24. Terima kasih orang baik

358 167 30
                                    

Assalamualaikum!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Assalamualaikum!

Dua tiga readers setia, empat lima terima kasih❤️

Bismillah, langsung bacaa!

🌞🌞🌞

“Akhirnya, Alhamdulillah..” gumamnya sambil mengucek-ngucek matanya yang sudah memerah.

Sakha memasukkan buku pelajaran untuk hari esok ke dalam tasnya dengan rapi dan meletakkan kembali buku pelajaran yang hari tadi ke dalam rak buku. Saat ia mulai mengambil buku demi buku, sebuah potongan kertas yang banyak membuat keningnya mengerut heran.

“Astaghfirullah lupa lagi. Ini kan kertas yang mau gue sambung! Duh, mana udah sepet gini. Tapi pokoknya gue harus bisa selesaikan sekarang. Semangat Sakha!” monolognya.

Sakha yang tadinya berniat ingin bermimpi indah, terpaksa harus dibatalkan karena ada satu tugas lagi yang membuatnya ingin menyelesaikannya sampai tuntas.

Pukul 00.15, Sakha baru mengistirahatkan tubuhnya ke kasur. Sebelum tidur ia membaca ayat kursi, Al-Ikhlas, al-falaq dan An-Nas. Setelah ditiup tangannya lalu ia mengusapkannya ke seluruh tubuh. Itulah yang dilakukan Rasulullah sebelum tidur. Alangkah baiknya kita sebagai umatnya untuk mengamalkan sunnahnya.

...

Pagi ini matahari memancarkan sinarnya dengan cerah hingga membuat suasana hati orang-orang menjadi ceria. Tapi berbeda dengan seorang pria yang sedang membaringkan tubuhnya di atas tiga bangku yang ia sejajarkan terlihat begitu suntuk. Matanya terpejam lama setelah ia tiba di kelas, tanpa peduli memikirkan apapun.

Niatnya ia hanya ingin tertidur lima menit saja untuk mengusir rasa kantuknya. Kegiatan kerajinannya semalam, ya bisa dibilang kerajinan karena kerjaannya menempel kertas dan menyambungkan kalimat seperti anak TK. Tapi percayalah ia melakukannya hanya ingin menebus kesalahannya saja pada gadis itu. Dan hasil dari kerjaannya semalam sudah ia taruh di bangku Dafiya.

Tentang bagaimana reaksinya, Sakha tak peduli ia hanya bisa pasrah saja. Mungkin hasilnya terlihat seperti sampah, mungkin gadis itu juga tak menyukainya. Sudahlah, memikirkannya saja membuat Sakha jengkel. Tangannya ini bukan tangan seni. Jadi wajar saja, sambungan itu terlihat kurang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah, tuturnya saat semalam.

Beberapa menit kemudian Dafiya datang masuk ke kelasnya. Ia berjalan menuju tempat duduknya namun saat ia hendak duduk sebuah buku yang tak asing baginya membuat bola mata gadis itu membesar. Perlahan tangannya terangkat untuk mengambil buku tersebut. Ini jelas buku diarynya yang dirobek-robek oleh geng tidak jelas itu. Tapi bagaimana bisa kertas ini bisa tersambung kembali? Dafiya menelisik ke sekeliling kelasnya dengan rasa heran. Senyumannya mulai mengembang, ternyata jika disambung kembali tampilannya terlihat aesthetic dan indah dilihat. Tapi siapa orang dibalik ini semua? Pasti untuk menyambungkannya memerlukan waktu yang tidak sedikit dan perlu kesabaran yang ekstra. Siapapun orangnya, Dafiya hanya mendoakannya yang terbaik.

Away to GuardWhere stories live. Discover now