36

3.9K 214 3
                                    

Selamat membaca 😘



Arsel dengan telaten nyuapin ayangnya. Semalem udah ketemu calon mertua dan langsung akrab aja. Tapi satu hal yang buat Arsel kepikiran. Mamanya Gallen tuh akrab banget sama Devin. Arsel penasaran ada apa diantara mereka. Maksudnya tuh, apa Devin pernah jadi seseorang yang spesial buat Gallen?

Gallen yang peka liat ayangnya banyak pikiran terus nempuk pelan pipi chubby Arsel. Membuat si empu tersentak. "Kenapa?" tanya Gallen sambil mengusap pipi Arsel.

"Apa?"

"Kalo ditanya itu jangan balik nanya" Gallen gemas dan langsung mencubit pipi Arsel.

Arsel mengerucutkan bibirnya. Dia menepis tangan Gallen. "Apa sih!"

Kedua tangan Gallen terangkat memegang pundak Arsel. Meski tangannya masih sedikit sakit tapi iya menahannya. "Kamu keliatan banyak pikiran, ada masalah di sekolah?"

Arsel menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa?" tanya Gallen lagi.

Arsel menunduk. Dia ingin sekali mengatakannya tapi malu. Ada sedikit rasa takut juga sama jawaban yang bakal Gallen kasih. Tapi kalo gak bertanya Arsel bakal kepikiran terus.

"Em..."

"Kenapa Sayang?"

"Kamu sama Kak Devin pernah pacaran?"

Gallen kaget dengan pertanyaan Arsel. Namun, sedetik kemudian dia tertawa keras karenanya.

"Astaga Sayang, maaf! Maafin aku gak ceritain ini" Gallen masih tertawa.

Muka Arsel merah banget. Sebenernya dia tuh gengsi mau nanya. Udah ngeberaniin nanya malah diketawain. Arsel kesel. Dia memukul lengan Gallen keras sampai suara tawa itu berubah jadi ringisan menahan sakit.

"Sayang, sakit"

"Habisnya diketawain!!"

"Iya, gak lagi

Sini aku ceritain" Gallen menepuk-nepuk ranjang di sebelahnya yang sedikit kosong mengkode Arsel agar duduk disana.

Arsel pun meletakkan mangkuk berisi bubur ke atas meja nakas di samping ranjang. Lalu perlahan dia naik dan duduk di samping Gallen.

"Apa?"

"Aku sama Devin itu....pernah..."

Deg

Deg

Deg

Jantung Arsel dag dig dug gak karuan. Dia bener-bener takut sama jawaban Gallen. Takut sakit. Ngeliat keduanya deket aja bikin Arsel cemburu, over thinking dan hampir negatif thinking.

"Aku sama Devin..."

Arsel diam.

"Kita berdua..."

Arsel penasaran.

"Kita..."

Arsel gak sabar. "Kalian apa?! Jangan slowmo gitu kalo ngomong!!" Akhirnya Arsel ngamuk. Tapi itu malah membuat Gallen tertawa.

"Ihhh nyebeliin banget!!"

"Oke-oke kali ini serius"

"Cepetan!"

Gallen berhenti tertawa dan mengontrol napasnya. "Aku sama Devin itu sodara ipar, kan aku pacar kamu, jadi Devin kakak ipar aku lah"

Arsel ngeblush. Dan makin diketawain sama Gallen.

"Yang serius!!"

"Iya, itu udah serius. Kalo dulu aku harusnya jadi kakak ipar Devin"

"Maksudnya?"

"Aku punya adek namanya Allan, dia pacaran sama Devin" jelas Gallen.

"Adik Allen Sub?"

Gallen terkekeh. "Gak dong, adek aku Dominan"

Arsel menganga mendapat fakta ini. Seumur hidup dia baru tau kalo kakaknya-Devin itu submisif. Yang Arsel pikir selama ini tuh Devin Dominan karna auranya kuat banget bagi Arsel. Tapi ternyata...

Ah ya sudahlah, memang Arsel berhak mengomentari? Ya enggak lah. Dia aja juga submisif kok.









See you next chapter 😘

ARSEGAL [BL]Where stories live. Discover now