06. Move On

600 290 59
                                    

Hai kamu, sudahkah senyum hari ini? Senyum dulu bentar baru baca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai kamu, sudahkah senyum hari ini? Senyum dulu bentar baru baca. Love sekebon buat kamuu🤩

🌞🌞🌞

Setelah shalat subuh Sakha langsung menemui ustadz Rahmat kembali, ia ingin memberitahukan tentang permasalahannya kemarin di Sekolah dan soal hubungannya yang putus dari Aruna. Sakha beranjak dari duduknya, ia memperhatikan ustadz Rahmat yang telah menyelesaikan kegiatan mengajinya.

"Pak ustadz!" sapa Sakha dengan suara pelan.

"Eh, Sakha? gimana gimana?" tanyanya penasaran.

Sakha memasang raut wajah sedih.

"Sakha udah putus dari Aruna, tapi Sakha difitnah sama Aruna katanya Sakha mutusin duluan padahal Sakha belum bilang apa-apa. Dia ngadu sama mantannya dan berakhir berantem sama si Randi itu! terus dapet SP dari kepsek!" sahutnya menceritakannya.

Ustadz Rahmat hanya tersenyum mendengar cerita Sakha yang serumit itu.

"Kok, Pak ustadz malah senyum sih?" tanya Sakha.

Ustadz Rahmat menghela nafasnya, "Itu tuh akibatnya kalau kamu gak dengerin apa kata orang tua kamu! jadi makin rumit, kan?"

Sakha berdecak pelan, "Iya sih! tapi sekarang Sakha ngerasa gak ada semangat gitu karena gak ada yang spesial lagi,"

Ustadz Rahmat hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Sakha.

"Hidup tanpa iman itu capek, apalagi sebagai anak muda karena kehilangan iman, berarti kehilangan Allah hidup seberat ini tanpa mengikutsertakan Allah adalah seni menyiksa diri!" sahut ustadz Rahmat memberikan kata-kata bijak padanya.

Sakha hanya mengangguk mengerti dengan ucapannya.

"Yaudah kalau gitu pokoknya gue harus move on! jangan sampai kehilangan Allah, lagian Aruna tega juga fitnah sembarangan kaya gitu bener kata cewek itu manusia akan selalu buat patah hati!" gumam Sakha tapi ucapannya terdengar jelas oleh ustadz Rahmat.

"Nah baguss! tapi siapa cewek itu? ekhem!" ustadz Rahmat malah menggodanya.

"Dia cuma temen, gak penting lah!" Sakha tak ingin membahas.

"Yaudah, kamu terus Istiqomah ya, inget jangan pacaran-pacaran lagi, oke?"

Sakha mengangguk pelan sambil tersenyum tipis. "Makasih, Pak!"

...

Saat pulang ke rumah Sakha terkejut ketika Adam langsung menghampirinya dengan raut wajah marah. Di belakang Aisya langsung menyusulnya dengan perasaan khawatir. Sakha menatap bergantian ke arah Abi dan uminya. Lalu sedetik kemudian telinga Sakha tiba-tiba ditarik oleh abinya.

"Sakha kenapa bisa-bisanya kamu dapet SP di Sekolah, huh? kenapa berantem? mau jadi preman kamu? ke Sekolah itu harusnya belajar, jangan pacar-pacaran. Semuanya kan jadi runyam," decak Adam meluapkan emosinya.

Away to GuardWhere stories live. Discover now