Bagian 25: Kenyataan Yang Sebenarnya (2)

2.8K 228 15
                                    

"Ayyara?" Benjamin menoleh ke arah Moira yang berdiri di sebelahnya. Saat ini mereka tengah berada di perpustakaan Istana Utama, sedang mencari beberapa kemungkinan alasan Hesper melakukan pemberontakan.

Setelah berbincang panjang, Benjamin dan Moira dapat menarik satu garis lurus; Hesper adalah seorang loyalis Istana. Hesper selalu mengikuti perintah Raja, bahkan tidak segan menyerahkan nyawanya hanya untuk Wilayah Kerajaan Megha.

Bahkan, Hesper juga jarang sekali tergabung dalam fraksi politik, baik dalam fraksi politik bangsawan ataupun Istana. Hesper benar-benar mengabdikan dirinya kepada Kerajaan Megha. Melihat itu, rasanya tidak mungkin Hesper membuat kegaduhan secara politik ataupun melakukan pemberontakan di masa depan.

Keduanya lantas sama-sama buntu. Berusaha mencari alasan lain yang sekiranya tepat sampai akhirnya Moira menyebutkan satu nama yang membuat Benjamin mengangkat sebelah alisnya. Ayyara. Tentulah Benjamin merasa tidak asing dengan si empunya nama itu. Hanya saja sudah sedikit sekali orang yang di wilayah kerajaan yang menyinggung tentang Ayyara.

"Darimana kau tahu nama itu, Nona Archerion?"

"Anda ingat bukan cerita tentang mimpi-mimpi Saya, Yang Mulia?" Moira mengingatkan tentang perkataannya tempo lalu.

"Ayyara ..., perempuan itu sempat muncul di mimpi Saya." Lanjut Moira, kemudian menggigit bagian dalam bibirnya. Instingnya mengatakan tidak seharusnya ia menceritakan kepada Benjamin tentang mimpi aneh yang dialaminya selama demam, tetapi Moira rasa semuanya berkaitan satu dengan yang lain.

"Saya rasa Ayyara ada sangkut pautnya dengan pemberontakan yang akan dilakukan oleh Duke Archerion, Yang Mulia. Firasat saya mengatakan ..., mungkin saja Ayyara adalah kunci dari segalanya."

Benjamin menghela napasnya, kemudian menaruh buku yang ada di tangannya kembali ke dalam rak, "Mungkin saja."

"Kalau begitu, bukankah lebih baik kita menemui Ayyara dan mengajaknya berbicara?" Usul Moira sesaat, setelah berhasil mendapatkan pencerahan. "Siapa tahu dengan kehadiran Ayyara, Duke Archerion akan memikirkan ulang rencana pemberontakannya."

"Aku sangat ingin melakukannya, tetapi jejak Yang Mulia Puteri Ayyara sudah tidak diketahui lebih dari 20 tahun lalu. Tidak ada satu pun orang yang mengetahui kemana perginya Yang Mulia Puteri Ayyara, bahkan Kekaisaran Hellenos pun tidak bisa menemukan Yang Mulia Puteri Ayyara di mana pun. Yang Mulia Puteri Ayyara seperti menghilang tanpa jejak. Karenanya, banyak sekali spekulasi yang timbul atas kepergiannya."

"Y-Yang Mulia Puteri Ayyara ...?" Moira terkejut saat mendengar sebutan yang disematkan Benjamin kepada Ayyara. Bukankah berarti Ayyara juga adalah keturunan Kerajaan?

Benjamin melirik, "Kau sama sekali tidak tahu? Yang Mulia Puteri Ayyara adalah satu-satunya keturunan terakhir yang dimiliki Kekaisaran Hellenos. Ayyara Hellenos."

Jantung Moira berdebar saat mendengar perkataan Benjamin. Tidak hanya Kerajaan, tetapi juga Kekaisaran. Dan, Hellenos? Sepertinya Moira merasa tidak asing dengan nama itu. Seperti ia pernah mendengarnya secara langsung.

"23 tahun yang lalu, tiba-tiba saja Kekaisaran Hellenos mengumumkan hilangnya Yang Mulia Puteri Ayyara ke seantero Kekaisaran. Yang Mulia Puteri Ayyara adalah satu-satunya Puteri Mahkota Kekaisaran yang akan mewarisi takhta." Benjamin mulai bercerita.

"Kala itu, karena terbatasnya usia, Baginda Kaisar yang memerintahkan Kekaisaran Hellenos mulai sakit-sakitan dan kabar sakitnya tersiar kemana-mana, tetapi Yang Mulia Puteri Ayyara tidak pernah kembali, bahkan setelah kepergian Baginda Kaisar dari muka bumi ini."

"Sepeninggal Baginda Kaisar, tidak ada satu pun orang yang bisa menggantikan Baginda Kaisar. Karena dipercaya Wilayah Hellenos adalah rumah bagi Sang Dewi Annora. Hanya keturunan Hellenos asli yang bisa memimpin kekaisaran."

GUILTY PLEASURE: VILLAIN DADDY [END] ✓Where stories live. Discover now