18. Kecelakaan dan Reflek

437 211 25
                                    

Assalamualaikum,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Assalamualaikum,

Halo guys! Siap baca part ini?

Gimana kabar kalian? Maaf ya tanya kabar terus. Gimana pun kabar kalian semoga Allah senantiasa melindungi kamu ya.

Kuy baca!!

🌞🌞🌞

Keesokan paginya benar saja yang ditakutkan. Ana bangun terlambat. Ia panik sendiri. Ia langsung segera bersiap mandi memakai seragamnya lalu pergi ke ruang makan.

Di meja makan Dafiya hanya menatap Ana dengan penuh kesabaran. Ini sudah jam setengah tujuh lebih, perjalanan sampai sekolah Ana itu membutuhkan waktu sekitar lima belas menit. Sedangkan Dafiya mungkin membutuhkan kurang lebih setengah jam untuk sampai ke Sekolah SMA nya. Itupun kalau tidak macet perjalanan.

"Aduh, ayo kak anterin!" pintanya.

"Ana ana kamu kenapa susah sih bangunnya? Tuh jadi telat, kakak kamu juga sama!" Dhena tak habis pikir dengan anak tirinya itu.

"Aduh iya Bun! Maaf, ayo kak!"

Dafiya segera pergi setelah berpamitan dengan sang ibunda. Dhena mengembuskan nafasnya kasar melihat Dafiya yang hanya menurut saja disuruh Ana untuk mengantarnya ke Sekolah.

"Dafiya, maafkan bunda!" gumam Dhena.

Dafiya sedikit mengebut di perjalanan, hampir sedikit lagi sampai di SMP Ana. Gerbangnya hampir di tutup karena ini sudah pukul tujuh pas. Nafas Dafiya terpenggal-penggal, lelah. Ia baru pertama kali mengendarai sebuah motor dengan kecepatan tinggi.

"Kak bawa aja motornya ke Sekolah kakak, maafin aku! Aku harus cepet masuk," setelah turun dari motor Ana langsung pergi berlari kencang masuk ke gerbang itu. Untung saja dia tidak terlambat.

Entah mengapa Dafiya merasa sia-sia saja pagi ini. Lalu gadis itu membawa motor tersebut dengan kencang untuk sampai ke SMA-nya. Ia sudah pasrah pasti akan dihukum oleh guru yang bertugas.

Tiittttt

Dafiya tak sengaja membunyikan klakson di depan gerbang SMA-nya yang sudah ditutup rapat oleh satpam. Saat hampir mendekat seekor kucing tiba-tiba melewat begitu saja, bola mata Dafiya membulat sempurna ia langsung membelokkan motornya ke arah lain sehingga menabrak pohon dan terjatuh. Dafiya terluka, kedua tangannya banyak luka goresan kayu serta keningnya berdarah mengenai dahan pohon.

"Astaghfirullahal 'adzim! Ya Allah," Dafiya merasa sakit, ia meringis menahan luka itu.

Perlahan gadis itu beranjak berdiri dengan kepala yang pusing. Ia membenarkan motornya. Gawat, motornya ada goresan sedikit. Ana pasti marah. Pagi ini nasibnya sudah sial saja. Mungkin di balik ini pasti ada hikmahnya. Bahkan jarum yang tak sengaja tertusuk ke jari saja pasti ada hikmah dibaliknya. Mungkin kita tak sadar, tapi Allah maha mengetahui.

Away to GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang