Bagian 34: Pesta Debutante (2)

2.4K 191 28
                                    

Hesper berpangku dada saat memperhatikan bagaimana Benjamin merengkuh pinggang Moira. Lekat-lekat memperhatikan keduanya. Ketika semua orang memandang kagum, hanya Hesper yang suram-atau mungkin dia salah.

Hesper melihat ke arah jam Sembilan dan menemukan seorang perempuan bersurai ungu gelap ada di sana. Penampilannya begitu anggun dengan gaun birunya. Adora Carris. Sama seperti Hesper, Adora tidak bisa melepaskan pandangannya dari Benjamin dan Moira. Bukan dengan tatapan kekaguman, melainkan hanya kesedihan yang ada pada kedua netra gadis itu.

Ketika iringan lagu berhenti, Hesper segera mendekati keduanya.

"Permisi, Yang Mulia Putera Mahkota. Bolehkah saya menerima sedikit kebaikan hati Anda untuk memberikan kesempatan kepada saya berdansa dengan Moira?"

"Baiklah. Lakukan."

"Terima kasih, Yang Mulia." Setelah mendapatkan persetujuan Benjamin, Hesper memusatkan perhatiannya pada Moira. "Sekarang mari kita berdansa, Moira."

Moira menerima uluran tangan Hesper dan berdansa dengan Hesper. Menahan napasnya kala aroma maskulin Hesper menggelitiki hidungnya. Moira sangat menyukai aroma woody yang menguar dari tubuh Hesper ketika jarak di tubuh mereka habis tak bersisa.

Rengkuhan Hesper pada pinggang Moira membuat jantung Moira meronta-ronta. Berbeda dengan Benjamin, berdansa bersama Hesper membuat Moira kelabakan setiap detik. Tidak berani untuk mengangkat matanya, bertemu pandang dengan Hesper.

"Apa kau menyukainya, Moira?" bisik Hesper ketika kaki mereka bergerak mengikuti iringan lagu.

"Hm?"

Hesper memutar tubuh Moira dan menangkapnya kembali-lalu memeluknya sedikit erat, "Aku dan dia, kau lebih suka berdansa dengan siapa?"

Saat mendengar pertanyaan Hesper, rasanya ribuan kupu-kupu berhamburan di perut Moira. Moira tidak bodoh untuk tidak mengerti maksud Hesper saat ini, terlebih setelah pengakuan mereka tempo lalu. Moira tentu tahu jawaban apa yang diinginkan Hesper.

"Tentu saja Daddy," jawab Moira mantap sembari menggenggam erat tangan Hesper. Penuh percaya diri menatap mata Hesper.

"Daddy adalah orang yang paling Moira sukai di dunia ini. Tidak ada orang lain, selain Daddy."

Sontak kedua sudut bibir Hesper terangkat, melengkung begitu indah, seperti jawaban Moira adalah hal-hal yang ditunggunya. Mendapati pemandangan itu, Moira hanya membalas senyuman Hesper.

"Kita akan selalu bersama, Daddy." Tambah Moira.

"Selalu," Hesper mengamini perkataan Moira. "Tidak ada seorang pun yang bisa memisahkan kita."

Setelahnya, iringan lagu kedua terhenti, Moira melepaskan dirinya dari genggaman tangan Hesper, "Daddy, sebelum Putera Mahkota kembali, Moira ingin bergabung lebih dulu dengan para Nona Bangsawan. Daddy tidak keberatan, kan?"

"Tentu, lakukan apa yang kau inginkan, Moira."

"Kalau begitu, Moira permisi." Moira menyingkirkan dirinya dari hadapan Hesper, bergabung dengan para gadis bangsawan yang berada di meja jamuan.

Hesper terus memperhatikan sampai Moira berbincang dengan salah satu gadis bangsawan yang ada di sana. Perhatian Hesper lantas teralihkan ke salah satu sudut lorong yang tak terjamah di dalam ballroom. Teringat beberapa menit lalu Benjamin pergi ke sana.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Hesper bergontai, mengikuti jejak kaki Benjamin. Para bangsawan yang disibukkan dengan agenda pesta tentu tidak menyadari hilangnya sang Putera Mahkota di dalam ruangan. Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing.

Ketika melewati lorong, suara hiruk-pikuk para bangsawan mulai senyap. Hesper menyusuri setiap jalan sampai berhenti di ruang peristirahatan khusus tamu undangan. Dari celah pintu yang terbuka, Hesper menemukan Benjamin ada di sana bersama dengan Adora. Mereka beragumen satu sama lain.

"Saya tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi, Yang Mulia! Anda adalah tunangan Nona Archerion saat ini!"

"Adora ..." Benjamin menahan bahu Adora, "Kau tahu seberapa besar cintanya aku kepadamu, bukan? Aku akan mempertahankanmu di sisiku, apapun yang terjadi."

Adora terdiam, menatap Benjamin tak percaya. "... Yang Mulia."

"Kalau kau mengkhawatirkan Moira, kau tenang saja. Apapun yang terjadi, tanamkan dalam pikiranmu bahwa pernikahan aku dan Moira terjadi hanya karena perjodohan. Tidak ada cinta di antara aku dan Moira. Aku bahkan bisa menceraikan Moira dalam waktu satu tahun-dua tahun pernikahan."

"Aku berjanji kepadamu kalau kita akan bersatu kembali, Adora. Kau hanya perlu menungguku sampai saat itu tiba. Kau tahu bukan? Kau satu-satunya wanita yang aku cintai di dunia ini."

Mendengar bisikan cinta Benjamin kepada Adora, Hesper merasa muak dan memutuskan untuk menyingkir dari sana. Mati-matian dirinya menahan perasaan kesal yang mendidih dalam kepala. Menahan niatan untuk merangsek masuk ke dalam ruangan itu dan menghajar Benjamin habis-habisan atas perkataannya terhadap Moira.

Tuk, langkah Hesper terhenti saat menemukan Thalia berdiri di hadapannya. Terpaksa Hesper sedikit membungkukkan tubuhnya dan memberi salam kepada Thalia.

"Saya memberi salam kepada Ibu dari Kerajaan Megha, Yang Mulia Ibunda Ratu Thalia. Semoga Dewi Annora selalu memberkati Anda, Yang Mulia."

"Angkat kepalamu, Duke Archerion."

Hesper menuruti keinginan Thalia, seketika Thalia tersenyum miring saat melihat penampilan Hesper. Sama sekali tidak ada yang berubah dari Duke Archerion itu.

Segera Thalia melangkahkan kakinya menuju ke arah Hesper.

"Lupakan." Ujar Thalia dingin. Matanya melirik ke arah Hesper yang masih mematung di tempat. "Apapun yang kau dengar dari dalam sana, lupakan semuanya. Anggap kau tidak pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, Hesper."

Jakun Hesper sedikit naik-turun, membasahi kerongkongannya yang kini kering. "Baik, dimengerti, Yang Mulia."

"Sekarang menyingkirlah."

"Baik, Yang Mulia."

Derap langkah Hesper lantas terdengar menggema dalam penjuru lorong. Seperti perintah Thallia, Hesper tidak pernah menganggap apa yang terjadi di dalam sana benar-benar ada. Matanya memandang lurus ke depan.

Kini Hesper sudah kembali ke dalam ballroom dan mencari keberadaan Moira. Namun, Moira sudah tidak lagi di meja jamuan. Perhatian Hesper lantas menyusur dan beralih ke arah balkon yang belum terjamah. Hesper mendapati dua pengawal istana di masing-masing sisi pintu yang menghubungkan balkon.

"Permisi, Duke---"

Hesper mengangkat pandangannya, "Kalian ingin menghentikanku?"

Seketika para pengawal menjadi pucat pasi. "Bukan---"

"Sekarang buka."

Mau-tidak mau para pengawal itu membuka pintu kaca yang menjadi penghubung antara ballroom dengan balkon istana utama.

Dan, di sana Hesper menemukan Moira berdiri memunggunginya.

***

GUILTY PLEASURE: VILLAIN DADDY [END] ✓Where stories live. Discover now