Bagian 42: Perjalanan ke Wilayah Hellenos

1.8K 189 60
                                    

Moira menggeser jendela kereta saat kereta kuda tengah melaju. Bibirnya melengkung indah saat melihat Hesper dengan kudanya berjalan beriringan dengan kereta.

Postur tubuh Hesper yang menunggangi kuda penuh dengan aura keanggunan dan ketegasan yang begitu kuat. Tangan Hesper mengepal saat mencengkram tali kekang kuda, sementara pandangannya menembus ke depan.

Angin musim semi kala itu menerpa, menerbangkan kelopak bunga kecil dan membawa kelopak itu hingga menyapu dan jatuh ke atas kepala Hesper.

Melihat itu, Moira tidak kuasa menahan kekehannya. Tidak pernah terbayangkan dalam kepalanya kalau Moira akan menyaksikan rambut hitam Hesper yang dikonotasikan dengan kegelapan itu terselip satu kelopak bunga cantik pada helai rambutnya.

"Kenapa?" Pertanyaan Hesper langsung membuat Moira menahan tawanya. Hesper menatapnya lurus, tetapi Hesper tidak tahu bahwa hal itu yang membuat Hesper semakin lucu di mata Moira.

Menggeleng kecil, Moira tersenyum lebar saat memberikan jawaban atas pertanyaan Hesper. Tentu Moira tidak ingin memberi tahu perihal yang membuatnya tertawa.

Kini sudah 2 Minggu berlalu setelah perkelahian Hesper dan Benjamin, dan semua baik-baik saja. Saat ini Moira dan Hesper juga tengah melakukan perjalanan ke Wilayah Hellenos untuk mengemban tugas dari Baginda Raja sekaligus mengunjungi makam orang tua Moira yang katanya Hesper searah.

Dan, sekarang juga sudah terhitung 1 Minggu Moira tidak mendapatkan kabar dari Benjamin. Padahal Moira menceritakan perihal kepergiannya kepada Benjamin, tetapi kabar yang terakhir Moira dapatkan adalah Benjamin akan menangani semuanya sendiri, lalu setelah itu Benjamin menghilang tanpa kabar.

Ketika nama Benjamin muncul dalam pikirannya, Moira tentu tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Entah kenapa Benjamin yang tiba-tiba menghilang membuat Moira khawatir.

Apakah semuanya baik-baik saja? Yang Mulia, dia bisa mencegah kecelakaan Nona Carris, kan? Tanya Moira dalam hati.

"Princess."

Moira mengalihkan perhatiannya saat Hesper memanggil dirinya. Didapatinya Hesper tengah menatap Moira lekat-lekat.

"Apakah kau sedang memikirkan sesuatu?"

Moira menggeleng ketika mendengar pertanyaan Hesper.

"Sungguh?"

"Eum!" Moira menjawab dengan anggukan mantap, membuat Hesper tersenyum kecil.

"Syukurlah," lontar Hesper. "Daddy pikir kau sedang memikirkan laki-laki lain saat bersama Daddy, Sayang."

Moira terdiam saat mendengar perkataan Hesper.

"Itu tidak benar, kan, Princess?" Tanya Hesper dengan senyumannya.

Moira mengangguk. "Ya, hanya Daddy yang ada di pikiran Moira."

Hesper tertawa kecil, "Tentu. Kau sudah berjanji bahwa Daddy yang akan menjadi satu-satunya untukmu, Princess."

Moira tersenyum saat melihat Hesper yang kini tengah tertawa. Hesper itu tampan, sangat tampan malah. Rambut hitam dan mata merah darahnya yang terkenal menakutkan seantero wilayah Megha nyatanya menimbulkan kesan misterius yang menggoda bagi Moira.

Biasanya Moira selalu melihat Hesper yang dingin dan tak tersentuh, tetapi sikap Hesper yang akhir-akhir ini mulai mengekspresikan dirinya membuat Moira selalu terpaku. Dan, mengagumi Hesper.

"Daddy sangat tampan ...," lontar Moira mengutarakan isi pikirannya. Pandangan Moira berfokus pada Hesper, lalu tersenyum sampai matanya ikut tersenyum, "... dengan bunga di kepala Daddy."

GUILTY PLEASURE: VILLAIN DADDY [END] ✓Where stories live. Discover now