31. Godaan Iman

328 90 62
                                    

Assalamualaikum!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Assalamualaikum!

Halo? Kalian sehat? Jangan lupa bersyukur hari ini.

Karena kunci hidup bahagia itu ya kudu bersyukur. Kudu eta mah🙏

Mari, kita baca! Cuss. Bismillah guys!

🌞🌞🌞

Sakha menghela nafasnya pelan, "Saya sebenarnya khawatir sama kamu,"

Sesaat kemudian Sakha langsung tersadar dengan ucapannya yang tidak terkontrol tersebut, sehingga membuatnya menjadi gugup sendiri. Sedangkan ekspresi wajah Dafiya menjadi bingung.

Mata Sakha terpejam seraya menggelengkan kepalanya pelan, "Maksud saya, nanti bunda kamu khawatir," jelas Sakha. Baru ia bisa bernafas lega.

Jujur. Dafiya awalnya kaget dengan ungkapan Sakha sebelumnya tapi entah mengapa itu terdengar lucu bagi gadis itu. Ya, lucunya karena Sakha masih belum bisa mengontrol hatinya sehingga bicaranya tidak dijaga. Dafiya merasa wajar saja, mungkin Sakha masih dalam proses hijrahnya untuk menjadi sosok lelaki yang lebih baik lagi.

Mungkin pikir Dafiya, dulunya sikap Sakha itu terkenal friendly pada semua wanita. Mungkin saat ini, Sakha masih belum terbiasa dan belum bisa mengontrol hatinya sehingga menimbulkan ucapan yang tak disengaja. Namun Dafiya tak mempermasalahkannya, karena ia tahu Sakha sedang berada dalam proses hijrahnya.

Nyatanya, mau sepandai apapun lelaki dalam hal agama, jika dia friendly ke semua wanita. Maka tidak pantas lagi untuk di kagumi.

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang mereka perbuat." (QS. An Nur: 30)

Karena Sakha telah mempelajari ilmunya. Ia perlahan mulai memahaminya sekarang. Mau seberat apapun ujian keimanan yang akan dihadapinya mendatang, ia pasti akan melewatinya walaupun kesulitan menghadang, kita punya Allah, kan?

Itulah prinsip yang dipegang Sakha saat ini.

"Yaudah saya akan gantikan kamu saja jadi tutor matematika?" tawar Sakha.

"Huh? Siapa?" Gibran yang tak sengaja mendengarnya ikut nimbrung ke arah mereka. "Tutor matematika Sakha? Emang bisa?" tanya Gibran menatap Sakha remeh.

"Bisa In syaa Allah, buktinya satu tambah satu hasilnya dua. Bisa, kan? Orang lain yang gak tahu bisa aja jawabnya sebelas. Ya udah lah, tempatnya di perpus, kan? Wassalam," lalu tanpa menunggu persetujuan Dafiya, pria itu langsung pergi begitu saja setelah melontarkan humor recehnya.

Gibran menahan tawanya, "Mulai eror dia nih! Ketularan gue kali, ya? Siapa coba yang bakal jawab satu tambah satu sama dengan sebelas?" Gibran menggelengkan kepalanya.

Dafiya ikut menahan senyumnya, tingkah dua sahabat itu membuat Dafiya selalu terhibur.

"Oh iya Daf, si bismika kemana, ya?"

Away to GuardWhere stories live. Discover now