Bagian 3: Pelepasan Diri - 18+

11.6K 374 16
                                    

Seperti yang diperintahkan Hesper, Moira kembali ke kamarnya, dia duduk terdiam dengan debaran jantung yang menggila, menanti Hesper datang dengan hukuman yang akan diberikannya.

Detik demi detik berlalu, pun sudah puluhan menit Moira menunggu, tetapi keberadaan Hesper sama sekali tidak ditemukan dalam jangkauan mata.

Daddy tidak datang lagi.

Moira meremas dada kirinya, merasakan degupan jantungnya yang bertalu kencang. Bibir mungil Moira kemudian terbuka, melantunkan desau desah napas.

Dadddy mungkin lupa-atau mungkin tidak peduli. Mungkin saat ini Daddy bersama gadis bangsawan itu, melewati malam panas bersama.

Pikiran itu membuat Moira teringat kembali pada kejadian beberapa waktu lalu. Sontak kedua pipi Moira terasa panas kala dirinya tanpa sengaja teringat betapa gagahnya tubuh bagian bawah milik Hesper.

Tak lupa juga dengan hantaman demi hantaman keras yang menampar kepemilikan sang gadis bangsawan. Gerakan itu begitu liar dan panas, dengan raungan desahan yang memenuhi ruangan.

Kilasan ingatan itu membakar sisi dalam tubuh Moira. Moira juga ingin tenggelam dalam kenikmatan seperti itu. Seperti apa, sedalam apa. Moira ingin mengetahuinya.

....

Debaran jantung Moira yang tadi menggila kini mulai kembali normal. Seiringan dengan perasaan lega yang menghampiri Moira, Moira juga dapat merasakan matanya yang mulai terasa memberat.

Pandangan Moira terus terfokus pada ujung jari-jemari yang kini lengket karena cairannya sendiri.

"Aku ..."

... harus membersihkan tubuhku.

Bisik Moira pada dirinya sendiri, tapi tenaganya entah hilang kemana. Moira tidak sanggup lagi menggerakan tubuhnya barang seinchi pun. Dan justru dalam hitungan detik, Moira kehilangan kesadarannya.

Moira tertidur dalam lelapnya.

Sementara itu, setelah Moira memejamkan matanya, suara derap langkah kaki menggema di ruangan pribadi milik Moira. Ujung sepatu hitam itu berhenti tepat di samping ranjang tempat Moira berbaring.

Sepasang mata semerah darah itu memperhatikan Moira yang tengah tertidur pulas dengan irama napas yang stabil. Tatapan dingin nan mencekam itu kemudian beralih ke arah tangan Moira yang tersampir tak berdaya di ujung ranjang.

Hesper -orang yang kini berada di ruangan Moira- kemudian bersimpuh dan melepaskan sarung tangan hitamnya. Telapak tangan Hesper yang sudah tidak terbalut apa-apa kemudian menyentuh tangan mungil Moira yang terlihat rapuh.

Pandangan Hesper lantas tertarik pada cairan yang menghiasi ujung jari-jemari Moira.

Milik Moira. Sesuatu yang berasal dari Moira.

Bagai magnet yang menarik dirinya, Hesper mendekatkan wajahnya, menciumi aroma yang dikuarkan Moira. Begitu harum dan pekat; seperti inilah aroma Moira.

Tergoda, Hesper kemudian mencoba merasakan bagaimana rasanya Moira dengan lidah miliknya.

Seakan zat adiksi, Hesper menyesap cairan itu sampai habis. Pandangan Hesper tak lepas dari raut yang ditampakkan Moira saat Hesper mencecap sela-sela jari tangannya.

Kening yang mengkerut dengan kedua alis yang hampir bertaut, sesekali lenguhan kecil keluar dari mulut Moira kala Hesper menggoda sela-sela jari Moira dengan lidahnya.

Setelah puas, kegiatan terakhir yang dilakukan Hesper ialah melayangkan kecupan pada ujung jari Moira.

Selamat tidur, Moira.

GUILTY PLEASURE: VILLAIN DADDY [END] ✓On viuen les histories. Descobreix ara