Bagian 38: Kembali dan Hukuman (4) - 18+

4.1K 225 34
                                    

Hesper mengetuk jari di atas pahanya kala detik demi detik terasa lamban baginya. Pandangannya beralih dan menemukan Moira baru tiba di mansion. Tatapan Hesper terus melekat ke arah Moira, sebelum akhirnya ia bangkit dan menghampiri Moira.

"Bagaimana pertemuanmu dengan Putera Mahkota hari ini, Sayang?"

"Daddy!" Seru Moira senang. Mengalungkan tangannya di lengan Hesper. "Itu membosankan."

Hesper terkekeh saat mendengar jawaban yang diberikan Moira.

"Bersama Daddy adalah yang terbaik. Moira sangat menyukai Daddy."

"Benarkah?"

"Hm." Moira berdeham senang. Menatap Hesper lekat-lekat sampai ia tidak menyadari ke mana Hesper membawanya pergi.

Begitu Moira tersadar, semua sudah terlambat.

Kedua mata Moira terbelalak saat melihat ruangan yang ada di hadapannya. Red Room. Spontan Moira mencengkram lengan pakaian Hesper. Bibirnya gemetar ketika melihat nuansa merah yang mengantarkannya pada ingatan buruk tentang hukumannya.

"Daddy ..." Moira mengangkat pandangannya ke arah Hesper yang tersenyum senang saat melihat ruangan di depan mereka.

"Iya, Sayang?"

Moira memaksakan senyum di bibirnya, "K-kenapa kita ke sini?"

Hesper menurunkan pandangannya, menatap Moira lekat. "Tentu saja untuk menghukummu."

Menghukum Moira? Untuk apa?

Apa Hesper diam-diam mengetahui rencana Moira dan Benjamin?

Melihat Moira yang terdiam, Hesper mengangkat tangannya, mengusap pucuk kepala Moira. "Kau bilang kau akan kembali ke mansion pukul 2 siang, tapi kau terlambat 15 menit dari waktu yang telah kita tetapkan, Princess. Kau tidak tahu 'kan betapa menderitanya Daddy saat menunggumu?"

"Sebagai anak yang baik, seharusnya kau tidak melakukan itu, Sayang. Jadi, atas kenakalanmu hari ini, Daddy akan menghukummu."

"Tidak ..." Moira otomatis melepaskan tangan Hesper dari genggamannya, bermaksud kabur, tetapi Hesper sudah lebih dulu memeluk perut Moira.

"Memang Daddy memberikan pilihan untukmu? Sekarang kau harus terima hukumanmu, Princess," ujar Hesper sembari memapah Moira masuk ke dalam ruangan Red Room.

.

.

.

"Daddy ..." Moira kepayahan saat memasukkan kejantanan Hesper ke dalam dirinya. Peluh keringat sudah membasahi wajahnya. Giginya bergemeletuk kala kejantanan Hesper lagi-lagi berusaha menembus tubuhnya.

"Dad, hah ... Moira tidak bisa." Rintih Moira dengan ekspresi memelas, berharap belas kasihan dari Hesper. Tapi, Hesper? Siapapun tahu betapa kejamnya ia.

Melihat Moira kepayahan adalah hiburan baginya. Ekspresi menggemaskan yang ditampakkan Moira adalah hal yang tidak akan dilewatkan oleh Hesper. Merekamnya dalam ingatan adalah suatu keharusan.

"Hah, Daddy ..." Rintih Moira saat kejantanan Hesper telah masuk seluruhnya ke dalam tubuhnya.

Hesper terkekeh kecil, satu tangannya merengkuh pinggul Moira selagi ibu jarinya mengusap pinggul Moira. "Sekarang bergeraklah, Sayang."

"Dad, hah, Moira tidak bisa, tidak bisa lagi. Hentikan." Moira rasanya ingin menyerah, kewanitaannya hampir kebas karena permainan gila Hesper, bahkan sekarang, ketika dipenuhi kejantanan Hesper di dalamnya.

GUILTY PLEASURE: VILLAIN DADDY [END] ✓Where stories live. Discover now