya, doa yang selalu dilangitkan agar dirinya bisa jatuh cinta setenang ini dengan ciptaan-Nya tanpa harus menggebu-gebu ingin cepat dipertemukan.

"Ka! Heh! Calon dokter Sakha!"

Sakha tersentak kaget saat ada yang memanggil namanya, ternyata Naysa temannya.

"Kenapa?"

"Ada waktu gak nanti malem? Ajarin gue dong! Itu loh yang..."

Sakha segera beranjak berdiri, "Maaf, gak bisa. Hari ini sibuk,"

Naysa berdecak pelan, "Cih, sok sibuk! Susah banget tahu gak ngobrol sama lo,"

Sakha tersenyum sinis, "Yaudah gak usah ngobrol, ya mbak! Permisi, assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam," sahut Naysa. Ia mengacak-acakkan rambutnya sebal, harus dengan cara apalagi agar ia bisa mendapatkan hati dingin Sakha.

Sakha membawa buku-bukunya sambil berjalan ke kelas, pria itu menundukkan pandangannya saat ada seorang wanita yang melewatinya apalagi di kampus ini banyak wanita yang tidak menutup auratnya secara sempurna. Ya mungkin memang ada yang berhijab, tapi jika hanya menutupi rambut saja itu kurang. Aurat wanita itu seluruh badan, kecuali telapak tangan dan wajah.

"Ka! Ka!"

Sakha menghentikan langkahnya, lalu membalikkan tubuhnya. Ternyata Naysa menghampirinya lagi sambil tersenyum ke arahnya.

Away to GuardWhere stories live. Discover now