13. Lagi-lagi Kamu

467 240 40
                                    

Semangat hari ini! Buat kalian terima kasih banyak sudah mampir 😊🥰

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Semangat hari ini! Buat kalian terima kasih banyak sudah mampir 😊🥰

🌞🌞🌞

Keisha melihat ke arah tas Dafiya, ia melihat ke sekeliling kelas tapi gadis itu tak ada. Ia mulai bingung karena Dafiya perginya terlalu lama. Ini hampir sore, bel pulang akan segera berbunyi.

Keisha mulai beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke luar kelas. Sekilas Keisha teringat dengan Sakha yang selalu mencari masalah dengan sahabatnya, kebetulan pria itu juga tak ada di kelas.

Baru saja Keisha pikirkan, Sakha baru saja datang masuk ke kelas. Dengan cepat Keisha langsung menghampirinya.

"Sakha! Lo nyari masalah lagi kan sama Dafiya?" tanya Keisha.

Sakha hanya mengerutkan keningnya.

"Suudzon lo," sahutnya.

"Terus Dafiya mana? Dari tadi dia gak balik ke kelas," ucapnya panik.

"Mungkin dia ke toilet, gak usah lebay!" tuturnya.

Keisha berdecak, "Nggak ih, bantu gue cari!"

Sakha menggeleng, "Gue banyak urusan,"

Keisha menghela nafasnya pelan, "Gak usah sok sibuk, ayo cari!"

Sakha berdecak. Lalu pria itu terpaksa harus mencarinya.

Semua kelas Keisha datangi mencari keberadaannya tapi masih tak ada. Sedangkan Sakha mencari ke lapangan, rooftop dan taman masih tak ada juga.

"Kenapa gue malah nyari dia sih? Mending gue balik," Sakha langsung beranjak pergi hendak ke kelasnya kembali masa bodo dengan Keisha dan Dafiya yang entah kemana perginya yang jelas itu bukan urusannya.

Saat Sakha berada di lorong, ia mendengar suara ketukan pintu yang terus menerus dari arah gudang sehingga membuat langkahnya terhenti.

"Suara apa tuh dari gudang?"

Lalu Sakha mendekati ke arah gudang. Ia mendekatkan telinganya ke pintu itu.

"Tolong!"

Ia jelas mendengar suara seorang gadis.

Sakha langsung mengetuk pintu tersebut, mencoba membukanya tapi sulit.

"Eh ada orang?" tanya Sakha.

"Iya, ada! Bukain," pintanya.

"Awas lo minggir dulu, gue mau dobrak pintunya!" ucap Sakha lalu setelah beberapa detik pintu itu terbuka.

Dafiya terkejut sekaligus merasa bersyukur akhirnya ia bisa keluar dari sini. Apalagi ini sudah hampir maghrib.

Mata keduanya bertemu, sama-sama terkejut.

"Dafiya?"

Dafiya menelan salivanya.

"Makasih udah bukain pintunya, saya duluan!" lalu Dafiya segera melangkah pergi meninggalkannya.

Kemudian dengan cepat Sakha menyusulnya ke kelas. Ia juga ingin mengambil tasnya yang masih di sana.

Dafiya buru-buru membereskan peralatan tulisnya saat Sakha baru saja tiba ke kelas.

"Lo dari kapan di sana?" tanya Sakha. "Apa jangan-jangan waktu lo abis ngobrol sama si Zidan itu?"

"Iya, saya gak tahu pintunya macet!" sahutnya.

Sakha meliriknya, wajah gadis itu terlihat sedikit pucat.

"Sahabat lo tadi nyariin tuh, tapi kayanya dia udah pulang! Nyusahin aja lo," ucap Sakha.

"Maaf, ini emang salah saya. Maaf juga karena nyusahin," sahut Dafiya sambil menggendong tasnya.

Sakha meliriknya kembali.

"Saya duluan!" ucap Dafiya yang baru saja ingin pergi.

"Tunggu....nih!" sambil memberikan sebuah roti untuknya.

Dafiya mengerutkan keningnya, "Apa?"

"Nih pegang dulu!" ucapnya sambil menyodorkan roti yang dibungkus plastik tersebut.

Lalu Dafiya menerimanya dengan ragu.

"Tenang aja rotinya gak gue racunin," ucap Sakha.

"Maksud kamu apa kasih saya ini?" tanya Dafiya.

Sakha menghela nafasnya kasar, "Buat dimakan lah gimana sih? Emang lo gak laper hampir lima jam di sana?"

Dafiya menatap roti itu, "Tapi saya juga bisa beli sendiri,"

Sakha menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Yaudah lo buang aja!"

Lalu pria itu dengan cepat meninggalkan Dafiya yang masih bingung dengan sikapnya yang aneh ini.

Saat di perjalanan pulang Dafiya melamun, tatapan matanya kosong ia mengingat kejadian saat dirinya terkunci di dalam gudang tersebut. Ada saja musibah yang menimpa dirinya.

Sekali lagi Dafiya merasa bersyukur karena bisa bebas dari sana, ia pikir akan terjebak sampai malam ternyata Allah masih menolongnya lewat pria itu. Pria yang membencinya tanpa alasan, jujur Dafiya juga merasa aneh dengan sikapnya yang tiba-tiba baik padanya dengan memberikan roti ini.

"Pak! Nanti turun depan masjid ya," ucap Dafiya karena adzan Maghrib baru saja selesai.

"Iya, Neng!" sahutnya.

Dafiya langsung berjalan masuk ke masjid. Ia menaruh tasnya di sana, lalu pergi berwudhu dan setelah itu ikut sholat berjama'ah. Setelah salam selesai, gadis itu mulai menengadahkan tangannya berdoa memohon ampunan yang tiada habisnya atas dosa yang telah ia perbuat baik sengaja atau tidak. Tak lupa juga ia mendoakan kepada kedua orang tuanya, keluarganya dan para teman-temannya. Ia juga selalu berdo'a yang terbaik untuk Pak Tama agar bisa segera dibukakan pintu hidayah oleh Allah. Selain itu, ia tidak ingin terus berseteru dengan ayah tirinya itu.

"Aamiin," lirihnya.

Dafiya selesai melipat mukenanya. Dengan cepat gadis itu bersiap untuk pulang. Dafiya terduduk di tangga sambil memakai sepatunya dengan benar.

Tanpa sadar seorang pria yang berada di ujung sana juga melakukan hal yang sama, pria itu sedang memakai sepatunya.

Ternyata mereka berdua bertemu kembali, keduanya tiba-tiba saling menatap tanpa sengaja membuat gadis itu mengerutkan keningnya.

Dengan cepat Dafiya segera palingkan matanya ke arah lain dan mengabaikan Sakha yang masih menatapnya heran.

"Ngapain sih dia muncul terus," gumam Sakha. Ia segera beranjak berdiri lalu berjalan ke arah motornya.

Sakha mulai mengendarai motornya perlahan, ia melihat Dafiya yang sedang berjalan di depan menghalangi jalannya.

Suara klakson membuat Dafiya terkejut, sehingga dengan cepat gadis itu buru-buru bergerak ke pinggir. Sakha menatap gadis itu sekilas lalu memajukan kembali motornya.

Dafiya mendesis pelan, "Cowo nyebelin,"

🌎🌎🌎

Next, gak nih??

Buat kalian tolong dukung terus ceritaku yaa plis kalian berharga bangettt...

Wahh ternyata Sakha nolongin Dafiya lagii, bisa gitu ya padahal jelas jelas Sakha gak suka bangett sama Dafiyaa.

Away to GuardWo Geschichten leben. Entdecke jetzt